Chapter 7

2.3K 247 60
                                    

Jangan lupa vote and commentnya bestie biar miuw jadi makin semangat nulis. Follow juga boleh banget🖤

HAPPY READING

Segar

Udara di luar penjara yang terhirup di setiap tarikan napas terasa begitu segar.

Tiga hari terkurung dalam sangkar besi membuat gadis yang kini telah genap berusia 17 tahun itu lupa akan rasanya menghirup udara bebas.

Sendirian, sudah terlampau biasa. Kedua orang tuanya bahkan tak mau menampakan diri di hadapannya.Tak seorang pun kini yang mengharapkan kehadirannya.

Selama tiga hari seorang pria yang mengaku sebagai pengacara keluarga Allison datang menjenguknya. Sesekali menanyakan kabar dan memastikan dia baik-baik saja.

Wilona pikir dia akan berakhir mendekam selamanya di sini.

Tapi apa?

Dia dibebaskan. Bukankah itu artinya lelaki brengsek itu belum mati?

Ah, padahal Wilona sudah berharap banyak. Dia yang paling menyakitinya, dia yang paling hina, dan dia yang paling menjijikan.

Noah Xander kini tak lebih dari seongok sampah di hadapan Wilona. Lelaki yang selalu dia puja pada kenyataanya dialah yang paling membuatnya terluka selain sang mama.

Sesungguhnya semua orang di rumah itu telah menorehkan luka di hatinya-semua orang tak terkecuali. Mereka yang hanya diam dan menonton saat dia dipermalukan, dicaci, dan dihina. Teman-teman, pelayan, supir, bahkan satpam. Diam dan bisunya mereka seolah membenarkan kalau dia lah yang paling bersalah.

Mereka yang mengetahui kebenaran namun lebih memilih untuk menutup mata. Orang-orang seperti itu pantas untuk Wilona benci.

"Nona?"

"Pak John?"

Tak salah lagi, itu supir keluarganya.

"Ayo nona ikut saya," ajakan itu tak ditanggapi oleh Wilona.

"Kita ke rumah sakit Nona. Tuan muda sudah sadar."

Tuan muda ya haha. Wilona bahkan tak mau menyebut nama lelaki brengsek itu lagi.

Tidak sudi.

Pewaris grup Xander apanya? Wilona akan tertawa paling kencang saat lelaki brengsek itu justru membawa kebangkrutan untuk trah suci keluarganya.

"Nggak, Wilona pulang ke rumah aja Pak."

"Ini perintah Tuan Stevan, nona tidak bisa membantahnya."

Wilona tersenyum getir. "Kenapa bukan Papa sendiri yang datang menjemput Wilo? Ah Wilo lupa, sama seperti Mama... Papa pasti udah nggak nganggep aku lagi sebagai anak."

John hanya menjalankan perintah, maka tak menunggu lama dia menyeret gadis itu ke dalam mobil. Tak ada sopan santun karena nyonya rumah memerintahkan untuk membawa gadis nakal itu dengan segera.

"Jadi begini ya rasanya? Setelah aku bukan lagi menjadi bagian keluarga Allison, supir saja memperlakukanku dengan tidak hormat," tatapan menghunus tajam Wilona layangkan pada pria di depannya.

"Maaf, Nona."

Miris, sangat miris. Biasanya Wilona akan menangis saat terluka seperti ini. Tapi sepertinya air matanya sudah habis tak bersisa.

***

Langkah kaki mungil itu dipaksa berjalan cepat menuju lantai dua rumah sakit. Menuju ke salah satu ruang rawat VVIP, di depan sana sebuah ruangan dengan penjagaan yang begitu ketat. Tiga pria berpakaian serba hitam berjaga di depan pintu-mereka itu pengawal keluarga Xander.

Obsession Series 1;  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang