5. Bolos lagi

133 44 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Pagi itu, Ojan masih bergelung dalam selimut menghalau dingin nya udara pagi. Bahkan saat tidur, Ojan tampak menyunggingkan sebuah senyuman entah apa yang dia mimpikan. Namun ketenangan nya itu tak berlangsung lama, karena ponselnya terus berisik sedari tadi. Ojan pun berusaha untuk mengabaikan nya, tapi ponselnya juga tak kunjung diam. Karena kesal, Ojan meraih ponsel nya, dan langsung menatap layar ponselnya. Ternyata panggilan dari sahabatnya–Haris.

"Ganggu banget lo anjing"

Setelah mengangkat panggilan dan mengatai Haris, Ojang langsung mengakhiri panggilan itu dan kembali tidur. Namun sepertinya Haris tak terima Ojan mengatai dirinya, buktinya saat ini Haris kembali menelpon. Buru-buru Ojan menon-aktifkan ponselnya dan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
Tak terasa waktu menunjukkan angka 9 dan Ojan masih setia dengan bantal guling yang menemaninya tidur. Tapi lagi-lagi tidurnya terusik karena suara ketukan pintu. Berusaha mengabaikan, Ojan pun menutup telinga nya dengan salah satu bantalnya. Namun ketukan itu terus terdengar dan membuat Ojan mendengus kesal. Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Ojan keluar dari kamar untuk menengok siapa yang telah mengganggu tidur tampan nya.

"OJAN KELUAR LO ANJING!!"

"BAYAR UTANG LO SIALAN!!"

Ojan hanya merotasikan matanya saat mendengar suara kedua temannya itu. Dengan malas, Ojan membuka pintu utama rumahnya dan menampilkan sosok Haris dan Juan yang menatap dirinya dengan datar.

"Ribut banget sih Lo berdua, malu sama tetangga goblok!!"

Haris dan Juan masih setia dengan muka datarnya bahkan setelah Ojan memprotes. Alih-alih ingin mengusir, Ojan di buat bingung dengan pakaian kedua temannya.

"Ngapain Lo berdua pake baju muslim? Kan sekarang libur" tanya Ojan heran

"Libur mata Lo Cok!!"

Haris melemparkan tas punggung nya ke Ojan dan melenggang masuk di ikuti Juan di belakang nya. Ojan yang masih heran hanya mengikuti kedua temannya dan tak lupa menjinjing tas milik Haris. Kini kedua temannya sedang duduk di atas sofa layaknya seorang raja membuat Ojan dengan penampilan bangun tidurnya terlihat seperti babu mereka.

"Kalian gabut ye, hari libur gini pake baju muslim? Lo pada kagak inget hari kah?" Ojan masih menatap keduanya dengan heran.

"Lo gak liat kalender? Sekarang hari Jum'at anying"

Mendengar ucapan Juan, buru-buru dia mengambil ponsel milik Juan untuk melihat kalender. Dan benar saja, Ojan langsung melotot saat melihat kalender yang menunjukkan bahwa hari ini, hari Jum'at.

"Astaghfirullah, kok sekarang bisa hari Jum'at sih? Bukan nya Sabtu?" Ojan menatap teman nya satu-persatu masih tidak percaya.

Haris pun melirik sinis ke Ojan, "Makanya tiap hari pantengin tuh kalender hp lo, bukan jadi pajangan doang"

"Nah iya bener, kasian tuh si pencipta kalender. Udah capek-capek buat kalender eh si Ojan malah gak pernah liat kalender. Itu namanya gak menghargai"

Ojan hanya bisa mencibir saat mendengar omongan panjang lebar dari Juan. Dan setelahnya Ojan ikut duduk bersama teman-temannya.

"Terus kenapa kalian bisa ke sini? Bolos lagi?" Tanya Ojan.

"Tentu tidak" seru Haris, "kita berdua udah ijin ke guru piket" lanjutnya.

"Alasannya?"

"Gue ijin sakit" jawab Haris.

"Klo gue ijin nganter pulang Haris yang sakit" jawab Juan.

Lagi-lagi Ojan mencibir saat mendengar alasan kedua temannya. Di lemparkan nya tas Haris, sehingga mengenai wajah sang pemiliknya.

"Sakit Cok. Muka gue ini aset berharga gue nih!!" Protes Haris yang di anggap angin lalu oleh Ojan.

"Btw absen gue gimana? Alpha?" Tanya Ojan ke Haris.

"Lo harus berterima kasih ke kita berdua, karna kita berdua udah ngebuat surat ijin palsu atas nama Lo" jawab Haris bangga.

"Terus tanda tangan nya gimana? Tanda tangan emak gue kan ribet"

"Tuh" Haris menunjuk Juan dengan dagunya, "untung aja si Juan yang jago nge-jiplak, jadi aman dah"

Ojan pun bernafas lega, dan berterima kasih kepada Juan yang saat ini menampilkan wajah sombongnya. Ingin rasanya Ojan menjitak kepala Juan, namun harus dia urungkan karna saat ini dia berhutang Budi padanya. Karna rasa kantuk nya datang lagi, Ojan pun berjalan menuju kamarnya berniat untuk melanjutkan tidur.

"Mau kemana Lo?" Tanya Juan.

"Mau ke kamar. Tidur" jawab singkat Ojan.

"Lah Lo gak mau sholat Jum'at?"

"Ya sholat lah. Bangunin aja gue klo kalian siap-siap pergi ke masjid"

Juan dan Haris hanya mengangguk mengiyakan sebelum mereka terfokus dengan kegiatan masing-masing.

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
J A U Z A N  [Park Jeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang