Bagian 10 : Truth or Dare

246 35 1
                                    

Seharian kemarin, Sakura banyak melakukan aktivitas bersama Sasuke. Pasalnya, ketika ia kembali kerumahnya tidak ada siapapun. Baik itu kedua orangnya tua bahkan kakaknya sendiri.

Orang tuanya tengah berlibur ke pantai, sedangkan Sasori. Entahlah, sepulang pesta dari rumah Deidara, Sakura yakin kakaknya yang mesum itu menginap bersama pacarnya.

Dengan perut yang lapar, dan Sakura yang notabenenya tidak bisa memasak memutuskan untuk mengungsi di rumah Sasuke.

Senin pagi ini terasa menyebalkan, cuaca yang tidak mendukung. Sejak pagi buta sudah turun hujan yang memang tidak begitu deras namun cukup membuat Sakura tidak termotivasi untuk berangkat ke sekolah.

Handphone Sakura bergetar menandakan adanya pesan masuk.

Gaara-senpai

Aku di depan rumahmu.

Sakura segera keluar rumah. Ia melihat Gaara di depan pintu rumahnya, menunggunya dengan baju yang sedikit basah.

"Senpai, kenapa kau tidak menunggu dimobil?" tanya Sakura

Gaara hanya tersenyum sebagai balasan, dan membuka jaketnya. Kemudian melebarkanya untuk menutupi dirinya dan Sakura dari hujan.

Sakura tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas tindakan Gaara.

"Kau bersikap sangat romantis, senpai." ledek Sakura

"Aku memang romantis dan tampan." tambah Gaara

Sakura terkekeh, "Percaya diri sekali, senpai."

"Apa aku salah?" tanya Gaara.

Lagi-lagi Sakura terkekeh dan menggeleng, "Tidak, kau memang tampan." ucap Sakura dengan jujur. Ia memang tidak berbohong, Gaara termasuk lelaki tampan yang ia kenal.

Selama perjalanan ke sekolah tidak ada keheningan yang terjadi, entah itu Sakura maupun Gaara selalu mencari topik pembicaraan.

Sakura merasa nyaman berbagi cerita dengan senpainya ini. Bahkan perkelahian dengan Sasuke kemarin pun diceritakan dengan semangat.

Mereka tiba di sekolah dan cuaca masihlah tidak bersahabat. Dengan sigap, untuk kedua kalinya Gaara menutupi dirinya dan Sakura dari hujan menggunakan jaket yang sebelumnya ia kenakan.

Tiba di koridor sekolah, mereka menggosok-gosok tubuhnya menggunakan lengan untuk menghalau dingin, " Terima kasih lagi, senpai."

"Aa.. tidak apa." balas Gaara

"Cepat masuk kelas, nanti kau telat." ucap Gaara sambil menepuk-nepuk lembut kepala Sakura.

Sakura mengangguk semangat, "Sampai nanti, senpai!"

Gaara terus menatap Sakura hingga hilang dari pandangannya. "Aku tidak menyangka kau senekat itu, Gaara." ucap Naruto yang baru datang dan merangkul Gaara.

Gaara menangkat satu alisnya seolah tidak paham dengan ucapan Naruto.

Naruto menggeleng, "Sudah, nanti kita telat. Ayo!" ajak Naruto sambil menepuk-nepuk kepala Gaara lembut seperti yang dilakukan Gaara pada Sakura tadi.

Gaara menepis tangan Naruto kasar dan mendelik sebal atas tindakan Naruto, "Menjijikan, Baka!"

Naruto terkekeh melihat respon Gaara, sikapnya yang usil sejak dulu tetap melekat hingga dewasa. Kemudian ia merangkul Gaara dan membawanya dengan tenaga untuk menuju kelas.

***

Guru wanita itu menutup bukunya, "Baiklah, pembelajaran dicukupkan sampai sini. Selamat beristirahat." ucap Kurenai-sensei.

Serendipity [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang