Kio menggeleng pelan menandakan ia menolak perkataan Velen barusan.
"Kenapa?"
Kio berdiri dari pangkuan Velen dan berjalan kearah meja kamar untuk mengambil alat komunikasinya. Velen yang melihat Kio sedang menulis hanya terdiam dan sedikit tersenyum, hanya gerak matanya saja yang mengikuti arah Kio bergerak.
'Aku sudah kontrak kerja dengan tuan Ken selama setahun jika tuan tidak keberatan saya bisa angkat kaki saat sudah cerai'
"Siapa yang mengajarimu untuk berani menuliskan hal seperti ini?" Tanya Velen dengan nada ejeknya
'Saya sudah tau tuan akan menceraikan saya 5 hari lagi karena tuan mengkontrakan hubungan ini hanya 3 bulan' Kio memberi catatan itu kembali dengan ragu ragu
"HAHAHAHA!! Sial aku tertawa, ini sangat lucu, sampah sepertimu? Seolah kau menunggu perceraian ini?" Bentak Velen tiba tiba
Kio yang mendengar Velen berbicara tidak berani melihat mata Velen, kali ini Ia menunduk takut
"Oii bisu ikut aku" ucap Velen, Velen menarik tangan Kio keruangan tengah dan Velen membuka laci meja dengan kunci setelah itu ia mengeluarkan selembar kertas ditangannya dengan pena di pertengahan jari telunjuk dan tengahnya. Kio hanya terdiam melihat apa yang Velen ingin lakukan
"Tanda tangani itu" perintah Velen tiba tiba
"Hmm?" Kio menggerakan kedua bahunya keatas sambil mengulurkan tangannya dengan ekspresi kebingungan
"Tanda tangan saja apa salahnya bajingan!" bentak Velen lagi kali ini ia menjambak Kio dan mengangkat kepalanya untuk membaca kertas lembaran tersebut
"Ughh.." Kio menepuk tangan Velen yang menarik rambutnya dengan kuat
Plak
"BACA DULU!"Velen menampar Kio tiba tiba hanya karena Kio menepuk tangannya
"Uaghh.. hikss" Kio mulai menangis lagi
"Sudah kubilang baca dulu" ucap Velen pelan kali ini ia melempar lembaran kertas tersebut ke lantai beserta penanya
"Aku harap kau menanda tangani surat tersebut, aku ingin ke toilet sebentar" ucap Velen yang langsung pergi meninggalkan Kio
Kio mulai merangkak kearah kertas yang Velen buang barusan
Deg
Kio sangat terkejut saat membacanya
'Perpanjangan kontrak' batinnya
Kio menggeleng dan langsung membuang kertas tersebut ia sangat takut sekarang, bagaimana bisa Velen meminta hal seperti itu disaat hari kebebasannya sebentar lagi.
Kio berjalan kearah kamar ia duduk diatas kasur sambil menunggu Velen keluar dari toilet kamar.
"Haahh.." desah Kio
Klak
Velen keluar ia melihat Kio yang menunggunya diatas kasur dengan tatapan yang tak bisa ia baca. Velen mendatangi Kio
"Ehem... apa sudah kau tanda tangani?" Tanya Velen
Kio menggeleng
Seketika ekspresi wajah Velen menjadi dingin kembali
"Kenapa?"
"Kemari kau!!"
Bugh
Brakk
Plak
Buk
Bak
BukVelen memukul, meninju dan membenturkan kepala Kio kelantai
"APA KAU MENOLAKKU?!!"
PRANG
Velen melempar badan Kio ke lemari kaca sehingga membuat kaca tersebut pecah akibat dorongan tubuh Kio"Uwahhh hwaa hikss haa.." Kio menggeleng ia menyatukan kedua tangannya membentuk permohonan dan lagi lagi ia menggeleng
Velen mendongakan kepalanya keatas, urat urat di lehernya sangat terlihat sekarang.
"Kau ini.."
Grep
Velen menjambak Kio dan menyeretnya kekasur dengan punggung Kio yang sudah berdarah dan pipinya yang telah lebamKio terkapar dan ia melihat Velen mengambil kembali lembar surat itu kemudian ia duduk kembali disamping Kio yang sudah tidak bisa bergerak.
Velen perlahan mengambil salah satu tangan Kio dan ia menyelipkan pena dan mulai membuat sebuah tanda tangan dikertas tersebut.
"Haaaa.. hiks waaa huaa.." Kio menangis sejadi jadinya. Ia membangkitkan badannya sekuat tenaga. Kio tiba tiba mencium bibir Velen dengan paksa, merasa ada balasan Kio semakin kasar mencium Velen yang akhirnya Velen melepaskan kertas tersebut.
Kio yang mengetahui kertas tersebut jatuh dari tangan Velen langsung mendorong kuat Velen dan mengambil surat tersebut dan kemudian
Srakk
Srekk
SrakKio merobeknya menjadi berbagai bagian. Velen hanya bisa melihatnya dan kali ini ia terlihat sudah sangat geram
'Aku tidak akan mati ataupun kalah disini kita akan cerai dan itulah yang akan terjadi' batin Kio dengan kepastian yang mantap
"Bajingan sampah ini... benar benar.."
BAAANG
Sebuah guci kaca tepat mengenai belakang Kio dan kali ini Kio sudah tidak tahan lagi untuk berdiri karena matanya sendiri sudah tidak tahan menahan pusing dan hitam yang mulai menghampirinnya"Mati saja kau"
Velen membiarkan Kio pingsan dilantai dan terduduk di sudut kasurnya, ia menatap Kio yang penuh dengan lebam dan darah. Tanpa ia sadari setetes air mata jatuh dimatanya. Ia menepuk dadanya dan menampar pipinya berkali kali, kemudian Velen berdiri
Ia mengambil teleponnya
Dan menelepon seseorang
Tringgg
Tringg
TringggTing
"Ken...."
"Tolong jaga Kio"
.
.
.Bersambung
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bisu (21+)
Romance'si bisu' Begitulah orang memanggilku. Tepat usiaku beranjak 17 tahun orang tuaku tidak sanggup lagi untuk menampung pria bisu sepertiku dan akhirnya aku dijual ke pria kaya raya di New York. Aku kira aku akan bahagia. Ternyata tidak. [Menyukai oran...