Chapter 14

1.4K 44 9
                                    

Kalau yg dari kemarin bingung mau bayangin Nathan kayak siapa, bayangin aja kalau Nathan itu yg meranin Halik.
Pasti tau dong Halik itu siapa? Wkwk itu udah aku pasang fotonya ya di multimedia.
-Prilly&Halik-

-----------------------Oke back to story------------------------

Rosalina C.R : Li, nanti siang kalau lo nggak ada janji, ntar lo dateng ya ke cafe yg kemarin buat bahas rencana bisnis kita sekalian lunch bareng. Bisa kan?
M. Aliando S : Okee bisa kok, jam 12 gue udah sampe sana.

Setelah membalas line dari Rosa, Ali kembali berkutik dibalik layar laptop yg sedari tadi menampilkan huruf huruf dan angka angka yg sangat membuatnya stres. Bagaimana tidak? Umurnya yg masih terbilang muda telah disuruh memegang perusahaan milik Papanya, sedangkan Papanya memegang cabang perusaan yg ada di Singapura.

Masa muda yg seharusnya dipakai untuk bersenang-senang terpakai habis dengan berkutik pada lembaran-lembaran kertas yg isinya tulisan-tulisan dengan bahasa sok tingginya yg bisa membuat otaknya berputar-putar saat membaca kata-kata yg tersusun rapi di dalamnya.

'Setidaknya gue bisa lupa sama masalah gue sejenak.' itu yg ada di pikiran Ali saat harus lembur dari pagi sampai pagi lagi.
**

"Lang, gue pergi makan siang dulu ya.. Kalau ada tamu bilang aja gue lagi pergi, kalau ada hal penting langsung telfon gue aja." ucap Ali saat melalui ruangan asistennya, Galang.

"Siap tuan besar." jawan Galang dengan ibu jari dan jari telunjuknya yg menyatu membetuk huruf 'O' yg disambut tawa kecil oleh Ali.

Ya, Galang adalah sahabat SMA nya. Ia sekarang bekerja menjadi asisten sekaligus tangan kanan Ali karna memang mereka sudah sangat amat dekat jadi Ali mempercayakan semua urusannya kepada Galang.
**

Ali's Pov

"Hey, Sa. Udah lama ya? Sorry tadi agak sedikit macet." ucapku sambil duduk di hadapannya.

"Telat 10 menit." ucap Rosa sambil melihat jam yg melekat di tangan kirinya yg ku sambut dengan cengiran minta maaf. "Dasar lo emang tukang telat. Katanya sampe sini jam 12, nyatanya nggak on time lagi." lanjutnya dg muka bete.

"Iya iya maaf, hari ini gue sibuk bgt soalnya. Eh trus gimana jadi nggak kerja samanya? Kapan nih mulainya? Udah nggak sabar gue." langsung saja aku membrondong pertanyaan ke dia, biasalah mengalihkan pembicaraan dikit. Ckck.

"Eh eh lo kalau nanya satu-satu dong. Iss bikin bete aja lo. Ya jadilah ntar waktunya gue kasih tau aja deh."

Aku hanya menganggukan kepala sambil memesan makanan. Akhirnya aku dan Rosa makan siang dg diselingi pembicaraan bisnis-bisnis dan lain lain.

"Lo mau langsung pulang Sa?" tanyaku.

"Iya nih gue mau langsung balik ke apartmen aja."

"Naik taksi?" tanyaku yg dijawab anggukan olehnya.

"Gue anter aja."

"Lo nggak balik ke kantor lagi?"

"Nggak ah, males. Lagian udah gue pasrahin ke asisten gue. Yaudah yuk."

Di dalam mobil hanya ada keheningan yg di isi dengan suara dari radio. Rosa sedari tadi hanya membolak-balikan majalah yg dibawanya. Sedangkan aku hanya fokus menyetir.

Hening hening hening, sampai tiba-tiba...
"Halo?"
.........
"Iya, aku ini lagi otw apartmen sayang. Hari ini kamu nggak usah jemput aku ya."
.........
"Sama Ali nih tadi habis meeting bareng."
.........
"Oke see you."

"Dimas?" tanya ku membuka suara dan dijawab anggukan.

"Udah berapa lama pacaran sama dimas?"

"Emm sekitar 2tahun kali ya, nggak ngitung gue haha."

It's Real, Not a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang