chapter 13

496 69 10
                                    

di rumah sakit

nampak toro dan amu sedang menunggu di ruang tunggu amu dengan gelisah berputar sambil mengigit jarinya.

toro duduk diam,toro menghela nafas dan melihat amu dengan wajah datar able nya, dengan biji keringat di wajah tampan nya.

"amu tenanglah kau sudah berputar lebih dari sepuluh kali di tempat"

amu menoleh ke toro dan lansung duduk yang agak berjauhan dari posisi toro.

"toro kau tidak tahu betapa khawatir ku kepada upi! bagaimana klo upi tiba-tiba lupa ingatan?! terus lupa semua orang ?! atau bagaimana tiba-tiba upiii huwaaaa!! ga - ga nauzubillah ishh" ucap amu dengan histeris.

"amu kau terlalu berlebihan, tenanglah lagipun yang luka bukan kepala upi mana mungkin dia lupa ingatan" toro memejam kan mata nya walaupun ia berusaha tenang sebenarmya dilubuk hati toro dia sangat mengkhawatirkan upi,ia tidak ingin kehilangan upi.

"tapi tor-" ucapan amu terpotong saat pintu kaca di samping nya terbuka dan nampak seorang dokter yang memegang map di tangan nya.

amu dan toro yang melihatnya lansung berdiri ,mereka lansung mengkrumuni dokter itu.

"baik apa dengan ehh? jangan serobot nak, saya udah tua entar jantungan lagi" dokter menghela nafas kaget yang di kremunin ama 2 murid ini.

"dok,apakah teman saya baik-baik saja?" toro berucap tenang sambil menatap serius dokter amu yang melihat dari bawah pun mengangguk-ngagguk kepala nya menunggu jawaban dari dokter.

"baiklah silahkan ke ruangan saya" dokter pun berjalan duluan yang ruangan nya tak jauh dari posisi mereka.

dokter duduk di kursi kerja nya.

"duduklah" toro pun duduk sama amu.

"kalian bersyukur karena jika kalian tidak datang lebih cepat mungkin nyawa teman kalian itu sudah tidak tertolong" ucap dokter menatap kedua insan itu.

amu dan toro yang mendengar nya sudah jelas kaget, mereka tidak akan pernah menyangka sahabat mereka yang sering mereka lihat dan temui akan pergi meninggalkan mereka.

"terus apa yang terjadi dengan upi dok?" amu menatap dokter itu dengan wajah khawatir yang jelas.

"pasien mengalami kekurangan darah yang parah tapi sudah tertolong syukurnya stok darah masih tersedia di rumah sakit sehingga pasien bisa segera mendapatkan tranfusi darah"

"upi~" gumam amu lirih

selama proses bincang didalam.

amu dan toro pun keluar dari ruangan itu wajah mereka sedikit tertekan tak ada senyum merekah yang biasa kita lihat dari amu dan toro yang mengepalkan tangan nya.

"toro aku mau ke ruangan upi" amu pun berjalan dan meninggalkan toro.

di saat sudah ga ada orang disana toro lansung menghela nafas sambil mengepalkan tangan nya.

toro bener-bener khawatir saat mendengar kata-kata dokter ia merasa jatuh di jurang terdalam tampa dasar.

"apa yang harus ku lakukan?! kenapa kau melakukan itu upi? apakah kau tahu aku sangat khawatir padamu pi hahh~ ku mohon jangan pergi" toro mengusap wajah nya dengan kasar.

didalam ruangan upi sendiri.

amu mengelus tangan upi, walaupun ia sering berantem dan saling jahil tapi ia senang upi yang menjadi sahabat nya.

"upi~ maaf pin aku ya, aku ga guna jadi sahabat kamu!" rasanya amu ingin menangis tapi ia ingin menahan nya ia tidak ingin upi tahu itu.

tampa di sadari amu ternyata upi udah bangun sedari tadi cuman ia tidak punya tenaga lebih untuk bangun dengan baik, tapi saat mendengar itu upi lansung megang tangan amu yang dilengan nya.

I Love you UpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang