29

7.2K 827 122
                                    


.

Nasib Sunoo dan Wonyoung sangat malang saat berada dirumah nenek kakeknya, si sulung diberi target mendapatkan nilai terbaik selama sekolah. Jika tidak maka rotan dan kamar mandi sudah menunggunya.

Wonyoung sudah didaftarkan masuk sekolah khusus putri akan tinggal di asrama padahal usia anak itu masih sangat muda, semua tahu bahkan gadis kecil itu belum lancar bicara.

Nenek Park persis seperti ayah pemarah dan kasar.

Sunoo meremat kertas ulangan hariannya yang mendapatkan nilai 100 sesuai keinginan neneknya, lho kenapa Sunoo terlihat takut? Sebab mau nilainya tinggi atau tidak rotan akan tetap menyabet badannya.

"Mana ulanganmu?" Dengan tangan bergetar memberikan kertas ulangan itu pada sang nenek.

Kening wanita tua itu mengerut, "Ini bisa dapat 100 kenapa kemarin dapat 95?!" Rotan kembali menyapa badan mulus Sunoo sampai bekas merah tercetak diseluruh bagian tubuhnya.

"Kenapa kamu mirip sekali dengan papamu? Aku membencinya!!" Sunoo meringkuk kesakitan lalu badannya terseret menuju kamar mandi.

Sunoo akan dikurung sampai pagi hanya akan keluar dari kamar mandi jika akan sekolah saja, bisa dikatakan tempat tinggal Sunoo sekarang adalah kamar mandi.

Kalau Jungwon dan Riki hidup nyaman walaupun pikiran mereka tidak tenang sama sekali memikirkan nasib saudara mereka. Jungwon merasa ia berada disangkar emas penuh kemewahan, namun tidak ada kebahagiaan.

Riki sering menggumamkan nama papa saking rindunya pada sang papa yang tak kunjung anak itu lihat, "Papa manah?" Jungwon menggeleng.

"Papa nda tau cuga uwonnya, tunggu ya?" Riki kembali mengangguk untuk kesekian kalinya.

"Ade iki lindu papa .... yungii ...hikss ....."

Jungwon memangku sang adik, "Cama cuga uwon lindu papa ... dimana ya papa ... " Mereka menangis lagi, lihat seberapa banyak air mata yang mereka keluarkan karena menangisi keluarga ini?

.

Tiba saatnya Wonyoung diantarkan ke asrama khusus putri itu, gadis kecil itu sudah cantik memakai skirt pink dan kemeja putih lengan pendek, dan melambaikan tangan pada mobil sang ayah.

"Papa tolongin wony ... wony lindu uwon cama oppa cama ade iki cama papa cuga ... wony nda mau picah .... wony mati aja dalipada picah hikss.... " Wonyoung susah payah menahan tangisannya walaupun gagal.

Papa orang itu paling Wonyoung harapkan kehadirannya, orang yang menyayangi tulus tanpa ada apapun niat lain, orang yang selalu mengatakan bangga dan terima kasih atas kehadirannya, orang yang tersenyum cantik padanya dan berhasil membuat gadis kecil itu iri.

"Papa wony mau mati aja .... hikss ... nanti jangan lindu wony jangan nanis kalena wony telus jangan cedih wony nda ada lepotin papa cantik, tapi wony celalu cayang papa cama uwon cama oppa cama ade iki .... " gadis itu berlari masuk area sekolah sebagai murid paling muda disana sekolah Produce 48 tempat wanita karir tumbuh dan sukses.

Kalian tahu apa yang terjadi pada Wonyoung disana? Anak itu menjadi korban bullying oleh yang lebih tua darinya, dan mendapatkan kekerasan dari mereka.

Tidak jarang Wonyoung bolos kelas seharian karena pingsan di gudang dan tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Wonyoung bangun menolong dirinya sendiri.



.

Aku mau jelasin kalo mf udah tamat dan semua udah tinggal publish.

Tungguin aja karmanya sungun🥰


My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang