Chapter 11

2.3K 260 50
                                    

Jangan lupa vote and commentnya bestie biar miuw jadi makin semangat nulis. Follow juga boleh banget🖤

HAPPY READING

Ruangan salon mewah beraroma bunga sedap itu terisi oleh beberapa wanita yang tengah memanjakan diri. Merawat rambut dan memberi pijatan di kepala agar semua yang membebani pikiran lenyap.

Sudah seperti ini sejak 30 menit yang lalu orang yang mereka tunggu akhirnya menampakan diri—si dewi yang akan selalu menjadi tokoh utama dalam setiap pertemuan. Kate Steva Allison.

"Akhirnya lo datang juga Kate, gue kirain enggak jadi."

Yera menoleh mendapati sang sahabat karib yang datang dan duduk tak jauh darinya.

"Kalian tau kan kalau jadwal gue selalu padat?" Sedikit nada kesombongan terucap dari bibir wanita cantik itu.

"Hm taudeh si paling sibuk."

Gisela menimpali dengan mata setengah terpejam karena terlalu menikmati pijatan lembut kepalanya.

Sungguh pijatan lembut itu mampu membuat jiwanya sedikit tenang dalam membalas kesombongan Kate yang setiap hari kian menumpuk saja.

"Nera juga satu job pemotretan kan sama lo, kenapa dia nggak dateng?"

"Hancur total!! Karena itu gue paling males dapet project collabs sama orang yang nggak profesional," jawab Kate tak acuh. Dia mulai melepaskan satu persatu aksesoris yang dikenakannya.

Pekerja salon mewah itu memberikan kursi terbaik untuk sang diva. Wanita yang sebentar lagi genap berusia 25 tahun itu bergabung bersama teman-temannya menerima pijatan lembut di kepala dari tangan-tangan terampil. Sebelum mereka memperbaiki warna rambutnya yang sudah memudar.

"Enak ya hidup lo Kate? Jadi ratu di sekolah, di kampus, di industri modeling. Kurang perfect apa coba?" Gisela berujar penuh keirian.

Biasa rasa iri antar teman. Kate menanggapinya dengan kekehan ringan. Itu menang benar adanya, semua gelar itu tersemat untuknya. Itu wajar sekali.

"Mungkin udah takdir gue selalu beruntung."

Itu juga benar.

Mereka lantas tertawa bersama.

"Ngomong-ngomong gue gak lihat lo dateng ke pemakaman Jeff Xander kemarin. Gue cuma lihat tunangan lo."

"Gabisa dateng gue, pemotretan di luar negeri."

"Oh," Yera berohria.

"Kalau lo sibuk kerja, tunangan hot lo itu sibuk kerja kapan kalian ngerencanain buat nikah?" tanya Yera penasaran.

Gisela ikut penasaran. "Kalian udah tunangan sejak enam tahun yang lalu. Bukannya ini udah saatnya kalian lanjut kan ke jenjang pernikahan?"

Kate mengangguk pelan, masih dengan mata terpejam. Ia begitu menikmati treatment di sana. Tempat ia dan ibunya biasa datang untuk merawat rambut. Setelah ini sepertinya dia harus segera pergi memanjakan bagian tubuhnya yang lain.

"Mom udah ngasih tau gue soal pernikahan. Kalian tunggu aja undangannya, nggak akan lama lagi. Just wait, okay?"

"Wow, gue excited. Semewah apa kira-kira pesta pernikahan lo besok."

Kate membuka matanya, menatap lekat kedua sahabatnya itu. "Yang pasti gak bisa kalian bayangin."

"Oke oke, then we will come!" kali ini mereka mengalah.

Kate memang seperti ini, sangat suka membanggakan diri dan pujian adalah makanannya sehari-hari. Dia memang memiliki semua itu value, privilege, jadi sudah sepantasnya dia mendapat hal hal yang tak bisa didapatkan oleh orang lain.

Obsession Series 1;  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang