Atasan pt2

15.6K 250 29
                                    

"Panggilkan Asisten saya." Perintah Wilona sembari menghadap kebelakang, memandang jalan raya di bawah sana yang penuh dengan kendaraan mobil ataupun motor, di tangan kanannya terdapat laporan keuangan, lalu dibelakangnya ada sosok pegawai laki-laki yang mengangguk tipis, sebelum izin keluar untuk memanggil asisten Wilona.

Pegawai itu keluar, ia langsung menuju keruangan asisten.

Setibanya disana ia melihat asisten itu yang  tengah memainkan hp, lebih tepatnya melihat sebuah foto bayi mungil di galeri.

"Ekhem." Berdehem pelan, membuat asisten terjengit kaget dan kelabakan menutup galeri, ia memutar kursi dan menelan ludah, mendapati pegawai laki-laki yang memergoki dirinya tengah memandang sebuah foto bayi.

"Kau dipanggil atasan." Asisten berdiri, ia merapikan sedikit bajunya yang kusut, memandang pegawai itu yang diam dengan tatapan intimidasinya.

Melihat itu, ia gugup dan takut, takut kalau pegawai itu mencurigainya.

Cukup beberapa menit di tatap seperti itu, akhirnya pegawai laki-laki itu mengalihkan pandangan dan bergerak meninggalkannya.

Dia menghela nafas lega dan menoleh ke pintu atasan, memasukkan hp lalu melangkah kesana, hanya tinggal beberapa jarak ia merentangkan tangan dan menarik kenop pintu kebawah.

Cklek!

Terbuka, Wilona segera menoleh kebelakang tanpa membalikkan tubuh, laporan yang berada di tangan kanan di letakkan ke meja dan dia melambaikan tangan untuk meminta asisten itu kemarin.

Dengan patuh ia mendekati Wilona, hingga berdiri disebelahnya dan Wilona menyunggingkan senyuman tipis, ia bergerak kebelakang asisten itu dan memeluknya dari belakang.

Asisten hanya diam sembari mendongak memandang tatapan hangat dari Wilona, membalas tipis senyuman dan menoleh kedepan, tangan kanannya turun membelai sepasang tangan yang melingkar di perut, sedangkan tangan kirinya menyentuh jendela besar dihadapannya.

"Aku merindukanmu." Wilona dan asisten tersebut merupakan sepasang kekasih, namun mereka melakukannya secara diam-diam, karena di kantor ini terdapat peraturan bahwa tidak ada yang boleh menjalin hubungan di kantor.

Namun karena rasa cinta yang tumbuh, Wilona melanggar peraturannya sendiri, ia mencintai asisten barunya ini yang sudah berada di pelukan.

Dan terdapat juga aturan untuk pegawai yang mau melamar kerja, yaitu.. belum menikah ataupun mempunyai anak.

Asisten tidak mencintai Wilona, ia hanya menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Asisten, hanya saja Wilona terus mengganggunya, baik secara langsung ataupun melalui hp, mengirimkan ribuan sticker yang sedikit..

Erotis.

Wilona membenamkan wajah di leher asisten, kepalanya sedikit miring ke kanan dan mendongak pelan merasakan usapan lembut dari hidung mancung Wilona di lehernya.

Tangan kanan beralih di genggam dan dielus punggungnya dengan jempol tangan, begitu pula dengan tangan kiri yang jarinya saling bertautan, kini Asisten terkurung di pelukan Wilona.

Berawal dari usapan, Wilona mulai menjilati setiap jengkal leher asisten, sudah sering terjadi dan asisten hanya diam menikmati jilatan tersebut.

Perlakuan yang sangat lembut, membuatnya tidak segan membalas Wilona, ia melepaskan tautan jari di tangan kiri, menghempas pelan tangan kanan lalu berbalik dan melingkarkan kedua tangan di leher.

Wilona tersenyum lebar disertai melingkarkan kedua tangan di pinggul asistennya.

Asisten membalas senyuman itu dengan belaian lembut di rahang dan tatapan seduktif, membuat Wilona meremang dan mengecup telapak tangan asisten di rahangnya, lalu menjilat pelan dan beralih ke lengan, terus naik hingga berhenti di bibir.

Oneshoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang