.
.Pagi harinya Velen membuka matanya, pipinya sedikit memanas mengingat kejadian panas semalam.
Velen melihat kesampingnya dan ia tidak melihat keberadaan Kio.
Beberapa detik kemudian Kio keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah ia ganti
"Ohh.. kau sudah bangun.." basa basi Velen padahal ia memang sudah melihat Kio tidak ada disampingnya
Kio mengangguk kemudian ia berjalan pelan kearah lemari Velen dan ia kembali mulai memasukan pakaiannya kedalam koper, Velen hanya melihat saja ia merasa canggung saja
"Ekhem.. bagaimana kau tau pakaianmu disana?" Tanya Velen karena ia mengingat ia tak pernah mengatakan bahwa pakaian Kio ia pindahkan ke lemari paling ujung dan bawah.
Kio mendekati Velen
'Saya mencari satu satu'"Ohhh"
Kecanggungan kembali menyerang tak tau mengapa
"Perlu ku bantu?"
Kio menggeleng, tapi Velen dengan percaya diri ia menaikan lengan bajunya padahal ia tidak memakai sehelai benangpun
"Kau tau aku juga pro dalam hal seperti ini" ucap Velen
Velen menepuk tangan Kio pelan dan Kio pun menatap Velen dengan tatapan
'Ada apa?'"Tidak aku hanya ingin membantu.." ucap Velen kini pipinya kembali merah
"Huh..." Kio membuang nafasnya sabar, karena yang dilakukan Velen hanya menumpukan seluruh pakaiannya bukan dilipat tapi digulung
Velen sangat percaya diri, sesekali ia menatap Kio
"A-apakah seperti ini?"Kio mengangguk lalu Velen berdiri
"Hah sudah kuduga aku bisa dalam segala hal" sombong Velen sambil membenarkan rambutnya kebelakang'Hmm ya kau menggulung semua yang sudahku lipat..' -batin Kio sabar
Velen berjalan kekamar mandi dan Kio mulai membenarkan semuanya
Velen dikamar mandi
"Siapa yang peduli!" Ucapnya tiba tiba sambil mengambil pasta gigi
"Kalau mau pergi, pergi saja sialan!" Ucapnya lagi sambil memasukan gosok gigi ke mulutnya
"Kewapa janyungkhu bergebal syalan!"
(Kenapa jantungku berdebar sialan!)Pwaahh
"Ah.. bajingan.. apa yang harus kulakukan, kenapa aku seperti ini"Velen menelepon seseorang
Drrrttt
Drrttt
*ya halo?*
"Saya ingin semua penerbangan di seluruh kota New York diberhentikan beberapa hari"
*?*
"Mulai sekarang!"
*baik tuan*
Tut
Sial..
Beberapa menit kemudian
Velen keluar dari kamar mandinya
'Tuan ayo sarapan'
Velen mengangguk, ia sengaja tidak memakai atasan
Tapi yang membuatnya kesal kenapa Kio malah biasa saja biasanya Kio akan malu malu atau seluruh mukanya akan merah, karena hal itu Velen akhirnya mamakai seluruh pakaiannya
Velen menahan tangan Kio
?
"Tidak, ayo makan"
Mereka makan dan tetap dengan suasana canggung menyelimuti hati Velen
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bisu (21+)
Любовные романы'si bisu' Begitulah orang memanggilku. Tepat usiaku beranjak 17 tahun orang tuaku tidak sanggup lagi untuk menampung pria bisu sepertiku dan akhirnya aku dijual ke pria kaya raya di New York. Aku kira aku akan bahagia. Ternyata tidak. [Menyukai oran...