Pacar?

9.6K 918 94
                                    

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__

"Lo pacaran sama Haechan, Jen? Seriusan?"

"Kagak!"

Jeno mendelik pada Jaemin yang terus saja mencercanya dengan pertanyaan yang sama.

Lo pacaran sama Haechan?

Tentu saja jawabannya tidak!

Mana sudi Jeno pacaran dengan orang menyebalkan seperti Lee Haechan? Amit-amit.

"Tapi, Jen. Berita lo yang nembak Haechan, terus diterima sama dia itu udah nyebar ke seluruh sekolah, anjrit!" kata Jaemin. "Emang beneran lo nembak dia?"

"Kagak, ya! Lo batu banget, sih! Gue bilang enggak, ya berati enggak! Ngerti gak lo?!" sahut Jeno jengkel.

"Anak-anak sekolah bilang gitu loh, Jen. Kata mereka lo nembak dia."

Jaemin masih keras kepala ingin mencari tahu kebenaran tentang berita hot yang beredar di sekolah.

Jeno menarik napas secara perlahan, lalu mengeluarkannya. Dia berusaha untuk bersabar dan tidak mengamuk. Terlebih sekarang ini ada banyak pasang mata di kelas yang tengah melirik-lirik ke arah tempatnya berada.

"Gini loh, Jaem .... Gue, kan, awalnya mau nembak Mark. Lo tau sendiri gue naksir berat sama itu Kakel. Nah, gue ngeliat dia jalan berlawanan arah sama gue, tuh. Gue udah punya keyakinan yang kuat di diri gue buat confess ke dia hari ini. Tapi, pas gue udah bilang, lo tau apa yang terjadi, Jaem?" ujar Jeno.

Jaemin langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. Karena dia memang tidak tahu.

"Ternyata yang ada di depan gue itu malah si Haechan, yang otomatis gue keliatan kaya nyatain perasaan ke dia, dan sialnya dia malah nerima, anjrit!" lanjut Jeno dengan wajah kesal dan frustasi.

"Lah, goblok! BUAHAHAHAHAHAHA!"

Dengan tidak memiliki hati(menurut Jeno), Jaemin malah tertawa keras sampai memukul-mukul meja.

"Gak usah ketawa lo, setan!"

Jeno memukul lengan Jaemin dengan kuat, sehingga membuat pemuda itu mengaduh untuk beberapa saat, sebelum kembali tertawa.

"Diem gak lo, babi!" Jeno memandangi Jaemin dengan raut kesal setengah mati.

Akhirnya Jaemin berhenti tertawa. Dia menyeka sudut-sudut matanya yang berair.

"Kenapa bisa kaya gitu sih, anjir!" ujar Jaemin di sela-sela tawanya yang muncul kembali.

"Gak tau! Gak usah nanya!" balas Jeno sinis.

Jaemin berdeham guna meredakan suara tawanya. "Ekhm ..... Emang lo gak ngeliat dulu siapa yang ada di depan lo sampe langsung confess gitu?" tanyanya.

"Gue ngeliat, kok. Yakin banget itu Mark, tapi entah kenapa tiba-tiba berubah jadi si Haechan," gerutu Jeno.

"Terus dia nerima pernyataan lo gitu?" tanya Jaemin lagi yang diangguki oleh Jeno dengan lemas.

"Yeuh, kalau itu, sih lo berdua emang udah fixs pacaran ya," kata Jaemin meledek.

"Ck! Lo mah ....." Jeno berdecak kesal.

"Beritanya udah nyebar gitu ke seluruh sekolah kalau lo udah pacaran sama Haechan," ucap Jaemin kalem. "Udah, terima kenyataan aja, sih kalau sekarang gak jomblo lagi," ledeknya. "Lagian Haechan itu lumayan ganteng juga, kok. Gak kalah sama Mark."

"Ck! Tapi, dia nyebelin, Jaem," gerutu Jeno. "Bahkan gue udah pernah berjanji ke diri sendiri kalau gak akan pernah yang namanya jatuh cinta sama tuh cowok."

"Awas kualat," ucap Jaemin. "Sekarang aja udah pacaran, tuh." Dia kembali meledek.

Jeno merengut jengkel. Percuma juga mengelak atau membuat pemberitahuan di media sosial kalau mereka tidak berpacaran. Saksi yang melihat Jeno mengatakan perasaan pada Haechan terlalu banyak. Sulit untuk mengelak lagi.

"Jen ....." Jaemin menyenggol lengan Jeno yang tengah sibuk mencoret-coret kertas.

"Paan, sih!" Jeno menjawab sensi. Sepertinya masih badmood.

"Pacar lo, tuh!" bisik Jaemin sambil melirik ke arah pintu masuk kelas.

Jeno menoleh. Sosok Haechan sedang berdiri di tengah pintu sembari mengobrol dengan empat orang pemuda yang merupakan teman sepermainan pemuda itu.

Haechan dan Jeno satu kelas. Keduanya sering sekali meributkan sesuatu yang tidak jelas kalau sudah bertemu. Makanya Jeno selalu mengatakan jika Haechan sangat menyebalkan.

Tanpa disadari, objek pandangan Jeno menoleh. Jeno tersentak ketika mata mereka berdua saling bersitatap untuk beberapa saat. Sebelum Haechan mengedipkan sebelah mata padanya, dan ia sendiri segera mengalihkan pandangan memutus kontak mata tersebut.

Jaemin yang menyadari kejadian itu langsung meledek Jeno. Terlebih ketika melihat temannya ini salah tingkah.

"Cieee~"

"Diem, monyet!"

Jaemin hanya tertawa dan mulai sibuk dengan urusannya sendiri.

Sementara Jeno menunduk mencoret kertas dengan asal. Tapi, dalam hati ia tengah bertanya-tanya kenapa tidak juga mendengar suara Haechan atau langkah pemuda itu yang mendekat ke arahnya.

Ketika Jeno mencoba untuk mengecek, dia kebingungan karena sosok Haechan sudah tidak ada di depan pintu.

Ke mana pemuda itu pergi? Padahal sebentar lagi jam pelajaran terakhir akan segera dimulai, tapi malah menghilang. Dasar brandalan!

"Nyariin gue, sayang?"

Jeno tersentak saat mendengar suara rendah yang berasal tepat di sampingnya. Ia menoleh dan mendapati Haechan duduk di tempat Jaemin sebelumnya. Pemuda itu menopang dagu menggunakan satu tangan dan kedua netra tak lepas memandanginya dengan senyuman tipis terpatri di wajahnya.

Jeno melirik sekitar untuk mencari keberadaan Jaemin dan ia mendapati pemuda itu tengah duduk di samping Renjun sembari memandanginya dengan cengiran bodoh.

Sial! Sejak kapan orang gila itu pindah tempat, sih?

"Lo ngapain di sini, anjing!" ujar Jeno ketus. Tentu saja setelah tersadar dari rasa keterkejutannya.

"Hm? Nyamperin pacar gue," sahut Haechan dengan posisi yang belum berubah.

"P-pacar lo? Siapa pacar lo?!" Jeno mendelik.

"Perlu gue ingetin lagi, nih?" ujar Haechan dengan sebelah alis terangkat.

"A-apaan, sih?!" Jeno kembali mendelik.

"Oke."

Haechan tidak mengubah posisinya sama sekali. Dia hanya sesekali mengubah raut wajahnya.

"Hari senin tanggal sembilan belas juni tahun dua ribu dua puluh dua jam sebelas siang lewat lima belas menit tujuh detik di koridor kelas tiga IPS, Lee Jeno si peringkat dua untuk keseluruhan murid di sekolah Neo City dari kelas dua IPA resmi jadi pacar Lee Haechan, murid kelas dua IPA peringat pertama di Neo City."

Jeno melotot ketika mendengar perkataan Haechan yang begitu rinci. Murid-murid yang berada di kelas tampak saling berbisik-bisik  satu sama lain. Sedangkan pemuda itu menaikan sebelah alis sambil menyeringai tipis.

"Inget itu di kepala lo baik-baik, pacar ....."

Jeno kembali melotot saat dengan tiba-tiba Haechan mencium bibirnya.

Walaupun ciuman itu hanya sekilas, tapi sungguh Jeno sangat malu setengah mati dan rasanya dia ingin marah.

"LEE HAECHAN BAJINGAN!"

___

TBC.....

Yuhuu~

Mr.Sucks(Hyuckno) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang