Chapter 15

2.4K 232 52
                                    

tw// blood, kill

Gadis cantik itu menghirup udara segar sedalam-dalamnya. Ada perasaan senang dan bahagia yang tak bisa dia jabarkan dengan kata-kata.

Siapa yang tak bahagia saat mengantarkan hadiah untuk orang spesial?

Wilona sangat bahagia.

Belum-belum. Ini bahkan belum dimulai.

Turun dari sepeda motor matic-nya, Wilona segera mengambil paperbag yang di dalamnya terdapat kotak makan siang berisikan makanan special.

Sebagai seorang kurir yang baik dia tentu harus bekerja keras mengantar pesanan kan?

Benar, kali ini Wilona menyamar sebagai kurir. Louis sudah memberitahunya untuk tak menggunakan rambut pirang—Wilona juga tak berniat menggunakannya karena hari ini dia tak ingin membunuh siapapun.

Hanya sedikit bermain.

Sedikit saja.

Kaus putih, celana panjang, jaket berwarna biru muda, masker dan topi. Penampilannya jauh dari kata bagus untuk memasuki sebuah gedung studio mewah. Tempat para model papan atas negara ini bekerja dengan pose-pose menggoda.

Penampilan saat menyamar seperti ini yang membuat Wilona nyaman. Tak akan ada orang yang mengira pria pengantar paket seperti dirinya adalah seorang gadis cantik yang juga psikopat tak berhati.

Eve itu, dia selalu sempurna dalam penyamaran.

"Permisi!"

"Ya, ada apa?"

"Ada kiriman untuk Kate Steva Allison," ucapnya memberikan benda itu pada resepsionis.

"Maaf tapi dari siapa? Kami tidak menerima barang apapun dari fans."

"Tidak, ini kiriman makan siang dari orang rumah."

"Maksudmu Nyonya Inez?"

Wanita itu terlalu banyak bertanya membuat Wilona geram. Pisau miliknya terselip rapi di dalam, jangan sampai dia berpikir untuk melukai seseorang di sini.

"Tidak biasanya beliau mengirim bekal seperti ini." Wilona bisa mendengar gumaman wanita itu.

Dia menarik paket itu dari hadapan si resepsionis. "Benar ini kiriman dari Nyonya Inez Allison. Pekerjaanku adalah memastikan kiriman pelanggan sampai dengan aman. Jika tidak mau menerimanya silahkan komplain ke kantor kami nanti."

Wilona sudah berniat pergi dari sana. Selang dua langkah dia berjalan wanita itu memanggilnya untuk kembali.

"Baiklah, akan kuberikan padanya nanti."

"Terimakasih," menunduk sopan, Wilona segera undur diri.

Dia merapatkan topi di kepalanya. Senyuman miring itu mulai tersungging saat dia melihat wanita di meja resepsionis itu memberikan paperbagnya pada seorang staff di sana.

"Semoga lo suka hadiah spesial dari gue. Ah harusnya gue kasih daging Mongmong sekalian tadi!"

Nyonya Inez huh? Sudah lama sekali Wilona tak mendengar nama wanita itu.

Wilona jadi bertanya-tanya apakah Louis sudah mengubur kucing kesayangannya atau belum?

Sayang kan kalau tidak dimanfaatkan? Minimal dia bisa menarik jantung penuh lemak itu keluar.

***

"Ah tampannya!"

"Gila gue nggak mimpi ketemu dia di sini!"

Obsession Series 1;  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang