6

183K 2.5K 36
                                    

Esok harinya, Bianca merasa cemas sejak pagi. Ia tak tahu bagaimana bisa orang tuanya setuju mengizinkan dia berangkat sekolah bersama Leon. Bukankah semalam mamahnya memberi peringatan kepadanya seolah melarang Bianca dekat dengan Leon, tapi hari ini bahkan Dian yang menyampaikan pesan pada Bianca bahwa "Leon udah nungguin di depan Ca" katanya, yang berhasil membuat Bianca melongo.

Rasanya seperti ada sesuatu yang mengganggu, meskipun ia tak bisa mengungkapkannya dengan jelas.

Bianca mencoba menenangkan dirinya. Sebenarnya ada pilihan lain, yaitu berangkat ke sekolah sendiri dengan naik motor sendiri. Namun tentu saja Orang tuanya tidak akan mengizinkan, karena Leon sudah datang dan menunggu nya sejak 30 menit lalu.

Sesampainya di sekolah, Bianca langsung memakai masker, seperti yang diwajibkan oleh peraturan sekolah. Masker sudah menjadi bagian dari rutinitas harian mereka. Meski saat jam-jam menjelang siang banyak siswa yang mulai melepas masker mereka, peraturan tetap tidak berubah. Semua orang harus membawa masker dan menggunakannya saat dibutuhkan.

Bianca buru-buru menjauh dari Leon. Ia berusaha menjaga jarak agar tidak ada yang menduga bahwa mereka berdua datang ke sekolah bersama. Dia tidak ingin orang-orang tahu, apalagi setelah banyak gosip beredar tentang hubungan mereka masing-masing, seperti hubungan Bianca dan dino juga hubungan Leon dan Rina yang baru-baru ini sama-sama kandas.

Tak peduli seberapa jauh jarak yang harus ditempuh, Bianca memilih untuk melewati jalan yang lebih sepi meskipun lebih jauh agar tidak menarik perhatian. Toh, jarak yang lebih jauh tidak masalah baginya. Yang terpenting adalah menghindari keramaian dan menjaga rahasia ini tetap aman.

Namun, saat melewati gudang yang terletak di ujung sekolah, Bianca terkejut. Di depan gudang, ia melihat Anton, teman sekelasnya yang super angkuh itu, tengah bercumbu dengan seorang perempuan yang nampaknya adalah adik kelas. Sontak, tubuh Bianca membeku. Dia tak sengaja memergoki mereka, dan dalam sekejap, perasaan panik menghantamnya.

Refleks, Bianca segera bersembunyi di balik tumpukan kardus yang ada di sekitar sana. berusaha menyembunyikan diri agar Anton tidak melihatnya. Ia menahan napas, takut jika suara apapun keluar dari mulutnya. Dengan tangan yang gemetar, ia menutup mulutnya, berusaha agar tidak terjebak dalam situasi yang lebih memalukan lagi.

"Kenapa nggak masuk ke gudang aja sih,? Biar gue bisa lewat." Batin Bianca kesal masih mengintip.

"Gue nggak mungkin balik arah coy, dikira ngga capek apa,?" Kesal nya berharap kegiatan mereka segera berakhir.

Bianca menutup matanya rapat-rapat saat melihat tangan Anton meremas dada adik kelas, ciuman mereka terlepas karena Anton beralih membuka kancing baju perempuan itu.

"Bego. Apes banget gue." Bianca perlahan membuka ponselnya, merekam kejadian itu. Entah apa yang membuatnya melakukan itu, Bianca melakukan itu tanpa alasan dan dasar yang jelas. Ia hanya berpikir mungkin video ini suatu saat dapat berguna untuknya.

Bianca akhirnya menyerah. Ia memutuskan untuk balik arah setelah merasa tidak sabar sampai kelasnya. Jalan memutar yang ia pilih ternyata memakan waktu hampir 5 menit, ia membutuhkan waktu 3 menit lagi untuk sampai ke kelasnya. Tubuhnya yang sejak pagi terasa lemas benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Sementara itu, suara bel tanda masuk kelas sudah berbunyi 1 menit yang lalu. Bianca menghela napas panjang. "Kayanya gue emang apes mulu deh ahh," gumamnya dengan nada pasrah.

Di tengah perjalanan menuju kelas, langkah Bianca terhenti. Andre, ketua OSIS yang terkenal ramah sekaligus jahil, menghadangnya di lorong. "Neng, mau abang anter nggak neng,? Udah sepi loh ini.? Nanti di tangkep guru piket gimana neng,?" Andre tersenyum dan jelas-jelas menggoda Bianca.

"Apa si, kesitu doang udah sampe kelas" sahut Bianca dengan nada setengah malas.

"Oh ini ruang kelasnya, yaudah Jangan sering-sering jalan sendiri di pagi hari, lain kali gue temenin sih harusnya" Andre menambahkan, masih dengan nada menggoda.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang