Chapter 5.

723 98 21
                                    

saat Upi udah ada di dalam uks, dia takut nanti dia kena suntik lagi.

"sini duduk di brankar" ucap lin yang memakai sarung tangan nya.

"iya, tapi Lin jangan suntik ya takut gw" ucap upi berjalan ke brangkar dan duduk di atasnya.

" iya,santai aja ga gw suntik" ucap Lin dan membawa kotak P3K.

"buka itu nya" ucap lin.

"Astagfirullah Lin! ga boleh gitu masa pasien disuruh buka baju wahh para dasar dokter gadu- adoeehh" Ucapan Upi terpotong karena lansung di tampol Lin, Upi pun mengelus-ngelus kepalanya.

"Bukan Baju lu! dasar, otak lu perlu di cuci pi,yang gw maksud itu handband tangan lo,lama-lama gw suntik beneran lo" ucap Lin dengan muka seram.

"hehehe canda Lin canda,jangan baperan euyy" Upi pun lansung berkeringat dingin mendengar nya.

"yaudah buka gw mau liat bekas coretan nya" Lin pun ambil kursi dan duduk didepan Upi.

Upi pun lansung memperlihatkan tangan nya ke lin, nampak 3 garis baru dengan darah yang masih kering di sekitarnya dengan arah yang tidak beraturan dan bekas coretan lain pun masih terlihat jelas.

"katanya cuman dua?! kok 3?"

"heheh ga ingat tadi,jadi nyebutin nya asal" ucap upi gugup karena ketahuan boong.

"hahh, lain kali klo ada masalah ga usah di pendam ceritakan keteman-teman lu yang lu percaya.
Ucap Lin dan membersihkan tangan Upi dengan alkohol yang di kasih di kapas.

"shhss sakit"

"klo tahu sakit ngapain coret tangan"

"Hehehe iya-iya ini yang terakhir,lagi pun klo aku ceritain lagi ke amu, takut mereka marah lu tahu sendirilah mereka marah seram banget" ucap upi nyengir.

"hahh, lu bisa cerita ke gw masalah lo,dan klo mereka itu marah wajar aja karena lu ngelukain diri lu sendiri"

"hmm? ga usah gw ga mau bebanin lu, gw aja udah ga enak cerita ke amu dan toro gw takut nya ngerepotin dan di anggap beban ama mereka dan persahabatan kita hancur hanya karena masalah selfharm gw" ucap upi sedih yang tampa di sadarinya air mata nya mengalir.

"Ck sial air mata gw suka banget ga bilang-bilang klo keluar" ucap ui terkekeh dan menghapus air mata itu dengan tangan sebelahnya.

"lu ga bebanin kok pi, gw juga ga masalah mendengar masalah lo dan itu ga ngerepotin" Lin pun membungkus tangan upi dengan plester yang udah di baluti.

"Hehehe thanks lin" ucap upi menghapus air mata nya dan tersenyum lebar.

Lin yang melihat itu pun mendengus dan mengelus kepala upi.

"Iya santai aja".

pintu uks terbuka.

"Lin ini barang mu,thanks udah di pinjamin"

tiba-tiba muncul cowok tinggi dengan rambut putih dengan warna biru di kanan bawah rambutnya.

"Eh Upi ngapain kamu disini?" enzo terlihat heran.

upi yang melihatnya buru-buru ngehapus air mata nya agar tidak diliat enzo.

"hehehe ga kok gw singgah bentar doang" ucap upi yang kembali ceria.

enzo lansung menghampiri Upi dia melihat wajah upi dengan jelas.

" kamu habis nangis?! siapa yang buat kamu nangis?" enzo lansung melirik ke Lin.

"Bukan aku" jawab lin santai.

"santai zo, ini gw habis jatoh dan di obatin ama lin karena perih gw lansung nangis deh hhehehe" ucap upi dengan mengaruk kepala nya.

"yang mana sakit?"

"eh,ada deh lu ga usah tahu~"

"hmm baiklah, kalo kamu bilang begitu" enzo pun lansung ngasih barang nya ke lin dan di terima lin.

"yaudah gw kekelas dulu entar guru udah datang lagi" upi lansung melambaikan kan tangan nya ke lin.

"iya hush sana ga usah datang lagi" canda lin yang lagi membuka barangnya.

"enzo bareng yuk"

"iya" enzo lansung jongkok didepan upi.

"lu ngapain zo?"

"kamu bilang kamu luka tadi sini aku gendong sampai kelas" enzo menoleh ke upi.

"tapi kaki gw ga papa"

"gapapa sini aku gendong kamu kayak pucat banget,takut nya pinsang"enzo pun tetap di posisinya.

upi yang merasa ini kesempatan dapat ayang dia pun lansung lari kepunggung enzo yang lanssung di gendong punggung enzo.

"hehehe klo enzo maksa, ya mau gimana lagi, ayuk ke kelas" ucap upi di sebelah enzo.

enzo yang merasa kan hembusan nafas upi, telinga nya lansung memerah.

"iya, wajah nya jangan dekat-dekat pi"

"gamau wlee"

enzo pun lansung menggendong upi sampai kelas nya upi.

.
.
.
.

"Upi kemana ya?lama banget masuk ke kelas" tanya amu yang heran upi kemana karena sampai sekarang dia belum muncul.

" entah mungkin dia masih di kantin" jawab kiki yang mengukur tinggi amu .

sho dan toro pun udah di kelas tinggal upi yang belum datang.

'Upi kemana ya? padahal aku membawakan nya makanan untuk menenangkan hatinya' Toro memasang wajah datar nya seperti biasa

'kemana anak itu? apa dia masih marah gw?' sho mengelus ular nya yang ada di lehernya.

sampai dari arah pintu kelas nampak upi yang ada di gendong enzo

"Eh itu Upi! wahh ada apa ini upi di gendong ama enzo" teriak amu sehingga toro dan sho yang mendengarnya lansung menoleh seketika.

nampak enzo yang masih mengendong upi dan mereka sepertinya mendebatkan sesuatu.

yang melihat itu sho lansung berdiri dan berjalan cepat kearah dua insan itu.

"Ga usah ! digendong!"

sho lansung menarik upi yang ada di gendongan enzo sehingga enzo tidak bisa menyeimbangkan gendongannya.

"akhhh" upi lansung oleng kebelakang dan di tahan oleh sho dengan aura yang sangat gelap.

enzo lansung menoleh kebelakang mencari tahu enzo melihat sho yang melihatnya dengan tatapan marah-emosi-benci-kesal yang menjadi satu.

"ishh apa-apaan sih lo sho" kesal upi karena hampir di jatuh kan tadi oleh sho.

sho tidak menggubris perkataan upi dia hanya menatap tajam ke enzo.

"udah kan antar nya? pergi dari kelas gw" ucap sho.

enzo yang melihat tatapan tajam sho ia pun menatap tajam ke arah sho sampai ia melirik ke arah upi.

"hmm upi gw kekelas dulu ya"

"ehh iya,maaf ya zo" upi merasa ga enak ke enzo.

enzo lansung pergi.

sho lansung melihat ke arah upi

"ngapain digendong sama dia hah?! kan tuh kaki masih di pakai! lain kali ga usah genit sama cowok" ucap sho kesal

"apaan sih terserah gw mau di gendong sama siapa emang lu siapa hah! larang-larang gw!" teriak upi kesal.

sho diam, dan sho lansung pergi dari situ mungkin dia akan pergi bolos.

tanpa disadari semua tangan toro mengepal meremas celana sehingga sangat berantakan karena ga suka kejadian yang di hadapannya.

I Love you UpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang