Lee Jeno itu naksir berat sama Kakak kelasnya yang bernama Mark Lee, tapi kenapa dia malah harus pacaran sama Lee Haechan sahabat dari Mark hanya karena dia salah orang pas lagi confess?
Gimana nasib Jeno yang harus terjebak pacaran sama orang nyebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Eh, lo tau gak, Chan. Gue--"
Cup.
"Anjir! Onyed sialan! Ngapain lo nyium--"
Cup.
"Bangsat!"
Jeno mendelik sinis pada Haechan yang dua kali mencium bibirnya di koridor kelas. Ada beberapa murid yang melihat mereka.
"L--"
"Hm, mau dicium lagi, sayang?" ucap Haechan dengan senyum miring. "Pake lidah, deh. Gimana?"
Jeno langsung bungkam. Dia baru teringat akan permintaan Haechan agar mereka tidak lagi memakai kata kasar 'Elo, Gue' saat mengobrol. Jeno mengerucutkan bibir dan sang dominan terkekeh pelan melihat ekspresi imut itu.
"Nyebelin!" kata Jeno.
"Aku juga sayang kamu," sahut Haechan seraya mengedipkan sebelah matanya.
Jeno semakin cemberut, sementara Haechan terkekeh. Pemuda itu memegang tangan sang kekasih untuk ia genggam, lalu menarik tubuh Jeno pelan agar lebih dekat dengannya.
"Aku udah dapet bonus banyak, padahal baru setengah hari," bisik Haechan yang seketika membuat Jeno merona, karena dia tahu apa maksud perkataan dari sang dominan. "Kayanya enak kalau kamu lupa terus sampai malam nanti."
"Curang," balas Jeno berupa gumaman.
Haechan kembali terkekeh. "Tadi mau ngomong apa, gak diterusin?"
"Gak, udah males," sahut Jeno masih cemberut.
Sang dominan mengusak rambut submissive-nya dengan gemas. "Ngambek?"
Haechan tertawa, lalu tersenyum kecil dan mencium pipi sang kekasih yang melebarkan sedikit matanya.
"Kan, aku gak ngomong pake kata gue, kok dicium, sih?" Jeno protes.
"Itu bonus, soalnya aku gemes sama kamu," jawab Haechan.
"Idih, bucin!" Jeno memeletkan lidah.
"Emang, tapi maunya bucin sama Lee Jeno aja," ujar Haechan seraya menyisir rambutnya dengan jari tangan. Bukan bermaksud untuk tebar pesona, itu murni karena poni Haechan mulai menutupi mata. "Kamu mau ikut aku ke lapangan atau di kelas aja?" Ia bertanya.
Jeno memandangi Haechan cukup lama, sebelum menjawab. "Lo maunya gimana?"
Cup.
Satu ciuman lagi dari Haechan di bibir Jeno. Sang submissive merengut setelah kelepasan berbicara menggunakan kata terlarang.
"Ulangi," kata Haechan tanpa dosa.
Jeno merengut. "Kamu maunya gimana, sayang?" Dengan senyum yang dipaksakan. Tapi, bagaimana, ya. Tetap saja terlihat lucu.