22

93 13 0
                                    

Hyuka mendengkus mendengar suara Felix. "Ganggu lo, Kak." cibirnya.

"Biarin. Tugas ini tuh tugas lo, jangan sekali-kali nyuruh Sanha bunuh Soobin."

"Oh, atau jangan-jangan lo juga suka sama Soobin?"

"Gue masih normal, ya!" seru Hyuka tidak terima.

"Ah, yang bener~? Tapi kok kadang jantung lo deg-degan waktu berduaan sama Soobin?"

"Kalo nggak deg-degan ya mati lah, bego! Ah elah, jadi iblis aja nyebelin."

"Heh! Berani lo sama gue?!"

"Nggak."

Sanha berusaha menggerakkan tangannya. Berhasil, sihir yang menguasai tubuhnya sudah hilang. Sanha meletakkan kapak. Kemudian memeluk Soobin, tidak peduli jika baju putihnya kotor terkena darah yang berada di badan Soobin. "Lo nggak bisa gerak, Bin?" tanyanya pelan.

Soobin menggeleng. "Nggak bisa. Ada sihir yang ngendaliin gue."

"Eit-eit, Sanha nggak boleh lepasin Soobin, ya!" Suara Felix membuat Sanha menggeram. "Percuma, Soobin udah gue sihir. Dia nggak bakalan bisa pergi dari sini."

"Nggak! Soobin bakal keluar dari sini bareng gue!"

Felix berdecak. "Ck-ck-ck, Sanha keras kepala banget. Mendingan Sanha keluar dari sini, daripada ngeliat Soobin mati di depan mata lo."

"Gue nggak bakal pergi kalo nggak sama Soobin!"

"Ah elah, percuma. Soobin udah ditakdirin mati di permainan ini. Kenapa lo keras kepala banget, sih?"

"Siapa lo kok bisa ngatur kalo Soobin bakalan mati di permainan ini, hah?!"

"Gue? Lee Yongbok, sepupunya Lucifer."

Sanha menggertakkan giginya. "Lo bener-bener, ya ..."

"Apa? Oh, lo nggak mau nolongin Jihoon? Baejin kayaknya sekarat, tuh."

"LEE YONGBOK! GUE BENER-BENER MARAH SAMA LO!"

"Ya udah sih, marah aja. Toh gue nggak peduli." Felix berdehem. "Hyuka, lanjutin."

Hyuka menelan ludahnya dengan susah payah.

Kenapa ... dia merasa tidak rela untuk membunuh Soobin? Padahal tadi Hyuka bersenang-senang saat membunuh Haechan dan Taehyun.

"Hyuka, jadi nggak?"

Hyuka tersentak. Dengan senyum kikuk, dia menjawab, "Jadi kok." Tangannya yang bergetar mengambil kapak yang sebelumnya Sanha taruh di lantai.

Perlahan, Hyuka maju mendekati mereka berdua. Sanha semakin mengeratkan pelukannya pada Soobin. "Hyuka, gue mohon ... jangan apa-apain Soobin. Soobin salah apa ke lo sampe-sampe harus dibunuh?"

"Ssstt, Sanha mending diem aja. Sekarang mundur."

Tanpa mendapat persetujuan dari Sanha, Felix menyihir tubuh Sanha kemudian menyuruhnya untuk berjalan mundur. Sanha kelabakan sendiri.

"Soobin, Soobin!" Tangannya berusaha meraih tangan Soobin.

Soobin tersenyum menatap Sanha. "Sanha jagain Mama sama Papa, ya? Jaga diri Sanha juga. Pokoknya Sanha nggak boleh tidur larut malem, Sanha jangan bandel ke Mama Papa. Titip salam buat mereka, ya."

"NOOO! CHOI SOOBIN!" Sanha berteriak. Air mata jatuh menetesi pipinya.

"Sanha, sih. Udah gue bilang mending keluar daripada liat Soobin dibunuh. Nyesel nggak lo?"

PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang