.
Wonyoung berjalan mundur melihat banyak kakak kelasnya menyeringai dengan membawa balok kayu ditangan masing-masing, anak gadis kesayangan Jake itu menangis sama yang seperti papanya lakukan setiap hari belakangan.
"Wony nda calah! Hiksss ..... wony mau papa cantik! Unni nda boleh pukul! Hiksss .... " tanpa sadar Wonyoung sudah berada ditepi anak tangga menuju lantai dasar.
Salah satu anak perempuan yang jauh lebih tinggi dari Wonyoung langsung mendorong gadis kecil itu hingga badannya jatuh terguling menuruni anak tangga, dan seluruh tubuh juga lantai tempat Wonyoung tergeletak penuh darah.
Mata cantik keturunan Jake itu tertutup dengan senyum terpatri indah dibibirnya, "Wony cayang papa .... " Wonyoung menghembuskan nafas terakhirnya tepat pada usia 5 tahun kurang 1 bulan.
Anak-anak remaja pembully Wonyoung malah tertawa seakan menonton atraksi lucu, dan mereka pergi ke kamar masing-masing tanpa rasa bersalah.
Sedangkan dilain tempat Sunoo meremat rambutnya sendiri lalu berteriak histeris tanpa sebab, "PAPA!! PAPA!!!" Seperti orang gila.
Penghuni rumah terkejut bukan main lalu menghampiri Sunoo, sesaat mereka terdiam melihat keadaan berantakan anak kecil itu. Baju kotor, membawa buku yang berserakan dilantai dan wajah memucat dengan lingkar mata menghitam.
Sunoo menatap mereka kosong tak lama tertawa nyaring, dan berlari menghampiri mereka lebih tepatnya sang nenek juga kakeknya.
"AHHKKK .... JAHAT! AHHAHAAAA DONU BENCI NENEK!! HIKSSS .... DONU MAU PAPA!!!" Tertawa dan menangis disaat bersamaan sambil menarik rambut neneknya.
Sunoo melompat sambil menjambak rambut wanita tua itu membuat semua orang terkejut, "BODOH! NENEK YANG BODOH! AHHAHAAA BODOOOH .... hiksss .... "
Paman anak itu menarik paksa Sunoo mengikatnya juga serta mengurung Sunoo ke dalam gudang karena anak itu terus mengamuk.
.
Sunghoon terkejut setelah mendapatkan telepon dari sekolah Wonyoung jika anak itu dilarikan ke rumah sakit akibat jatuh dari tangga asrama setelah didorong kakak kelasnya.
"Sunghoon aku ikut .... mohoooon .... hiksss.... " Jake memeluk lengan Sunghoon.
Tidak ada waktu berdebat Sunghoon mengiyakan saja yang Jake minta, dan setibanya dirumah sakit Jake langsung jatuh lemas mendengar perkataan dokter.
"Ananda Wonyoung sudah meninggal satu jam sebelum dibawa kerumah sakit." Jake tersungkur dan menangis sekencang mungkin.
"Wony jangan tinggalin papa ... princess .... " badan kecilnya merasa lemas seketika.
Sunghoon terdiam jantungnya tiba-tiba berdetak cepat.
"W-wonyoung .... " lirihnya begitu pelan.
.
Gadis kecil itu terbaring nyaman dengan senyum manis dibibirnya di atas brankar rumah sakit seakan sudah ikhlas pada takdirnya, Jake menangis sesegukan dan menggendong anak perempuan satu-satunya yang sering membantu menjaga si bungsu.
Jake membawa Wonyoung terbaring dipangkuannya lalu mengelus pipi gembil babak belur milik sang anak, Sunghoon melihat semua itu tanpa sadar menitikkan air mata.
Tubuh gadis kecil itu sudah setengah kaku, "Senyum anak papa cantik sekali .... kenapa ninggalin papa? Gak mau bela papa lagi kalo dimarahin ayah? Ayo buka matanya buat papa sekali aja .... katanya mata wony cantik .... " Jake menempelkan pipinya dengan pipi dingin Wonyoung kemudian menggesekan pelan hingga Jake terkekeh miris.
"Wony kuatkan? Kenapa gak mau bertahan demi papa?" Dokter membiarkan Jake mengutarakan isi hatinya karena kehilangan anak bukan hal yang mudah.
Semua orang pihak keluarga menyaksikan semua itu dalam diam Jake kehilangan sebagian dunianya, seorang ibu yang kehilangan satu-satunya gadis kecil dalam keluarganya.
"Tapi wony gak menderita lagi kan? Papa belajar ikhlasin semuanya ..... wony bakal jadi bidadari nanti ya disurga, tungguin papa ya sayang?" Jake memeluk erat jenazah gadis kecilnya dan menangis tanpa suara.
Mata Sunghoon dan Jake bertemu, namun Jake mengalihkan pandangannya lebih dulu.
"SUNGHOON! SUNOO MASUK RSJ!"
.
Masih menuju kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family [sungjake]
FanfictionTAMAT feat. Sunoo, Jungwon, Wonyoung, and Riki. Sunghoon menganggap keluarga tidak ada, seorang ayah yang menyesal diakhir cerita "Aku minta maaf."