Hal Manis Di Pagi Hari

5.5K 503 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jihoon

Hon.

Yo!
Ngapa, Bro?

Apa tawaran lo kemarin masih berlaku?

Tawaran apa dulu, nih?
Soalnya gue lupa wkwk.

Nyanyi di Kafe.

Owalah.
Masih.
Kenapa?
Lu mau?

Iya. Gue mau nyoba dulu.

Oke.
Ntar abis pulsek, kita ke sana.

Tapi, gue kerja di Mba Irene dulu.

Beres.
Berangkat sekalian.
Gue juga udah lama ga ke tokonya Mba Irene.

Oke.

Hari ini lo sekolah?

Iya.

Oke. Kita ketemu di Sekolah.

.
.
.

Haechan tak lagi membalas pesan dari Jihoon. Pemuda itu menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.

"Gue harus kerja lebih giat lagi. Biar keuangan gue gak keteteran," gumam Haechan. "Apapun bakal gue lakuin. Demi Jeno dan diri gue sendiri," ucapnya penuh tekad.

Haechan mengambil kunci motor di dalam laci. Dia memandangi kunci motor itu.

"Kalau motor ini dijual, harganya lumayan. Bisa dipake buat biaya kuliah." Haechan kembali bergumam. "Gue bisa ngeganti dengan beli motor yang lebih murah daripada ini. Gak perlu yang motor gede lagi, yang penting bisa gue gunain buat kerja atau nganter jemput Jeno," kata pemuda itu.

Haechan mendapatkan motor tersebut dari Kakeknya. Saat pertama dibelikan, dia sempat menolak. Namun, karena terpaksa, ia menerima motor itu. Tapi, dengan syarat tak ingin diberi barang yang lain.

"Udahlah. Gue bisa mikirin soal ini nanti. Sekarang lebih baik gue jemput Jeno," kata Haechan seraya beranjak keluar dari kamar kostnya. Setelah mengambil tas dan juga jaket.

.
.
.

Seulgi memandangi Jeno yang tengah sarapan. Wanita itu tersenyum getir.

Sekarang, Jeno sudah tahu jika ia bukan Ibu kandungnya. Apakah Jeno akan tetap menyayanginya seperti dulu?

Seulgi masih ingat kala pertama kali Jeno tahu semuanya. Pemuda itu menangis dan mengatakan jika ia begitu jahat.

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang