18

80 15 0
                                    

Taehyun tertegun setelah membacanya.

Kenapa Lee Felix adalah dalangnya?

Berarti ... Felix selama ini adalah iblis, dong ...

Taehyun kembali membaca buku itu. Ada dua pengkhianat? Tapi kenapa waktu itu si iblis—ah, enggak. Kenapa waktu itu Felix bilang ada satu orang yang kerjasama bareng dia?

Mata cowok itu beralih menatap jendela. Dan boom!

Betapa terkejutnya Taehyun saat melihat ada Felix yang berdiri di luar mobil, dia menampilkan senyum secerah matahari. Wajahnya tepat berada di jendela mobil di samping Taehyun.

"L-lo ..."

"Ah, gue udah ketauan, ya?" Felix tertawa kecil.

Sontak saja itu membuat yang lain menatap ke belakang.

"LOH, FELIX?! MASIH HIDUP?!"

Chan hendak keluar menghampiri Felix saat Taehyun berteriak, "Kak Chan jangan keluar! Felix itu iblis yang bikin permainan ini!"

Apa?

Chan menatap Taehyun. "Lo bilang apa?"

Taehyun memajukan tubuhnya, hingga dadanya menyentuh kursi yang diduduki Haechan dan Jeongin. Tangannya terulur, masih dengan membawa buku Seungmin. "Lihat! Kak Seungmin bilang Felix itu dalangnya!"

Chan merebut buku itu. Dia berulang kali membaca hanya untuk memastikan.

Sementara Felix yang di luar hanya tertawa kencang.

Aduh, kenapa manusia gampang sekali untuk ditipu, ya?

"BAJINGAN!" Chan berteriak marah. Dia membuka pintu mobil lalu keluar. Kakinya melangkah menuju Felix. "Kenapa lo ngelakuin ini, Felix?!"

Felix menghentikan tawanya. Kemudian tersenyum manis. "Kenapa? Kan tadi gue udah bilang, gue gabut makanya bikin permainan ini." Setelahnya terkekeh geli.

Melihat Chan keluar, Soobin akhirnya ikut keluar. Diikuti oleh tiga orang yang lain.

"Lix, gue nggak nyangka lo kayak gini ..." kata Soobin sedih. "Setelah bertahun-tahun yang kita lalui, lo malah bikin temen-teman kita meninggal cuma karena gabut?!"

"Gue itu iblis kalo kalian lupa." Felix tersenyum geli.

"Dan sekarang waktunya untuk kalian ketemu sama yang lain!"

***

Gelap.

Itu yang Jeongin lihat pertama kali. Di mana dia? Di mana teman-temannya yang lain? Kenapa di sini gelap?

Jeongin berusaha menggerakkan tangannya, lalu mengernyit kala mendapati bahwa tangannya tidak terikat. Kakinya pun begitu.

Krieeett.

Suara pintu terbuka. Jeongin tidak menolehkan kepalanya. Dia masih menunduk, berpura-pura seolah-olah belum sadar.

"Tinggal lima, ya? Kerjanya bagus juga." Suara seseorang yang Jeongin kenal membuatnya menegang.

Itu kan suara ...

Kain yang sedari tadi menutupi mata Jeongin akhirnya terlepas.

"Nggak usah pura-pura lo. Gue tau kalo lo udah sadar."

Mendengarnya membuat Jeongin mendongak. Terkejut ketika mendapati wajah teman sekelasnya yang ternyata masih hidup.

"Lo?"

Orang itu menanggapinya dengan senyuman. "Hehe, halo Jeongin!"

"Lo—lo masih hidup!" seru Jeongin senang. Dia berdiri, hendak memeluknya.

PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang