Mereka akhirnya berkumpul di basecamp. Seungmin diusir untuk menjaga Beomgyu, jaga-jaga kalau Changbin kembali mengamuk. Kan tidak lucu kalau Seungmin kena pukul lagi.
Renjun mengambil bingkai puzzle yang sudah terpasang beberapa puzzle. "Puzzlenya Kak Yeonjun, dong." pintanya pada Hyuka.
Hyuka menyerahkan puzzle milik Yeonjun.
"Punya Kak Yeonjun ada di urutan kedua, setelah Hanji." kata Hyunjin yang memasangkan puzzle.
"Apa jangan-jangan ... kita diincar sesuai urutan puzzle?" Haechan menebak-nebak.
"Umm ... by the way, gue nemu puzzle juga." Chenle merogoh sakunya, kemudian mengeluarkan puzzle miliknya.
Hyunjin dan Renjun bertatapan. Mereka beralih menatap puzzle Chenle kemudian memasangkannya.
"Punya Chenle ada di urutan ketiga."
"Belum tentu kita diincar sesuai urutan puzzle, kan?" Suara Jisung terdengar.
"Bener." Soobin menyetujui. "Ini terlalu awal buat menyimpulkan. Kita tunggu beberapa hari lagi."
"Apa?! Kita nggak bisa nunggu beberapa hari lagi!" Jeno yang sedari tadi mendengarkan mulai ngegas. "Kalo bener kita diincar sesuai urutan puzzle, Chenle yang selanjutnya! Habis itu Seungmin, Beomgyu terus Kak Mark!"
Maklumi saja gaes, mood Jeno masih naik-turun selepas kematian Eric.
"Gue nggak apa-apa kok kalo jadi korban selanjutnya." Chenle mengulas senyum tipis.
"Lo bilang nggak apa-apa tapi kitanya yang kenapa-napa." Minho angkat bicara. "Jeno bener, kita nggak bisa nunggu beberapa hari lagi. Bisa aja besok ada yang jadi korban lagi. Emangnya kalian mau?"
"Tapi kita nggak bisa ngapa-ngapain, Ho." sahut Mark. "Nggak ada clue lagi. Kita harus apa?"
"Siapa bilang nggak ada clue, hah?"
"Ada salah satu temen kalian yang sudah bekerjasama denganku, nih. Hahaha!"
Chan mengepalkan tangannya. "Kenapa lo ngelakuin ini ke kita?"
"Emangnya kenapa? Seru tau bikin permainan kayak gini!"
"Yang lo bilang seru itu udah bikin kami kehilangan dua temen kami!" teriak Changbin marah. Dia masih belum memaafkan penyebab kematian Han dan Yeonjun adalah permainan konyol ini.
"Oww, tenang, Changbin. Tidak perlu marah-marah begitu. Aku pastikan, sebentar lagi kamu dapat menemui kedua temanmu lagi di atas sana." Suara misterius itu kembali tertawa.
"Katanya ada clue. Clue apa?" Taehyun bertanya pelan. "Apa tentang cara agar permainan ini bisa berakhir?"
"Tentu saja!" Dia menjawab dengan bersemangat. "Kalian hanya perlu membunuh—tidak, menyingkirkan iblis yang membuat permainan ini. Bawa aku kembali ke neraka. Kalau tidak bisa ya ... kalian harus tetap mencari puzzle-puzzle."
"Tapi aku tidak bisa berjanji kalaupun puzzle selesai, kalian dapat hidup dengan tenang."
***
Seungmin menghela napas. Dia mengeluarkan buku tebal berisi materi-materi kimia.
Besok Rabu dia ada olimpiade di kota sebelah, mau tidak mau membuatnya harus belajar. Namun dengan keadaan yang begini, dia bahkan tidak yakin dapat memenangkan olimpiade.
Jangankan memenangkan olimpiade, Seungmin sendiri tidak yakin dia dapat mengikuti olimpiade atau tidak.
"Masih belajar, Seung?" Jaemin bertanya. Dia duduk di samping Seungmin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
Mystery / Thriller"Selesaikan puzzle ini dalam lima belas hari jika kalian ingin selamat." *** Soobin tidak menyangka, jika kiriman puzzle yang ia dan teman-temannya pikir hanya sebuah keisengan belaka, malah membahayakan nyawa mereka. ft. nct dream, skz & txt