Camping

35K 329 28
                                    

Lala, baru saja memasuki jenjang SMK, dia tamat beberapa bulan yang lalu dan mendaftar di SMK favoritnya, berhasil lolos dan sekarang ia tengah mengikuti MOS.

MOS dilakukan selama beberapa hari, mereka semua melakukan dengan senang hati karena para senior berperilaku baik, tapi tidak semua senior sih, karena sebagian juga ada yang mengerjai mereka, seperti Lala yang dimintai tanda tangan kepada ketua OSIS dingin di sekolah ini, dan kalau tidak mendapati tanda tangan itu, siap-siap saja Lala dipermalukan.

Lala tidak mau berakhir seperti itu, dengan tekad kuat namun sedikit takut, ia bergerak mantap mendekati sosok ketua OSIS yang tengah duduk dibawah pohon, sambil memainkan gitar dan menyanyi pelan.

Langkahnya semakin cepat, namun perlahan melambat setelah mendengar suara lembut dari ketua OSIS tersebut, langkah kakinya terhenti beberapa jarak didekat ketua osis, kertas yang ada di kedua pegangan serta pena, didekap ke dada dan matanya terpejam perlahan.

Berdua denganmu..
Pasti lebih baik..
Aku yakin itu~

Hanya sampai situ, tiba-tiba ketua OSIS menghentikan petikan gitarnya, membuka mata dan memeluk gitar sembari menyandarkan punggung ke pohon.

Netranya bergerak perlahan melihat situasi dan netra tajamnya seperti serigala akhirnya menangkap sosok Lala yang masih diam memejamkan mata dengan senyuman tipis.

"Ekhem." Dehemnya pelan namun penuh tekanan, membuat Lala tersentak kecil dan membuka mata, ia seketika malu karena ketahuan menikmati suara merdu dari ketua OSIS, menggigit bibir bawah dan menurunkan kedua tangan yang ada di dada lalu bergerak ragu menghampiri.

Ketua OSIS itu tidak mengalihkan pandangannya sama sekali sehingga membuat langkah demi langkah Lala merasa berat dan seolah tengah mengantarkan nyawa kepada serigala yang kelaparan.

Setibanya di dekat ketua OSIS, kedua tangannya terulur kedepan dengan kepala tertunduk, takut menatap lama mata tajam serigala tersebut.

"A-aku Lala, murid baru tahun ajaran ini, tanpa mengurangi kesopanan, Lala meminta tanda tangan kakak." Ucapnya dengan suara gugup dan bergetar, bahkan kedua tangannya turut bergetar.

Ketua OSIS masih mempertahankan tatapan tajam dan datarnya, ia mengalihkan pandangan ke depan dan berdiri, membuat Lala mundur dengan sendirinya dengan kepala masih tertunduk serta kedua tangan terulur kedepan.

Ketua OSIS mengangkat tangan kanannya, membuat jantung Lala berdetak kencang karena degdegan.

Dia mengira tangan itu meraih kertas yang ada di kedua tangannya, namun perkiraan Lala salah karena tubuhnya malah terdorong kesamping dan derap langkah kaki serta wangi vanila terendus melewatinya.

Ketua OSIS mengabaikan dirinya, Lala sontak mendongak dengan mata melotot dan berbalik memandang punggung ketua OSIS.

Dia tidak mau dipermalukan, dengan begitu berlari kecil mengejar ketua OSIS, hanya beberapa jarak lagi, tangannya kirinya bahkan terulur untuk meraih baju belakang ketua OSIS tersebut, namun..

Sret!

Sebuah tangan dengan warna kuning Langsat menangkap tangannya, Lala mendongak dan menelan ludah karena tangan tersebut dari wakil ketua OSIS yang menyeringai tipis, tidaklah sendirian karena dibelakangnya ada anggota OSIS serta salah satu murid yang baru saja dipermalukan, tengah dirangkul dan di mainkan rambutnya serta wajahnya.

Oneshoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang