Mulai Cinta

5.9K 678 137
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Jeno, kamu dari mana aja jam segini baru pul--Mark?"

Seulgi terkejut saat membuka pintu, yang terlihat di sana bukanlah Jeno, melainkan Mark.

"Ah, ayo masuk dulu, Nak," kata wanita itu sembari membuka pintu dengan lebar.

"Gak perlu. Ini ada titipan dari Bunda buat Jeno," ujar Mark seraya memberikan kantung plastik berisi makanan pada Seulgi yang langsung diterima. "Kaya biasa, Tante gak perlu bilang apa-apa ke dia. Cukup bilang itu dari sodara."

Seulgi mengangguk dengan senyum sedih. "Kamu gak mau mampir dulu?" tanyanya.

"Enggak. Permisi."

Mark langsung berlalu dari tempat itu meninggalkan Seulgi yang menatap kepergiannya dengan raut sedih.

"Kapan kamu mau ngakuin Jeno sebagai Adik kamu?" ucap Seulgi dengan nada pelan.

Setelah Ayah, gue gak bakal biarin lo ngerebut seseorang lagi dari gue, Jen.

.
.

Hujan turun mengguyur jalanan malam ini. Haechan menepikan motornya di tempat untuk berteduh. Yaitu; di halte.

Jeno turun dari motor, lalu berlari menepi terlebih dahulu. Sementara Haechan masih mencoba mematikan mesin motor, sebelum kemudian ikut berteduh.

"Lo kehujanan gak, Jen?" tanya Haechan dengan nada khawatir. Dia melepaskan helm di kepalanya.

"Enggak," jawab Jeno pelan. Pemuda itu duduk di tempat tunggu, memeluk tubuhnya sendiri karena udara terasa dingin.

Haechan yang melihat hal tersebut segera mengambil jaket di dalam tas, kemudian menyerahkan jaket tersebut pada Jeno.

"Pake ini, biar gak dingin," kata Haechan.

Jeno bergeming untuk beberapa saat, kemudian dia menggeleng. "Buat lo aja. Lo juga butuh," sahutnya.

Haechan menghela napas, kemudian bergerak memasangkan jaket di tangannya pada tubuh Jeno yang mencoba menolak. Tapi, dia tidak akan membiarkan pemuda itu sampai melepaskan jaket yang kini sudah bertengger di tubuh Jeno.

"Pake. Oke? Jangan bandel, ntar lo sakit," ujar Haechan tegas.

Jeno mengangguk mengiyakan. Percuma juga menolak, Haechan akan terus keras kepala. Jeno membenarkan letak jaket di tubuhnya agar lebih hangat.

Sementara Haechan tengah mengacak-acak rambutnya yang sedikit basah, karena tadi ia mengambil kunci yang masih tergantung di motor.

Jeno berkedip kala melihat bagaimana kondisi Haechan saat ini. Kaos putih polos yang basah hingga membuat bentuk tubuh pemuda itu tercetak cukup jelas, serta jangan lupakan rambut sedikit basah dan juga berantakan.

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang