.
.Kio memilih duduk di sofanya sambil menonton TV, ia melihat kebawahnya yang sudah tertidur dengan sendirinya Kio berdiri lagi ia mengambil lap dan mulai mengelap seluruh kaca yang ada dirumah.
Saat mengelap ia melihat beberapa lembar kertas yang berserakan didepan pintu kamar Velen tepat saat Velen tadi melempar tasnya ke sembarang arah.
Ia mulai berjalan dengan pelan ke arah depan pintu tersebut Kio mulai mengambil satu persatu kertas itu, ternyata itu adalah lembaran browsur tentang perekrutan pegawai baru dikantornya, Kio merasa iri dia juga ingin bekerja layaknya orang lainnya, tapi tak mungkin karena ia bisu.
Seketika satu ide muncul di otaknya, ia mengambil HPnya dan mulai mencari kontak yang sudah ia dapati kemarin dari Ken.
Tuan Ken
Halo Tuan Ken. Selamat sore
saya Kio, apakah saya boleh
bertanya sesuatu??17.40
//Ya? Kio?? tentu,
bertanyalah17.41
Apa kantornya Tuan Ken
membuka lowongan pekerjaan17.41
//Hmm apa kau ingin daftar
pegawai di kantorku??17.41
Jika boleh aku ingin
17.41
//Besok aku ke sana oke
tunggu aku saja17.42
Baik! Terimakasih banyak tuan
17.42
//Kio merasa sedikit legah bahwa ia masih memiliki kesempatan untuk bisa bekerja, yah ia akan membicarakan ini nanti dengan Velen.
Kio kembali ke sofa untuk istirahat tapi sepertinya kelelahan telah membuat ia terkantuk dan berakhir tertidur hingga jam 20.00
Klek
Pintu kamar Velen terbuka, mengartikan kegiatan antara 2 manusia didalamnya telah usai."Baik sayang, nanti kuhubungi lagi. Cup" ucap Zian sambil mengecup pipi Velen
"Ya, hati hati dijalan.." ucap Velen sambil mengikat tali handuk di pinggangnya
Tap
Suara pintu apart yang tertutup pelan.Velen mengambil soda di kulkasnya, ia melirik note di kulkas tersebut dan membacanya.
'Tuan, jika anda membaca ini berarti saya tertidur, kue coklat dan makanan lainnya sudah kusiapkan di atas meja makan, buka saja tudungnya..' Isi note dari Kio
Gluk gluk
Velen hanya meneguk sodanya dan membuang note itu ke kotak sampah.Ia mendatangi meja dan melihat kue cokelat yang terlihat begitu lembut dengan lapisan cokelat parut diatasnya.
"Bodoh" ucapnya lalu ia mulai mencoba kue itu
Enak
Itu yang ia pikirkan, Velen memakannya lagi dan lagi hingga habis.
Ia berjalan mendatangi sofa dan melihat Kio yang tertidur pulas diatasnya. Ntah kenapa ia sangat tidak suka melihat wajah tenang dari Kio, tidak tau. Hanya kesal saja melihatnya
Brak
Velen menendang Kio hingga jatuh kelantai, dan itu sontak membuat Kio terjatuh dan meringis, Velen tersenyum senang melihatnya.
"Minggir aku mau nonton" ucapnya dan langsung melemparkan badannya ke sofa
"Umm.. hohi" ucap Kio dan menunduk berkali kali, Velen tidak menjawabnya dan fokus terhadap remotnya
Kio merasa ini kesempatan yang tepat untuk memberitau tentang rencananya siang tadi kepada Velen, ia mulai mencatat sesuatu lagi di notenya.
Ia memberikan note itu dan langsung di terima oleh Velen.
"Kau ingin bekerja sebagai pegawai di kantor Ken?"
Kio mengangguk semangat
"Bisu sepertimu? apa kau ingin membebankan temanku?" tanya Velen
Kio menggeleng, ia mulai menulis lagi dan memberinya kepada Velen
'Saya bisa 3 bahasa dan saya juga bisa melakukan banyak hal yang berguna, saya hanya ingin kerja seperti yang lainnya setelah mereka tamat sekolah, jika boleh saya mohon..' note Kio
"Pekerjaan rumah?"
'Saya dapat bangun subuh-subuh, saya mohon.. Saya hanya ingin bekerja'
"Yah sihlakan selama Si Bisu sepertimu tidak dikantorku aku sih tidak mempermasalahkan dan aku ingin kau selalu membuat bekal kue cokelat seperti yang di meja tadi"
"HUUMM HUMM HUAAHH HMM" Kio mengangguk sangat samangat dan tersenyum
"Bersihkan kamarku, itu sangat kotor dan berantakan" ucap Velen dan langsung fokus ke TV nya kembali
Kio megangguk
'Yes! aku memang bisu tapi bukan berarti aku bodoh' -batin Kio senang
Ia berjalan ke kamar dan mulai membersihkan sambil bersenandung, Velen pun mengintip Kio, ia sedikit tertawa karena Kio hanya menyenandungkan lirik H dan M secara terus menerus. Oh ya dia Bisu tapi lucu.
.
.
.Bersambung
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bisu (21+)
Romance'si bisu' Begitulah orang memanggilku. Tepat usiaku beranjak 17 tahun orang tuaku tidak sanggup lagi untuk menampung pria bisu sepertiku dan akhirnya aku dijual ke pria kaya raya di New York. Aku kira aku akan bahagia. Ternyata tidak. [Menyukai oran...