Nathan's Pov
"Nathaaaaan" teriak seorang wanita yang suaranya tak asing lagi bagiku. Aku mencari asal suaranya yang tepat di belakangku. Ya. Suara itu adalah suara Prilly. Wanita yang akhir-akhir ini tanpa bosan selalu di sampingku."Gimana? Cocok nggak?" tanyanya sambil tersenyum mempamerkan deretan giginya yang putih.
Aku melihatnya dari bawah sampai atas. Aku ulangi lagi melihatnya dari bawah sampai atas tanpa berkedip. Sangat cantik menurutku.
"Kok bengong sih Than? Gue jelek ya pake gaun ini?" tanyanya nampak sedih.
"Cantik. Layaknya seorang bidadari." gumam ku pelan hampir tak terdengar.
"Ha? Lo ngomong apa tadi Than?" tanya Prilly yg tak mendengar ucapan Nathan.
"Emm nggakpapa kok." jawabku sambil tersenyum.
"Gue jelek ya pake ini?" tanya Prilly (lagi).
"Enggak kok, cantikk. Cantik banget malah." ucapku santai.
"Beneran gue cantik pake gaun ini?"
"Iya tapi gaunnya yg cantik. Bukan lo nya yg cantik. Wleee" ucapku tertawa sambil menjulurkan lidahku.
"Ih Nathan mah gitu. Nggak lucu. Yaudah gue nggak jadi ikut pemotretan itu. Cari aja sana model penggantinya." omelnya sambil manyun dan melipat tangannya di depan dadanya.
"Hahaha gitu aja ngambek. Tu mulutnya nggak usah di maju"in, ntar gue cium mau lo?" godaku sambil mendekatkan wajahku ke wajahnya.
"Apaan sih lo. Nggak ya. Jangan brani-braninya lo cium gue. Jauhiiin muka lo nathaaan." ucapnya yang semakin lama semakin pelan.
"Malu malu tapi mau hahaha liat tuh pipi lo udah kayak kepiting rebuss, merah banget." godaku lagi sambil menjauhkan wajahku darinya.
"Aaaaaa Nathan jangan kayak gitu dong. Gue malu kan." teriak Prilly sambil memukul-mukul lenganku.
"Aaaa sakittt Prilly calon istriku tersayang."
Prilly menghentikan aktivitasnya yg sedang memukuli lenganku. Pipi Prilly nampak memerah kembali. 'Pasti Prilly merasa tersipu dengan ucapanku tadi.'
'Entah kenapa gue seneng godain lo gini Prill. Pipi lo yg merah bikin gue gemes dan rasanya gue pengen nerkam lo. Baru kali ini ngerasa nyaman banget sama cewek yg baru gue kenal.' batinku dan tersenyum ke arah Prilly yang masih terdiam.
"Udah nggak usah merah lagi pipinya hahaha. Yuk ke ruang pemotretannya, udah di tungguin dari tadi tau." ucapku menarik tangannya.
Prilly's Pov
"Gue nggak salah denger? Nathan manggil gue 'calon istriku tersayang'? Ha? Nggak salah? Nathan udah ngakuin gue sebagai calon istrinya? Apa dia udah sayang sama gue? Apa dia udah cinta sama gue? Secepat itukah? Lantas bagaimana dengan perasaanku? Alii.. Aku kangen sama kamu, bagaimana keadaan mu sekarang? Semoga kamu baik-baik aja ya Li. Aku yakin kita bakal ketemu lagi suatu saat nanti. Em maafin aku ya Li, mungkin aku akan mencoba lupain kamu dan membuka hatiku buat Nathan. Nathan cowok yang baik, jadi gue nggak boleh egois. Gue bakal berusaha sayang sma Nathan. Ya. HARUS." ucapku dalam hati."Hey, Prilly... Hey.." ucap Nathan sambil mengibaskan tangannya di hadapanku.
Aku tersadar dari lamunanku. "Eh iya? Ada apa Than?"
"Lo ngelamun ya? Ngelamunin apaan sih Pril? Ini udah mau mulai fotonya."
"Nggak ngelamunin apa-apa kok hehe maafin gue ya, yaudah gue siap-siap kesana dulu." ucapku meninggalkan Nathan yang nampak masih bingung dengan kelakuanku barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Real, Not a Dream
FanfictionKetika rasa cinta mulai tumbuh, Ketika rasa sayang mulai menggebu, Ketika ada rasa untuk saling memiliki, Pada saat itu hanya ada satu yang ia rasakan, bahagia. Namun bagaimana rasanya bila cinta itu pergi? Bagaimama rasanya bila orang yang kita say...