Watermelon

129K 823 43
                                    

Plak!

"Heung!" Dengan mulut dibungkam oleh sebuah apel, dan diikat dengan kain, ia berteriak kesakitan dan menitikkan air mata.

Plak!

Sekali lagi, bokongnya di tampar dari belakang, pantat yang menungging dan kedua tangan terikat di belakang tubuh, membuatnya tidak berdaya dan tidak bisa melawan.

Sosok gadis yang tengah menampar bokongnya dalam keadaan marah sekarang.

Plak!

"Heung! Hiks."

Sakit sekali bokongnya, bahkan sudah membengkak dan merah, sosok itu tidak memukulnya langsung dengan tangan, melainkan gagang pisau.

Sosok itu tadinya ingin membelah buah favoritnya, hanya saja disaat membuka kulkas dia tidak menemukannya, sosok itu langsung marah dan menghampiri dirinya.

Dan terjadilah sekarang, ia dibalas dengan tamparan di bokong.

Plak!

Tersentak dan meremat kuat kain yang mengikat kedua tangannya, kalau tau begini, dia tidak akan membuang buah kesukaan sosok tersebut.

Plak!

Sekali lagi dan kedua tangannya tiba-tiba ditarik kuat, sehingga ia bersimpuh lutut dan rambutnya langsung diremat kuat dan ditarik kencang, sehingga kepalanya mendongak kebelakang, memperlihatkan leher jenjang, putih dan mulus.

"Kau tau kalau aku sangat menyukai buah itu." Bisiknya dengan lirikan tajam dan gertakan gigi, membuat gadis itu menangis kencang.

"Kau buang atau memberikan ke orang lain?" Rematan di rambut kian kuat dan ditarik, gadis itu merasakan pusing dan perih di bokongnya.

"Jawab aku!"

Bagaimana mau menjawab, disaat mulutnya masih disumpal oleh sebuah apel bulat dan tertutup kain.

Kesal, sosok itu sungguh kesal sehingga ia melepas kasar surai sosok itu dan mendorongnya.

Kepala itu tertunduk lemas dan matanya mengerjap-ngerjap disaat rasa pusing itu kian menjadi.

"Sial." Sosok itu berdiri dan menendang kasar udara, dadanya naik turun karena nafas yang menderu kencang, matanya melotot marah dan giginya bergemelutuk geram.

Menoleh memandang gadis itu dan membalik kasar tubuhnya sehingga terhempas dan terbaring tidak berdaya diatas kasur.

Mata melotot itu berubah seketika, disaat melihat kedua mata bulat tersebut yang terus mengeluarkan air mata.

Namun mengingat buah kesukaannya dibuang, ia melotot lagi dan membuka kasar ikatan kain, sehingga apel langsung jatuh disertai air liur.

"Hiks.. hiks.." Dan isakan tangis itu terdengar jelas, bukannya merasa kasihan, ia malah menyeringai dan memasukkan gagang pisau kedalam mulut gadis itu.

"Hmphhh!" Melotot lebar disaat gagang pisau itu didorong lebih sehingga ia tersedak.

"Uhuk... Uhuk.." terbatuk-batuk disaat gagang pisau ditarik keluar, sosok itu memandang air liur digagang pisau dan menjulurkan lidah menjilatnya.

Gadis itu sangat takut dengan sosok tersebut, seperti psikopat yang siap membunuh mangsanya.

"Jadi... Kau harus dihukum kan?"

"Hiks, maafkan aku hiks.. aku janji tidak membuangnya lagi hiks.. maafkan aku." Sosok itu terkekeh dan berjongkok diatas tubuh gadis itu, kedua tangan di lutut dan wajahnya condong kedepan memperpendek jarak antar wajahnya dengan wajah gadis di bawahnya.

Oneshoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang