Chap 17

7.5K 499 12
                                    

Kio pulang ke apartemen Velen jam 16.00, ia lama diperjalanan karena Kio tadi sempat kesusahan menjelaskan denahnya kepada Pak Supir taxi.

Kio meletakan barangnya ke lemari lagi dan melepas semua pakaiannya. Kini Kio menuju ke kamar mandi untuk segara membersihkan badannya

Syurrr
Suara air yang mulai mengguyur badan kecil dan bersih itu.

'Kenapa Tuan Velen tadi datang? Bukannya Tuan Ken di China, apa yang sebenarnya ia lakukan' batin Kio heran

Kio terus terusan berfikir tentang kejadian tadi, sampai ia sadar ia selesai dengan acara mandinya dan pergi mengambil handuk, Kio yang selesai langsung keluar dari kamar mandi.

Betapa terkejutnya ia melihat Suaminya sedang melipatkan kedua tangannya dan menatap tajam dirinya. Yah wajar saja ia bisa datang meski pintu Apartemen sudah dikunci tetap saja kunci utama pemilik Apartemen ini tetaplah Velen.

"Kau pasti di bully di sana, iyakan" ucap Velen tiba tiba

"Huh?" Kio menggerakkan tangan kirinya ke arah jidat kirinya dan memutar setelah itu ia menunjuk ke arah Velen sambil mengangkat bahunya
(Apa yang kamu pikirkan? Sepertinya kamu salah paham)

Velen tidak terlalu mengerti apa yang digerakkan Kio tapi ia sedikit mengerti bahwa Kio menyangkal pernyataannya barusan terlihat dari ekspresi mukanya

"Kalau begitu keluar saja dari sana" ketusnya lagi

Deg

Tentu Kio langsung menatap Velen tajam, tapi itu justru menjadi hiburan tersendiri untuk Velen. Kio meluncur kearah lemari dan mengambil beberapa pakaian untuk berganti baju.

Brak

Tangan besar dan berurat itu menutup lemari pakaian Kio dengan kasar sekaligus mengukung Kio dibawahnya.

"Huh..." nafas Velen yang ia hembuskan sengaja ke telinga Kio

Kio tergelitik geli dan langsung balik badan untuk melihat apa yang terjadi.

Klek
Srrrtttt

Velen membuka kancing celanannya, ia mengeluarkan adik kecilnya eh adik besarnya keluar sehingga terpampang jelas di pertengahan mereka berdua.

"Aku ingin jatahku..." ucap Velen

Glek
Kio menelan ludahnya sendiri. Terakhir ia hampir dibuat mati oleh orang didepannya ini, Kio berusaha lewat celah dibawah tangannya untuk keluar tapi Velen langsung menangkapnya dan menggendongnya seperti membawa karung beras.

"Haahh! Haaa..." Kio berusaha menolak besok ia masih harus bekerja tidak mungkin dihari keduanya ia tidak datang.

"Kenapa kau selalu tidak mau!! HAH!" bentak Velen dan membuat Kio lemas seketika

"Uhmm hiks hmm" Kio mulai menangis bukan karena takut tapi ia memikirkan tentang pekerjaannya

'Saga pasti kerepotan besok..' batin Kio

"Jangan.."

Jleb

"Akhhhhhh HWAA...!!" Teriak Kio histeris ketika benda Velen masuk tanpa pelumas ataupun pemanasan sedikitpun

"Jangan.. pernah lupa kau masih milikku Kio..." ucap Velen mulai menaik turunkan badannya

"Uwww... huuu hiks hwaaa.." Kio menangis lagi dan lagi
'Sakit sekali, dia tidak memakai cairan atau apa. Ini terlalu kasar..' batin Kio

"Jangan lupa siapa suamimu"

"Jangan lupa kau dengan siapa"

"JANGAN LUPA KIO TUBUHMU MILIKKU!" teriak Velen dan suara besar itu membuat suasana semakin runyam

"Uhuu... hwwaaaa hiks aaghh"

"Bisa bisanya kau berdua saja dengan seorang pria! Diruangan tertutup Kio! BISA BISANYA!" bentak Velen lagi dan menghentakan keras penisnya masuk lebih dalam

"Akhh.. uhh aaahhh hiks haahh ahh hiks" tangis Kio diselingi desahan yang muncul

"Ya begitu mendesahlah untukku haha" ucap Velen yang semakin brutal menggerakkan pinggulnya

Cpak
Sangat dalam

Semakin dalam

Dan akhirnya Velen mengluarkan putihnya didalam Kio, berbeda dengan Kio yang mencapai hitam di matanya.

Kio pingsan

"Hah... sialan!"
Brak

Velen mendorong badan Kio kelantai dengan kuat sehingga membuat kepala Kio terbentur oleh ujung kaki kasur.

Velen baru sadar dengan apa yang ia lakukan barusan.

Ia melihat kebawahnya yang kembali menegang. Tapi ia tidak tertarik melakukannya dengan orang pingsan.

Akhirnya ia memutuskan menelepon Zian dan kembali memakai pakaiannya untuk pergi ke hotel.

Kio ditinggal lagi seperti pelacur sekali pakai dan langsung dibuang.

Sementara Kio

"Huuu hiks hiks..." Kio tadi sadar saat merasakan sakit dikepalanya.

'Kenapa kau selalu melakukan hal ini padaku Tuan.. jika ingin aku maka aku saja, kita masih punya waktu 1 bulan lagi bukan sebagai suami istri...' batin Kio sedih, saat mendengar suaminya menelepon perempuan lain sehabis mereka melakukan hubungan badan.

Ia memegang kepalanya yang mulai mengeluarkan darah ia juga melihat bagian bawahnya yang berdarah tapi ada campuran sperma disana. Kio berusaha berdiri dan pergi lagi ke kamar mandi

Kio bersyukur setidaknya ia masih bisa pergi bekerja besok

'Tenang Kio kau bisa melakukannya' 

Kio menahan sesak didadanya dan memaksa tangisannya agar berhenti, sekali saja ia tak ingin lemah.




Tapi








Sampai kapan?





.
.
.

Bersambung
~~~

Si Bisu (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang