Bonus Chapter

4.9K 290 23
                                    

Ps: Beberapa adegan cuma aku kasih percakapan doang tanpa narasi, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: Beberapa adegan cuma aku kasih percakapan doang tanpa narasi, ya. Capek ini ngetik sampe 6K lebih 😭😭😭😭 tapi ntar beberapanya bakal aku ceritain di book Kisah Kita.

.
.
.

Haechan memerima sebuah amplop coklat berukuran besar yang disodorkan oleh penjaga kost begitu ia baru saja pulang setelah kerja dari Kaffe. Malam ini Jeno tidak menemani karena sang kekasih ada urusan keluarga.

"Siapa yang ngasih, Mang?" tanya Haechan.

"Tadi kurir gitu, Mas," sahut mamang penjaga. "Katanya dari Bapak Lee Donghae," lanjut pria itu. "Kalau amplopnya udah dibuka disuruh tanda tangan, terus dibawa ke kantor pengadilan, Mas."

Alis Haechan terlihat naik sebelah. Dia sudah bisa menebak apa isi amplop coklat di tangannya ini kalau yang mengirim pria tersebut.

Surat dari pengadilan yang menyatakan jika Haechan telah resmi keluar dari keluarga Lee Donghae.

Sebenarnya dulu waktu pertama kali Haechan diusir dari rumah dan berkata jika sang Ayah akan menghapus namanya dari kartu keluarga, hal tersebut belum terlaksana karena Haechan sendiri masih di bawah umur. Jadi belum bisa diterima oleh pengadilan.

"Emang isinya apa, sih, Mas? Sampai disuruh bawa ke kantor pengadilan segala kalau udah tanda tangan," celetuk Mamang penjaga penasaran.

Haechan hanya tersenyum saja. "Bukan hal penting, Mang," sahut pemuda itu. "Oh, ya, Mang. Kira-kira Ibu kost udah tidur belum, ya?"

"Belum, Mas. Tadi baru aja keluar buat buang sampah," jawab si Mamang.

"Oke, deh. Makasih ya, Mang," ucap Haechan seraya beranjak.

"Yo, Mas." Si Mamang hanya mengangguk saja. "Eh, itu motornya baru, Mas? Saya lihatin bukan motor gede lagi." Ia tertawa cengengesan.

"Bosen, Mang. Mau ganti yang baru!" jawab Haechan dengan sedikit berteriak karena jaraknya sudah lumayan jauh dengan penjaga kost.

"Walah, walah."

Haechan tidak menanggapi lagi. Pemuda itu terus berjalan ke arah rumah pemilik kost. Ia ingin berbicara dengan beliau mengenai rencananya untuk keluar dari kost.

.
.
.

Havael baru saja pulang dan ia mendapati sebuah mobil mewah yang terparkir di depan rumah. Kening pemuda itu mengkerut bingung.

"Mobil siapa, sih? Tumben banget ada di depan rumah gini," gumam Havael seraya melangkah memasuki halaman rumah. "Apa punya temennya Bang Ricky?"

Setelah menyimpan sendal pada rak, Havael berjalan memasuki rumahnya. Sayup-sayup ia mendengar obrolan beberapa orang. Salah satunya adalah sang Ibunda.

Havael mengerutkan kening kala melihat seorang pria berpakaian rapi tengah duduk di kursi yang berhadapan dengan Ibunya. Di samping si pria ada seorang wanita. Mereka seperti pasangan suami-istri.

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang