Chapter 13

2.3K 235 51
                                    

"Biar saya bantu Nyonya," ucap seorang maid perempuan. Dia langsung mengambil barang belanjaan dari tangan sang majikan.

Inez mengikuti langkah pelayannya ke dapur. Di sana dia sibuk menatap belanjaan yang barusan dia beli.

Entahlah, hari ini dia tiba-tiba saja ingin berbelanja. Padahal biasanya itu sudah menjadi tugas para maid di rumahnya.

Inez mengambil sebuah kotak berisi susu bubuk, menyeduhnya dengan air panas membuat uap mengepul di atasnya.

Sudah menjadi kebiasaanya sebagai ibu, membuatkan susu untuk putrinya.

Para maid yang melihat itu tak berani memprotes karena itulah yang selalu dilakukan sang Nyonya besar. Setiap minggu, tapi akhir-akhir ini terlampau sering. Setiap hari wanita itu selalu berkutat di dapur dan membuat susu sendiri membuat para maid jadi tak enak hati.

Tanpa berucap sepatah kata lagi wanita anggun bergaun hijau toska itu melangkah menuju lantai dua.

"Dia melakukannya lagi?" si pelayan lain ikut bergabung ke dapur. Merumpi sudah menjadi kebiasaan sekaligus hiburan untuk mereka.

"Psst sudahlah! Kalian sudah melihatnya selama hampir tujuh tahun belakangan ini. Berhentilah bergunjing!"

"Tapi susu cokelat kan bukan minuman untuk Nona Kate.

"Susu itu kesukaan Nona Wilo—"

"Diamlah atau kau bisa dipecat dari rumah ini!"

Wanita berseragam maid itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Dia tergolong pelayan baru di kediaman Allison. Para pelayan yang telah bekerja lama di sini pastilah gencar mengingatkan untuk tak membahas tentang apa yang dilakukan nyonya besarnya.

Kejadihan enam tahun yang lalu sangat membekas di hati dan pikiran semua orang. Tepat di sini, kejadian berdarah itu terjadi. Nona muda yang baru berusia 17 tahun itu dijebloskan ke penjara lalu tak ada lagi yang mendengar tentang kabarnya. Tak ada yang tahu, gadis lugu itu menghilang dan tak pernah kembali pulang.

Banyak orang di rumah itu yang berpikir nona mereka yang bernama Wilona diasingkan ke luar negeri setelah tindakan jahatnya mengutuki kakaknya dan hampir membunuh tuan muda keluarga Xander.

Setidaknya pesta pertunangan besar enam tahun lalu menutup semua kejadian mengerikan di rumah ini. Semua orang berbahagia dengan pesta meriah namun begitu tenang tanpa gangguan itu. Dan begitulah, hingga saat ini tak ada yang tahu pasti kemana si gadis kecil, putri kandung keluarga Allison menghilang.

Si gadis kecil memang menghilang, bersama dengan munculnya raut kesedihan di wajah seorang ibu.

Lantai dua, di ujung sebelah kanan. Pintu besar itu terbuka saat seseorang memutar knopnya dari luar. Wanita itu melangkah anggun menyusuri ruangan.

Aroma lembut menyapa indera penciumannya, terbayang wajah si kecil dan imut yang pernah menghuni tempat ini.

Segelas susu cokelat hangat itu Inez letakan di atas nakas. Ia lalu duduk di ranjang menatap ke segala penjuru ruangan ini.

"Mama! Wilo mau dibuatin susu."

"Susu kamu ada di atas meja sayang."

"Itu punya kak Kate ya? Wilo mau susu rasa cokelat Ma."

"Maaf Sayang, Mama beli susu rasa vanila. Lain kali Mama beliin kesukaan Wilo ya? Minum itu dulu sama kakak."

"Tapi Wilo mual minum susu putih itu Ma, cuma kak Kate yang suka. Wilo nggak suka Mama."

Putri kecilnya itu suka rasa cokelat. Sangat suka. Tapi Inez dengan bodohnya selalu membeli susu vanila. Sering kali dia lupa kalau kedua putrinya punya selera yang berbeda.

Obsession Series 1;  [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang