20

7.3K 900 162
                                    

.

Wonyoung menatap tajam pria berstatus ayahnya itu, tidak ada takut sama sekali dengan pria itu, Jake hanya diam saat dua orang bak bercermin tersebut tidak berkedip.

"Malahin yayahnya wony." Jungwon mengompori sang kembaran.

"Halusnya yayah cuga dihukum kalena buat donu oppa cakit! Apa mau malah?! Yayah kecini buat papa cedih gala gala bicala yayah nda copan!!" Sunghoon terkejut, nada bicara itu! Nada yang sering dia gunakan saat marah besar, bagaimana bisa anak gadis ini bisa sama persis sepertinya.

"CIALAN! Mamam cialan! Wony itu pucing dimalahin cama yayah telus di bilang cialan enak yayah dibilangin cuga?! Papa nanis nanis yayah jahat!" Jake terkejut mendengarnya.

Sunghoon ancang-ancang berdiri ingin menghampiri Wonyoung, namun Jake lebih dulu menyembunyikan anak dibelakang punggung, "Papa gak ngajarin wony gak sopan begitu," Wonyoung merasa bersalah, "Yayah yang ajalkan!" Jake tahu Wonyoung paling pintar di antara saudaranya yang lain, mudah bagi gadis kecilnya ini mencerna semua hal apapun.

"KAU?!" Wonyoung muncul dari balik badan sang papa.

"APA?! YAYAH JAHAT! WONY NDA MAU PUNYA YAYAH JAHAT KAYA YAYAH!!"

Jungwon menahan tubuh kembarannya takut ayah akan melakukan hal diluar nalar jika Wonyoung terus melawan, "Wony .... kalo wony cakit uwon ikut cakit cugaaa .... bialin yayah, nanti papa yang bicala cama yayah ..... uwon cayang wony papa cayang wony, wony mau papa cedih lagi?"

"Sunghoon maaf .... " Jake berkata takut-takut pada suaminya, Sunghoon kehilangan kata-kata, kenapa dia seperti melihat diri sendiri ketika melihat perlawanan gadis kecil itu?

Sedangkan Sunoo menelungkupkan kepalanya di meja makan, ayah? Kata itu membuatnya trauma, orang yang akan jadi pemeran jahat disebuah cerita pendek, Sunoo takut. Berbeda dengan Sunoo, si bungsu melotot lucu pada sang ayah.

Sunghoon tertawa sarkas, "Maaf? Anak mu ini tidak beradab sama sekali, kau mengajarkannya? Pantas, sekarang ikut aku." Jake pasrah diseret paksa Sunghoon, Riki diberikan Wonyoung.

"Papa hikss ..... " Sunoo menangis kencang, mental anak ini mulai terganggu.

.

Bruughh!

Jake dilemparkan ke lantai kamar pribadi mereka berdua, Sunghoon mengambil ikat pinggang yang tergantung di balik pintu.

"Aku begitu membenci keluarga ini!"

Ctass!

Ctass!

Ctass!

Ctass!

Ikat pinggang asli dari kulit itu menyapu kaki jenjang nan putih milik Jake, Sunghoon tidak main-main dengan apa yang dia lakukan. Jake berusaha menjauh sayang sekali suaminya melayangkan ikat pinggang itu tanpa henti.

"Ajarkan anak itu tata krama!"

Ctass!

"Kenapa kau tak mampu mendidik mereka? Buang mereka aku akan bawa mereka ke panti asuhan!"

Ctass!

Jake meringis kesakitan menahan ngilu serta nyeri pada kakinya, "A-ampun s-sunghoon .... " Jake tidak akan berteriak yang akan terdengar oleh anak-anaknya.

Bugh!

Satu kepalan tangan mencium rahang Jake menangis pelan Sunghoon kembali melayangkan pukulan demi pukulan pada Jake, dan semua dapat empat anak itu dengar dari luar kamar.

Sunoo bersandar pada pintu telinganya menempel pada pintu pun menangis tanpa suara, "Papa .... kita nakal sampai ayah pukul papa .... " Wonyoung terduduk didepan pintu bersama Riki dipangkuannya, Jungwon memeluk lututnya.

Papa orang yang menyayangi mereka sepenuh hati sekarang lagi-lagi berkorban, Sunoo dapat membayangkan wajah cantik papanya penuh air mata, Jungwon ingin cepat besar agar dapat melindungi papa dari orang jahat yang ingin menyakiti papanya, Wonyoung menyesal sudah melawan ayahnya kalau papanya jadi sasaran.

Riki memeluk leher kakak perempuannya dan tertidur.

"Papa kita ..... hikss .... "

.

Setelah menghajar habis Jake bukannya merasa bersalah Sunghoon dengan santai menelepon selingkuhannya didepan Jake, dapat rasakan sakit hati seorang pasangan jika sudah begini.

Bukan hanya sakit fisik, Jake juga sakit batinnya.

Luka koyak bekas sabetan ikatan pinggang mengeluarkan nanah, Jake bangkit perlahan menuju kamar mandi.

Sunghoon menatap punggung sempit itu, namun buru-buru memalingkan arah pandangannya, dan membuang ikat pinggang mahal miliknya itu ke bak sampah.

"Iya sayang aku kesana sore nanti," Sunghoon menyahut pada wanita diseberang telepon.

Di dalam kamar mandi Jake langsung menangis kencang tanpa takut terdengar karena dia berada dibawah guyuran air yang pasti suara akan teredam gemercik air.

Tidak peduli rasa perih disebab dari luka terkena air Jake tetap mandi.

"Tuhan .... aku sakit .... tolong akuu ... anak anakku ... "

Rasa sakit ini terlalu menyiksanya Jake tidak sanggup, kalau dia sendirian menderita tak apa, tapi anak-anaknya Jake tidak akan rela dan tidak akan kuat.

.

My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang