"Hai Prill" sapa Ali membuyarkan lamunan Prilly yang masih memikirkan perkataan orangtuanya kemarin.
Prilly tak menjawab, ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, sementara sekarang Ali menghampirinya.
"Ke kelas bareng yuk" ucap Ali sambil menggandeng tangan Prilly.
"Gue ada urusan, lo ke kelas sendiri aja" ucap
Prilly ketus sambil melepas tangan Ali dari tangannya dan berlari menjauh dari Ali.Ali bingung dengan sikap Prilly, apalagi ia memakai kata 'Lo Gue' lagi pada dirinya.
Ali berjalan tak bersemangat ke arah ruang basket.
'Apa salah gue ke Prilly, perasaan gue nggak ngelakuin kesalahan ke dia akhir-akhir ini' pikir Ali."Heh Lii, muke lo kenape kusut gitu?" ucap Ken membuyarkan lamunanya.
"Gue gapapa, cuma agak nggak enak badan aja." ucap Ali sambil menunduk takut Randy membaca matanya karna biasanya Randy yang slalu bisa membaca matanya.
"Boong lo Li, gue tau ini pasti gara-gara adek gue kan." ucap Randy yang membuat Ali semakin bingung kenapa Randy selalu saja bisa membaca pikirannya.
Ali tak menjawab.
"Apapun yang terjadi di hubungan lo saat ini, gue harap lo tetep semangat buat UN sama lomba basket yang makin deket." ucap Randy menasehati Ali. "Em dan satu lagi, kalau Prilly nggak mau cerita masalahnya apa ke lo, gue harap lo bisa ngertiin dia dan mencoba buat menerima apa aja keputusan dia nanti." lanjut Randy yang mengetahui bahwa Prilly akan di jodohkan oleh kedua orangtuanya tapi Randy tak bisa memberitahu Ali, takut Ali sedih.
"Maksut lo apa Ran? Masalah apa sih? Perasaan selama gue jalan sama Prilly, gue nggak pernah ngebuat Prilly sedih." seru Ali yang bingung dengan kata-kata Randy tadi, seakan ada masalah yang terjadi.
Randy tak menjawab dan hanya menyunggingkan senyumnya dan meninggalkan ruang basket menuju kelasnya.Setelah sampai di kelas Randy melihat Prilly yang nampak lesu, ia mengerti perasaan adiknya itu saat ini. Ia menghampiri Prilly mencoba untuk menenangkannya. Prilly langsung memeluk Randy yang telah duduk disampingnya.
"Jangan sedih terus dong Pril, gue tau ini berat banget buat lo, tapi percaya deh keputusan orangtua itu yang terbaik bagi anaknya. Nanti Ali juga bakal ngerti tentang keadaan lo, dan kalau kalian berjodoh pasti bakal bersatu lagi. Anggap aja sekarang hubungan lo sedang di uji. Tapi sekarang lo sama Ali belum pacaran kan?" ucap Randy panjang lebar.
"Belum kak, tapi Ali udah pernah nyatain perasaannya ke gue. Dan gue juga sayang banget sama dia walaupun dulu dia gue tolak karna menurut gue terlalu cepat. Gue mohon kak jangan bilang tentang perjodohan ini ke Ali. Gue nggak mau liat Ali sedih, gue lebih milih liat Ali marah dan benci sama gue daripada ngeliat dia sedih. Dan sekarang gue bakal ngebuat Ali benci sama gue." ucap Prilly sambil menangis sesenggukan.
"Iya Prill gue ngerti kok. Sekarang udah ya nangisnya, cengeng banget sih adek gue. Biasanya kan ceria tiap hari, ayo dong senyummm" ucap Randy yang mencoba menghibur adiknya itu dan mengusap air mata Prilly yang masih mengalir.
"Makasih ya kak" ucap Prilly seraya memeluk Randy erat.
"Nggak usah bilang makasih, ini kan emang tugas seorang kakak buat ngejaga adeknya." ucap Randy sambil mengusap rambut dan mencium kening Prilly.
***"Hai Prill, lagi sendiri aja nih?" tanya Arya mendekat ke arah Prilly dengan senyum lebarnya. Arya adalah seorang cowok yang dari dulu memendam rasa sayang kepada Prilly walaupun Prilly tak pernah membalas rasa sayangnya itu.
"Eh elo, iya nih lagi sendiri aja" jawab Prilly.
Ia terkejut melihat Ali dari jauh sedang memandanginya dengan Arya.
'Ini kesempatan gue buat Ali benci sama gue' batin Prilly.
"Eh arya pulang bareng yuk, aku lagi nggak ada yang nganter pulang nih." ucap Prilly tersenyum dan menggandeng Arya menuju parkiran.
Arya sempat terkejut namun senang dengan ajakan Prilly.Ali tak kalah terkejut dengan sikap Prilly yang tiba-tiba menggandeng Arya dan menyuruhnya mengantar Prilly pulang. Ali semakin tak mengerti dengan sikap Prilly yang seolah-olah Ali telah melakukan kesalahan yang besar.
"Eh maaf ya gue habis di bbm sama kak Randy kalau gue disuruh pulang sama dia, hehe maaf ya rya, mungkin lain kali." ucap Prilly yang sebenarnya hanya ingin membuat Ali cemburu dan marah kepadanya dengan cara mengajak Arya pulang bareng.
Arya nampak kecewa tapi Arya mengerti dan akhirnya ia pulang sendiri.Pikiran Ali yang kacau membuat ia tak bisa konsen saat mengendarai motornya dan "Brakkkkk"
Ali mengalami kecelakaan karna menabrak pembatas jalan dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat."Pyarrrr" gelas yang berisi air putih pecah karna tangan Prilly yang licin. Tiba-tiba perasaan Prilly jadi tidak enak dan langsung kepikiran Ali. Handphone Prilly berdering.
Randy: Prillyyyy, Ali kecelakaan dan sekarang lagi dibawa ke rumah sakit Kasih Bunda!
Prilly terkejut dan air matanya sudah tidak bisa terbendung lagi. Ia menutup telponnya dan langsung menuju Rumah sakit yang disebutkan oleh Randy.
"Kakkkk gimana keadaannya Alii" teriak Prilly seraya berlari mendekat ke tempat Randy duduk di depan ruang operasi.
"Ali lagi dioperasi Prill, kita berdoa aja semoga dia baik-baik aja." ucap Randy menahan tangisnya.
Prilly melihat dari kaca pintu operasi, ia melihat Ali sedang ditangani oleh beberapa dokter."Ini semua salah gue kak, kalau aja gue nggak ngebuat Ali cemburu, pasti Ali nggak bakal kayak gini." ucap Prilly menangis sejadi-jadinya.
"Lo nggak boleh nyalahin diri lo terus Prill, ini semua adalah takdir." ucap Randy menenangkan Prilly dipelukannya.Randy, Prilly, Ken, dan Dicky memutuskan untuk ke masjid untuk sholat dan berdoa agar operasinya lancar dan Ali baik-baik saja.
"Tuhan, selamatkan Ali dari masa-masa kritis ini. Berikan ia kesehatan dan umur yang panjang. Jika memang engkau akan mengambil nyawanya, hamba mohon ambilah saja nyawaku. Biarkan Ali hidup, hamba rela menggantikan Ali sekarang." doa Prilly yang membuat ia menangis tanpa henti.
Setelah 5 jam menunggu, akhirnya pintu operasi terbuka yang menandakan operasi telah usai. Papa dan Mama Ali yang sedari tadi juga menunggu di depan ruang Operasi segera menuju dokter yang memanggilnya, begitu juga dengan Prilly Randy dkk.
"Bagaimana dengan kondisi anak saya dok? Operasinya lancar kan?" tanya Papanya sambil memeluk istrinya.
"Operasinya lancar pak, tapii.." ucapan dokter itu terhenti sejenak.
"Tapi apa dokk???" tanya Prilly yang mulai angkat bicara.
"Tapi sekarang pasien sedang menjalani masa Komanya yang belum kami ketahui sampai kapan ia akan sadar kembali." lanjutnya.Semuanya nampak terkejut dan Prilly semakin menangis di pelukan kakaknya. Ia tak menyangka orang yang ia sayang akan tertidur dengan waktu lama. Pasti ia akan kangen dengan sosoknya yang biasa menemaninya kemanapun dan dimanapun. Randy mencoba menenangkan adiknya yang terus terisak didadanya.
"Ini takdir Prill, kamu harus kuat menjalani cobaan ini." ucap Randy menenangkan adiknya.
_________________Karena rasa senang dan sedih itu satu paket:)
Vote or Comment for next chapter
Don't be Silent Reader, thankyouu;)

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Real, Not a Dream
FanficKetika rasa cinta mulai tumbuh, Ketika rasa sayang mulai menggebu, Ketika ada rasa untuk saling memiliki, Pada saat itu hanya ada satu yang ia rasakan, bahagia. Namun bagaimana rasanya bila cinta itu pergi? Bagaimama rasanya bila orang yang kita say...