My First and Last

5K 570 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Haechan hanya bisa diam melihat Seulgi memeluk Jeno, mencoba menenangkan putranya yang tengah menangis.

Pemuda itu melirik keluar. Ternyata Mark sudah pergi entah sejak kapan.

Selang beberapa saat, pelukkan antar Ibu dan anak itu terlepas. Seulgi menyeka jejak air mata di pipi Jeno.

"Udah, ya. Kamu jangan nangis lagi," ucap Seulgi. "Gak malu dilihatin sama pacarmu, tuh," lanjutnya seraya menatap Haechan yang sedikit bergerak salah tingkah.

Jeno mengangguk perlahan. "Apa Jeno boleh nanya, Ma?" ujarnya. Dia melirik Haechan sekilas, sebelum kemudian kembali menatap sang Bunda.

Kini Seulgi yang mengangguk. "Tanya aja, Mama akan jawab."

"Kenapa Kak Mark nyebut aku ngambil semua kebahagiaan dia?" tanya Jeno. "Apa karena Mama itu –istri kedua Papa?"

Seulgi bergeming. Apakah dia harus berkata yang sejujurnya pada Jeno?

"Ma, jawab pertanyaan Jeno. Kenapa Kak Mark kelihatan benci banget sama kita, terutama aku?" ujar Jeno lagi. Dia benar-benar ingin jawaban segera dari Ibundanya.

"Jeno–" Seulgi menghentikan kalimatnya. Wanita itu sungguh ragu.

Awalnya Haechan tak ingin ikut campur. Namun, saat melihat Seulgi seperti belum siap menjawab pertanyaan Jeno, dia mengeluarkan suara.

"Jen, lebih baik kamu istirahat. Pasti capek, kan?" ucap Haechan, membuat Jeno memandanginya.

Seulgi tersenyum kecil. "Haechan benar, sayang. Sebaiknya kamu istirahat. Ini juga udah malam. Kamu butuh istirahat," kata wanita itu.

"Tapi, aku belum dapat jawaban dari Mama atas pertanyaanku," sahut Jeno.

"Mama akan jawab, tapi gak sekarang. Kamu istirahat dulu, ya? Besok masih sekolah, loh," ujar Seulgi.

Jeno berdecak kesal. Dia merasa belum puas kalau tidak mendapat jawaban atas segala pertanyaannya segera.

"Lebih baik kamu turutin Mama kamu," kata Haechan. "Daripada telat sekolah besok pagi, kan?"

"Ck! Iya, iya," gumam Jeno mengalah.

Seulgi bernapas lega. Setidaknya ia bisa menyiapkan diri untuk menjawab pertanyaan Jeno nanti.

Haechan yang melihat kekasihnya merengut kesal lantas mengusak rambut sang kekasih. Ia terkekeh ketika mendapat tatapan tajam. Sementara Seulgi geleng-geleng kepala.

"Jangan ngambek. Kaya anak kecil aja," ucap Haechan seraya memberi cubitan di pipi Jeno dengan pelan.

"Ish! Sakit tau!" kata Jeno jengkel.

Haechan tertawa dan Seulgi tersenyum.

"Oh, ya, bagaimana kalau Haechan nginep aja di sini? Dia temenin kamu tidur. Ini juga udah malam. Kayanya bakal turun hujan," ujar Seulgi.

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang