Ali meringis memegangi kepalanya, pandangannya mulai buram, pendengarannya mulai kabur, dan hanya ada satu suara yang terakhir ia dengar, 'Aliiii'. Dan setelah itu tak ada lagi yang ia lihat, dengar, dan rasakan lagi.
-
Ali mulai mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha untuk mencoba membuka matanya. Memandang ke sekitarnya yg masih nampak buram. Bau obat-obatan telah menyambut hadirnya Ali. Sudah dipastikan ia sedang berada di rumah sakit.
Ia mendengar percakapan 2 orang di luar kamarnya yg sepertinya sedang membahas tentang dirinya.
Tak lama kemudian seorang pria memasuki kamar Ali. Ali memandang pria yg tak asing lagi baginya, Randy.
"Hei Li, udah bangun?"
"Kok lo ada disini Ran?" tanya Ali dengan suara khas orang bangun tidurnya.
"Iya, gue yg nolongin lo kemarin di taman deket rumah gue, kebetulan waktu itu gue lewat situ trus gue liat lo dipukulin preman-preman. Trus pas gue dateng, lo nya udah pingsan." jelas Randy panjang lebar.
"Eh Prilly kemana Ran? Kok nggak ada disini?" tanya Ali seakan tak perduli dengan penjelasan Randy tadi.
"Prilly?" tanya Randy dengan ekspresi bingungnya.
"Iya Prilly. Kenapa sih? Prilly adek lo kan, kok lo bingung gitu?"
"Lo udah inget Li? Lo nggak amnesia lagi? Lo......... Ahhhh gue seneng bangetttt, temen gue udah pulih ingatannyaa!!" teriak Randy sambil memeluk Ali, sedangkan yg dipeluk hanya mengerutkan dahinya seakan bingung dengan apa yg terjadi.
"Ehem" suara deheman dari pintu berhasil menyadarkan Randy dari aksinya barusan.
"Eh dokter hehe, Ali udah inget semuanya dok!! Dia udah nggak amnesia lagii" ucap Randy setengah berteriak kepada sang dokter yg melangkah menuju ranjang Ali dengan senyumannya.
"Coba saya periksa keadaan pasien dulu ya."
"Em ini tahun berapa Ali?" tanya dokter Ari yg menangani Ali.
"2015 lah dok, gimana sih. Masa nggak tau? Nggak punya kalender di rumah ya dok?" tanya Ali heran.
Sedangkan dokter Ari hanya tersenyum, "Apakah kamu punya seorang kekasih?"
"Em belum sih dok, tuh adeknya temen saya belum nerima saya. Sekarang nggak tau tuh kemana." jawab Ali bete dengan pertanyaan yg dilontarkan oleh sang dokter.
Randy yg mendengar jawaban Ali hanya tersenyum tipis. Dokter Ari memang mengetahui penyebab Ali kecelakaan yg menyebabkannya mengalami amnesia.
"Selamat pasien Ali, ingatan anda telah kembali seutuhnya." dokter Ari menjulurkan tangannya dengan senyum khasnya.
Ali yg bingung hanya membalas uluran tangan dokter Ari dengan wajah datar.
"Sebenernya apa yg terjadi sama gue sih Ran?" tanya Ali setelah dokter Ari keluar dari ruangannya.
Randy mengela napasnya dan mulai menceritakan kecelakaan yg menimpa Ali yg telah menyebabkannya amnesia. Ali mendengarkan penjelasan Randy secara seksama.
"Trus sekarang Prilly dimana? Dia masih marah sama gue?" tanya Ali.
Sebenarnya Randy enggan menjawab pertanyaan yg dilontarkan oleh Ali, tapi apa daya, Ali terus mendesaknya. Dan pada akhirnya ia menceritakan semuanya kepada Ali, dari Prilly yg pura-pura menjauh dari Ali, sampai Prilly yg akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak teman akrab papa Prilly.
Ali menatap Randy tak percaya. Ia sangat terpukul dengan penjelasan Randy.
"Nggak! Nggak mungkin Prilly ninggalin gue Ran! Dia itu cinta sama gue! Dia nggak mungkin tega ninggalin gue sendirian disini! Dia pasti sekarang ada di rumah! Dia nggak mungkin ada di Jerman." ucap Ali setengah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Real, Not a Dream
FanfictionKetika rasa cinta mulai tumbuh, Ketika rasa sayang mulai menggebu, Ketika ada rasa untuk saling memiliki, Pada saat itu hanya ada satu yang ia rasakan, bahagia. Namun bagaimana rasanya bila cinta itu pergi? Bagaimama rasanya bila orang yang kita say...