Semua ini berawal dari Dowoon yang tengah membeli Boba di stand kecil dekat kedai ayam gepreknya.
Dowoon menunggu sembari duduk anteng di kursi yang disediakan, ia menunduk karena bermain hp, namun tak lama rasa sakit di leher menghampiri, ia segera mendongak dan melihat ke kanan, memandang jalanan raya yang dilalui oleh mobil atau motor, atau pejalan kaki yang menyebrang.
Setelah itu menoleh ke kiri, memandang stand kecil dengan spanduk bertuliskan..
Es jeruk dan Boba Seju.
Dowoon tersenyum tipis membacanya dan melirik sosok gadis cantik di balik stand, sosok gadis cantik yang tengah sibuk meracik minumannya.
Dowoon sering membeli Boba disini, rasanya enak dan lebih penting harganya murah di kantong.
Yaitu cuman..
"Tujuh ribu kak." Tujuh ribu rupiah saja, kalian sudah bisa membawa pulang minuman anak jaman now.
Dowoon berdiri dari kursi ternyamannya, menerima minuman tersebut sembari memberikan uang.
"Waduh kak, gak ada duit pas?" Dowoon menggeleng kecil sembari meminum minumannya melalui pipet, Seju menggaruk telinga kanannya dan menoleh kesana kemari, ia tengah mencari seseorang terdekat untuk bisa menukar uang, pasalnya uang yang diberikan Dowoon lima puluh ribu rupiah, dan Seju cuman mempunyai uang dua belas ribu rupiah.
"Sini." Tangan kanan Dowoon terulur, Seju mengembalikan duit tersebut.
"Jangan diminum." Meletakkan minuman rasa tiramisu yang sudah tinggal setengah, Dowoon memberikan tatapan peringatan sebelum berbalik dan berlari menyebrangi jalan.
Meninggalkan Seju yang terkekeh tipis dan memandang minuman Dowoon diatas meja standnya.
"Mang, tukar duit." Dowoon tiba di dekat mamang jualan gorengan.
"Oke neng." Mamang tersebut menerima duit dari Dowoon dan menukarkan dengan duitnya.
"Dua ribuan kalau ada mang."
"Iya neng." Seju mengangguk dan menoleh ke stand Dowoon, terlihat di mata kalau gadis cantik itu ternyata di datangi pembeli.
"Ini neng." Menoleh ke mamang dan tersenyum puas karena duitnya sudah di tukar.
"Thanks mang."
"Yoi." Dowoon berbalik dan berjalan ke tepian jalan, ia melihat ke kanan dan ke kiri sebelum menyebrang, dirasa aman ia segera berlari menuju stand Seju.
Tepat dirinya tiba, pembeli itu sudah menerima minumannya dan membayar, lalu pergi dengan motor Beatnya berwarna putih.
"Ini." Dowoon memberikan tujuh ribu dan Seju menerimanya lalu meletakkan ke laci uang, setelah itu meraih minuman milik Dowoon.
"Tumben pesan tiramisu kak." Dowoon kembali duduk di kursi ternyamannya, ia tidak jadi kembali ke kedainya karena dilihat-lihat tidak ada tanda-tanda akan datangnya pembeli.
"Hanya ingin." Seju mengangguk tipis dan duduk di kursi miliknya di balik stand, ia meraih hp dan bermain ria di aplikasi..
Berharap suatu saat nanti..
Tiktok.
"Dek." Dowoon memanggil dan Seju menoleh memandang hangat Dowoon.
"Gak jadi?" Mengernyit bingung dan menoleh kembali ke hp, tapi...
"Dek."
"Iya kak?" Menoleh lagi dan kali ini mematikan hp, ia merubah posisinya menghadap Dowoon.
"Gak ada." Seju menghela nafas, ia mulai kesal karena Dowoon tidak jelas hari ini, bukan hari ini aja sih.. Dowoon tidak jelas sepanjang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot 21+
AcakYe ye ye... Ini cerita dibuat oleh imajinasi sendiri yang agak... Mesum dan gila kkkkk.