1. Pagi itu....

380 47 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH. SELAMAT PAGI TEMAN-TEMAN KU"

Tanpa menjawab salam itu, Semua penghuni kelas 11 ips-2 mendelik malas saat mendengar sapaan dari Jauzan yang menggelegar. Rasanya mereka ingin protes saat itu juga, tapi mengingat yang melakukan nya adalah Jauzan –atau yang kerap di sapa Ojan–mereka hanya bisa menghela nafas dan memaklumi.
Sedangkan Ojan–yang masih melebarkan senyuman nya–berjalan menuju bangku nya yang terletak di paling belakang. Saat di tanya alasan mengapa dia duduk di paling belakang, Dia menjawab...

"Gue udah pinter, jadi ngalah aja buat orang yang pada bego"

Dan setelahnya, Ojan di hadiahi lemparan kertas dari teman-temannya yang duduk di paling depan.

Kini waktu menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit, namun 2 temannya itu belum menunjukkan batang hidungnya. Sembari menunggu kedua temannya, Ojan mengeluarkan buku matematika dan kembali berjalan menuju depan kelas.

"Wahai teman-teman ku yang di rahmati Allah, siapa di sini yang udah ngerjain pr matematika?" Tanya Ojan sambil menumpukan badannya di meja Anis–teman sekelasnya.

Namun ocehan nya tak di tanggapi teman sekelasnya. Bahkan ada yang terang-terangan mengacuhkan Ojan.

"Barang siapa yang mengacuhkan teman nya yang sedang kesulitan, niscaya hidup nya akan di persulit oleh Allah SWT."

Seketika itu juga kelas Ojan menjadi ricuh, dan banyak sekali yang mengucapkan kata-kata kasar kepada Ojan. Namun Ojan tak peduli, yang ia pedulikan sekarang adalah pr matematika nya. Lalu dia menundukkan kepalanya dan menatap Anis yang sedari tadi menatap dirinya.

"Nis, liat pr matematika dong" pinta Ojan.

Anis pun menghela nafasnya dan memberikan buku matematika yang dia ambil dari kolong meja.

"Lain kali sempetin waktu buat ngerjain pr di rumah, bukan pr namanya klo di kerjain di sekolah"

Ojan hanya tersenyum sumringah saat menerima buku matematika dari Anis. Entah ucapan Anis tadi di dengar oleh Ojan atau tidak.

"Sering-sering ya nis" kata Ojan seraya kembali ke bangkunya.

"Sering-sering apa?" Tanya Anis bingung.

"Sering-sering kasih gue contekan hehehe"

Anis mendelik malas dan kembali menghadap ke depan. Ketika sedang sibuk menyalin pr, pintu kelas 11 ips-2 di dobrak keras sehingga membuat Ojan terkejut.

"APAAN SIH ANJING!! BUKU GUE JADI KECORET NEH" Protes Ojan saat melihat kedua temannya yang baru sampai. Bahkan keduanya terlihat sedang menetralkan nafas nya seperti orang yang sehabis di kejar.

"Sorry, gue habis lari dari parkiran sampe sini" lapor Juan yang masih megap-megap menetralkan nafasnya.

Ojan memeriksa jam yang melingkar di tangan nya, dan ternyata waktu menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit yang artinya bel masuk akan segera berbunyi. Pantas saja kedua temannya berlari.

J A U Z A N  [Park Jeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang