19

6.5K 736 44
                                    

.

Jake sudah menunggu kepulangan hyung kecil kesayangannya, bersama Riki yang masih betah memeluknya tanpa bosan sama sekali.

Badan bayi ini masih hangat untung tidak sampai demam, tapi sekarang Riki batuk dan terus bersin, imut sekali.

Kembar pun semangat karena ingin mengerjai kakak sulungnya itu.

"Oppa kapan cih! Wony udah cantik cuga!" Iya gadis kecil itu bahkan sudah memakai gaun dihiasi sayap bak peri dalam dongeng.

"Wony cantik? Papa cantik nda ada wony cantik kaya papa!" Wonyoung mengerucutkan bibirnya, mau mengelak, tapi papa memang cantik tak habis akal, "Wony milip papa altinya wony cantik cuga!"

Jake tertawa melihat pertengkaran kedua anak itu, tidak berniat melerai wajar saja mereka begitu kan bersaudara, "Adek mau mam?" Riki menggelengkan kepala.

"Adek harus mam ya soalnya kan mau minum obat," Jungwon mengalihkan fokusnya pada sang papa.

"Nanti adek nda bica ikut main wleee!"

.

"YUNG!/OPPA!"

Kembar berlari melihat kakak sulung mereka berjalan digandeng ayah masuk rumah, tanpa basa basi kedua badan mungil itu ditubruk hingga Sunoo hampir jatuh kalau saja Sunghoon tidak menahan ketiga tubuh mungil itu.

Sunghoon menggeram marah, "Kalian hampir jatuh sialan! JAKE jaga anak-anakmu, tidak berguna."

Jake yang tadinya tersenyum lebar perlahan luntur, papa muda itu menatap sendu Sunghoon yang menjauh dari mereka, Sunoon dan kembar terdiam.

"Papa hikss .... " ketiga menangis lagi, bukan karena bentakan sang ayah, namun raut bahagia papa mereka berganti sendu, rasa bersalah memenuhi relung hati anak-anak itu.

"Gak papa sayang, hyung kecil, kakak kembar ayo mam! Sama adek iki!"

Sunoo lagi-lagi melihat senyum palsu papanya, "Papa sedih! Hikss .... " meskipun masih kecil Sunoo tahu itu.

Jake tertawa kecil, "Ya sudah hyung kecil paling tau papa, ayo mam yok .... "

.

Meja makan kembali ramai yang pasti tanpa ada Sunghoon disana, Jungwon dan Riki berebut makanan, Wonyoung terus mengajak papanya mengobrol dan Sunoo yang tertawa karena ciuman pada pipi dari sang papa.

Jake kembali tersenyum tulus, "Papa mau kalian mam yang banyak terus istirahat biar kita piknik minggu ini," Sunoo langsung memekik girang.

"Yeay! Donu sayang papa!" Kebetulan si sulung duduk disamping papanya langsung saja memeluk sang papa.

Namun rupanya adik bungsu dipangkuan Jake tidak terima papa kesayangannya dipeluk sembarangan oleh sang kakak dengan kesal memukul kepala Sunoo menggunakan sendok.

"Akh! Papa .... " Jake menatap tajam si bungsu.

"Pappa iki!!'

"Itu papa wony!"

"Papa uwon!"

"Papanya donu!"

"Pappaa! Pa!"

"Astaga kembar papa bilang makan yang sebelah sini jangan ditengah, kalo ayah mau makan ini juga gimana masa bekas kerusuhan kembar?"

"Donu mau papa!"

"Nda bica oppa! Papa punanya wony!"

"Apaan papa itu milik uwon!"

"Astaga sayang adek masih sakit."

Suara keributan keluarga kecil tersebut sampai terdengar Sunghoon, begitu menyenangkan rupanya mereka, namun Jake selalu ingat akan dirinya, apa yang mereka makan Jake selalu menyisihkan untuknya, apapun itu pasti ada dirinya, Sunghoon merasa Jake menghormatinya sebagai kepala rumah tangga.

Rasa lapar yang melanda membuat Sunghoon pergi ke ruang makan mumpung Jake ada disana jadi dia tidak perlu repot menyiapkan perlengkapan makan, atau apapun itu.

Sunghoon sudah tebak kalau ia memasuki ruang makan maka mereka semua timbul diam, cuma bungsu yang mengoceh.

"Mau makan juga? Tunggu sebentar." Jake sambil menggendong Riki menyiapkan makan Sunghoon.

"Adek diam dulu ya, ayah mau makan," Riki kembali rewel, bersinnya tidak berhenti sejak tadi.

"Papa curiga kakak kembar ngajakin adek iki mam es pas papa gak ada," Jungwon jelas menggeleng, "Uwon itu ada mam es cilup cama wony, adek iki nda ada ikut, ya kan wony?"

Tapi gadis kecil itu malah menggelengkan kepalanya, "Papa wony lupa kalo adek iki ada minta punanya wony dikit segini🤏"

"Kalo segitu adek gak bakal sakit, papa sering kasih kalo segini🤏 .... "

Sunghoon mendatarkan wajahnya memilih mendengarkan itu, untung saja Riki belum lancar bicara kalau tidak, ketahuan dia memberikan es krim pada bayi itu, Jake akan mengira kalau dia mencoba menyiksa anaknya perlahan.

"Ya sudah mam lagi, makasih kakak wony mau jujur sama papa .... " Wonyoung tersenyum malu, papa selalu apresiasi apapun yang dia lakukan, Wonyoung semakin menyayangi papanya.

"Ada anak nakal malah mengatakan terima kasih, kenapa tidak hukum anak tidak berguna itu." Ucap Sunghoon spontan.

Suka sekali Sunghoon merusak suasana hangat keluarga kecilnya.

.

My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang