0 3. Dingin atau sombong?

26 4 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini sudah Minggu ke-2 mereka duduk dibangku kelas 10 MIPA 3. Pelajaran juga sudah berjalan dengan normal, dan kecanggungan pun perlahan menipis.

“Ga ngantin, za?” Tanya Amira yang sedang ingin keluar kelas bersama dengan Keiza. Mezza hanya menggelengkan kepalanya seraya menatap kembali papan tulis yang kosong itu.

Nara yang terduduk disebelahnya pun ikut lemas karena tidak ada yang bisa ia ajak mengobrol, sedari pagi Mezza terlihat diam saja dan tidak bersemangat seperti biasanya.

“Napa lu, Za?” Ucap Nara yang sedang memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya dan berniat ingin berjalan menuju meja Nayla dan Rysta.

“Gatau, meja Nayla yuk.” Ajak Mezza yang kebetulan sama dengan tujuan Nara.

“Setdah, napa ni 2 bocah?” Ucap Haksa sok kaget saat baru saja memasuki kelas dengan sebungkus batagor kebanggaannya itu. Nayla hanya mengangkat bahunya, lalu melanjutkan kegiatan memakan bekal miliknya.

“Tumben ga beli cilok.” Komentar Zikra saat melihat Andika yang masih terduduk dimejanya sembari melamun, begitupun dengan sebelahnya. Sudah 2 minggu mereka masuk ke dalam kelas yang sama namun Jinandra juga tak kunjung berbicara.

Ia hanya akan membalas beberapa pertanyaan yang menurutnya penting, dan selebihnya ia akan diam.

“Ngliatin Nayla makan bikin kenyang bet ini, sekali-kali suruh Mak lu buatin buat gue juga, Nay.” Celetuk Andika dengan santai.

“Oh, dari tadi lu ngliatin Nayla?”

“Kaga, ngliatin makanannya.”

“Apa iyaa?” Ejek Haksa dan Mezza kompak. Mereka berdua sering kompak jika masalah mengejek atau menjodoh-jodohkan Andika dan Nayla. Walaupun Nayla sudah menolak untuk dijodoh-jodohkan.

Andika langsung berjalan keluar kelas karena sudah tak sanggup mendengar ejekan teman-teman tidak tahu dirinya itu. Namun saat ia sedang membuka pintu kelas tanpa sengaja mengenai salah satu temannya, Mika.

“AKH! GA PUNYA MATA LO?!” Pekik Mika yang membuat semua atensi anak-anak yang berada dikelas terpusat padanya, Jinandra menyusul teman sebangkunya guna melihat apa yang sedang terjadi.

Bukan membela Andika ataupun Mika, laki-laki itu justru melihat keadaan pintu yang nampaknya sedikit rusak karena dibuka dengan keras oleh Andika.

“Rusak ini.” Ucapnya singkat lalu beralih meninggalkan kedua temannya.

Mika cengoh saat tahu temannya itu nampak tak peduli. “Anjir? Dia ga peduli sama sekali? Dasar jahat.” Cemohnya lalu masuk ke dalam kelas, sebelum itu ia menyempatkan untuk menginjak kaki Andika terlebih dahulu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐧𝐠 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang