Ali mulai mendekatkan ibu jarinya dan mengusap mulut Prilly perlahan membuat mereka terhanyut dan saling berpandangan cukup lama, jantung mereka serasa berdebar semakin cepat dan tiba-tiba...
"Maaf mas mbak, ini struk pembayarannya." ucap seorang pelayan yang berhasil mengagetkan mereka.
"Eh em iya makasih ya mas." ucap Ali gugup.
Prilly hanya terkekeh geli melihat Ali yang salting.Ali dan Prilly segera meninggalkan kedai itu mengingat matahari mulai tak nampak lagi.
"Thanks for today ya Prill." ucap Ali.
"Sama-sama Li, harusnya gue yang bilang makasih hehe. Gue turun ya." ucap Prilly dan perlahan membuka pintu mobil Ali namun batal karna Ali menahan tangan kanannya dan Prilly hanya menoleh dan mengerutkan keningnya.
"Good night Prill." ucap Ali tersenyum.
"Night too Li, nanti kalau udah nyampe rumah bbm gue ya."
"Siap pak!" ucap Ali seperti seorang tentara yang telah diberi tugas oleh komandannya.
Prilly hanya tertawa kecil dan melambaikan tangannya ke mobil Ali yang sudah tidak nampak lagi dari pandangannya.
***Prilly membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur mencoba mengingat-ingat kembali apa saja yang ia lakukan bersama Ali hari ini.
Tiba-tiba handphone Prilly berdering menandakan ada telpon yang masuk.
'Paling Gritte nih' pikir Prilly yang mulai mengangkat hpnya tanpa melihat nama yang tertera di hpnya.Prilly: Apaan sih tte, ganggu aja lo. Gue kan ngantuk mau tidurrr!!
Ali: Eh mau tidur ya? Yaudah deh gue cuma mau bilang kalau gue udah nyampe rumah hehe.
Prilly: Eh Ali, maaf gue kira Gritte. Syukur deh kalau lo udah nyampe rumah.. Em btw kok lo punya nomer gue? Dapet dari mana?
Ali: Punya dong, lo lupa ya tadi kan gue minjem hp lo, nah disitu gue nyatet nomer gue di hp lo trus missed call ke hp gue biar gue tau kalau itu nomer lo, emang tadi waktu lo ngangkat telpon nggak liat nama gue?
Prilly mencoba menjauhkan hpnya dari telinganya dan menepuk jidatnya setelah melihat sudah ada nama Ali di hpnya.
Prilly: Eh iya maaf gue tadi nggak sempet liat hehe.
Ali: Haha aneh lo Pril, masa nggak liat dulu siapa yang nelpon. Yaudah ya gue mau beres-beres dulu udah malem. Sampai ketemu di sekolah ya.
***Mulai dari hari itu Ali dan Prilly semakin dekat. Bahkan mereka telah merubah cara bicaranya dari 'Lo Gue' menjadi 'Aku Kamu'. Prilly yang memang siswi yang sangat pintar membuat dirinya berhasil lompat kelas yang tadinya kelas X sekarang jadi kelas XII bahkan sekarang ia sekelas dengan kakaknya sendiri.
***Seperti biasa pulang sekolah Prilly diantar oleh Ali sampai depan rumahnya. Prilly memasuki rumahnya dan melihat Papa dan Mamanya yang telah duduk di ruang keluarga yang terlihat seperti menunggu seseorang.
"Hai ma pa, lagi nungguin siapa?" tanya Prilly seraya mendekat ke arah papa mamanya.
"Lagi nungguin kamu sayang, sini duduk dulu. Papa sama mama mau bilang sesuatu sama kamu." ucap Mama Ully yang memberi tempat untuk Putrinya duduk di sampingnya.
"Ada apa ma kok tumben banget ngumpul di sini?" tanya Prilly yang mulai kepo.
"Gini nak, kan kamu sebentar lagi lulus nah kita mau kamu kuliah di Jerman dan.." ucap Papanya menggantungkan kata-katanya menunggu respon Prilly.
"Dan apaan pa??"
"Dan di sana kamu juga akan tunangan sama calon suami kamu." lanjut Papanya membuat Prilly tak paham.
"Ha?? Maksutnya Prilly mau di jodohin gituu???" tanya Prilly tak percaya.
"Iya nak. Kamu akan kami jodohkan dengan anak dari sahabat papa yang menetap di Jerman. Anaknya baik kok, ganteng juga. Pasti kamu suka deh sama dia." ucap Mamanya.
"Nggak mau Ma, Prilly udah punya pasangan yang Prilly cinta. Mama sama papa tau kan aku sayang banget sama Ali? Ya walaupun kita masih belom ada status pacaran." ucap Prilly menentang ucapan mamanya.
"Nah maka dari itu kami ingin cepat-cepat kamu tunangan sama pilihan mama papa sebelum kamu sama Ali mengenal terlalu jauh apalagi sampai berpacaran. Kami mohon Pril kali ini kamu nurut sama keputusan kita. Papa yakin kamu bakal bahagia sama anak temen Papa itu." jelas Papanya yang semakin membuat Prilly kesal.
Akhirnya Prilly meninggalkan kedua orang tuanya dan menuju ke kamarnya di lantai 2. Prilly nampak kecewa dengan keputusan orangtuanya. Entah apa yang akan Prilly katakan ke Ali kalau nanti Ali bakal nyatain lagi perasaannya mengingat Prilly sudah pernah menolak Ali.
-Flashback-
Sore itu Ali tiba-tiba menyuruh Prilly ke taman di dekat rumahnya. Dengan cepat Prilly bergegas ke taman itu berjalan kaki karna memang tempatnya tak begitu jauh dari rumahnya.
"Alii... Kamu di manaa?" teriak Prilly celingukan.Tiba-tiba ada yang menutup mata Prilly dari belakang.
"Ah Alii ini mesti kamu deh, aku hafal banget ini harum parfum kamu." ucap Prilly dan mencoba melepaskan tangan Ali dari Prilly.
"Ih kok tau sih. Jadi gagal kan rencana aku." ucap Ali melepaskan tangannya.
"Wakaka rencana apaan sih Li?" tanya Prilly.
"Emm Prill"
"Hmm"
"Aku.. Em... Aku..."
"Kamu kenapa? Yang jelas dong Li jangan buat aku panik."
"Aku suka Pril sama kamu, dari sejak awal kita ketemu, semakin hari rasa sayang,suka,dan cinta aku makin nambah. Sebelum aku ketemu kamu, aku nggak pernah ngerasaain kayak gini. Cuma kamu pril perempuan yang bisa buat aku sebahagia ini. Dan hari ini aku pengen kamu jadi pacar aku yang selalu ada di samping aku disaat suka maupun duka." ucap Ali membuat Prilly terharu.
"Aku belum bisa Li." jawaban Prilly membuat Ali terkejut. "Menurutku ini kita terlalu cepet. Aku masih pengen mengenal kamu semakin jauh biar aku nggak salah pilih." lanjutnya.
"Eh jangan sedih gitu dong mukanya, aku juga sayang banget sama kamu Lii, tapi aku belum mau berpacaran dulu untuk saat ini." ucap Prilly sedikit membuat Ali tenang.
Ali tersenyum dan langsung memeluk Prilly walaupun ada sedikit rasa kecewa tapi itu tak membuat Ali menyerah. Ia terus berusaha agar Prilly mau menerimanya jadi pacarnya.
-Flashback Off-Perasaan Prilly semakin tak menentu. Ia tak mau membuat orangtuanya kecewa. Tapi ia juga tak mau membuat Ali sakit hati. Ia sungguh di tempat yang salah. Ia mencoba menenangkan pikirannya sampai ia pun terlelap.
____________Kira-kira Prilly milih ke Jerman bareng orangtuanya atau milih tetap mempertahankan cintanya bersama Ali ya?
Vote or Comment for next chapter ya guys:)Don't be Silent Reader;)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Real, Not a Dream
ФанфикKetika rasa cinta mulai tumbuh, Ketika rasa sayang mulai menggebu, Ketika ada rasa untuk saling memiliki, Pada saat itu hanya ada satu yang ia rasakan, bahagia. Namun bagaimana rasanya bila cinta itu pergi? Bagaimama rasanya bila orang yang kita say...