Lapangan

4.6K 572 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Jeno turun dari tribun penonton. Pemuda itu melangkah dengan cepat mendekati tempat Haechan yang masih bersama Salsha saat ini.

Suasana lapangan tampak sepi karena terkejut dengan ulah Salsha yang tiba-tiba mencium si Kapten basket.

Wajah Haechan terlihat mengeras, menandakan jika dia tidak suka bahkan mungkin marah dengan tingkah gadis itu.

Sementara Salsha terlihat santai-santai saja, tidak merasa malu atau takut sama sekali.

Haechan hendak mengeluarkan suara, namun tanpa diduga, Jeno terlebih dahulu menghalangi dengan menyiramkan sebotol air mineral ke arah wajah Salsha. Sehingga membuat gadis itu seketika memekik dan para murid di lapangan terlihat melebarkan mata karena terkejut. Bahkan murid perempuan sudah memekik histeris.

"Apa-apaan lo!" Salsha menatap Jeno dengan kesal. Rambut, wajah serta bajunya basah terkena siraman air tersebut. "Udah gila, ya. Hah!"

Jeno melemparkan botol air mineral di tangannya ke arah Salsha yang kembali terkejut dan memekik kesal. Tatapan Jeno tampak dingin. Sedangkan Haechan masih terkejut dengan ulah sang kekasih.

"Gue mau bantu lo ngilangin rasa gatel di badan lo biar gak kegatelan lagi. Apa kurang?" sahut Jeno tajam. "Mau ditambah air bekas cuci piring di kantin Bu Nayeon?" lanjutnya.

"Lo!"

Salsha menunjuk Jeno dengan kesal dan juga malu karena saat ini banyak murid yang berbisik mengejek serta menertawakannya.

Sementara Jeno tidak peduli sama sekali. Pemuda itu mendekat ke arah Haechan, lalu mengeluarkan tissue basah di dalam saku celananya. Ia gunakan tissue tersebut untuk mengelap bekas ciuman di pipi sang dominan.

"Kamu ngapain diem aja saat ada satu biji cabe yang minta digarukin pantatnya pake garpu itu cium-cium kamu seenaknya, sih? Gak puas dapet ciuman dari aku sampai pengen minta ke yang lain? Kalau emang iya, jangan lari ke cabe juga lah. Sana cium Yangyang aja! Aku lebih ikhlas, tapi kamu aku hajar dulu, sih," omel Jeno dengan wajah kesal yang membuat para murid di lapangan seketika melongo. Termasuk Salsha.

Wajah terkejut Haechan segera memudar, digantikan dengan suara kekehan kecil. Tidak menyangka jika Jeno bisa mengatakan kalimat di luar dugaan tersebut padanya.

"Maaf, sayang. Aku sendiri kaget tiba-tiba pipi aku diserang siluman ular keket. Mau marah, eh kamu udah duluan," sahut Haechan seraya memegang tangan Jeno yang masih mengelap pipinya dengan tissue. "Tapi, reaksi kamu ini .... Apa kamu cemburu. Hm?"

Jeno berdecak jengkel. Ada rona merah tipis di pipinya. Mungkin dia malu karena sudah berani mengatakan kalimat seperti itu pada Haechan. Namun, bukan masalah. Itu lebih baik, daripada sang dominan direbut Salsha. Jeno tidak ikhlas.

Eh, sebentar.

Apakah itu artinya Jeno sudah mulai benar-benar kembali mencintai Haechan?

Mungkin memang iya.

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang