24

6.4K 834 63
                                    


.

"Tunggu aku disini, mau makan tinggal telepon OB jangan keluar ruangan, dan baby nanti ada mainan supaya baby tidak bosan." Jake dan Riki duduk nyaman di dalam ruangan Sunghoon atas perintah pria itu sendiri.

Jake memangku Riki mengangguk patuh sedang Riki menatap sang ayah penuh kekaguman, lalu mengangguk polos sambil terkikik imut.

Sunghoon berjongkok didepan Riki, " Doakan ayah ya baby? Biar menang proyek besar hari ini, nanti ayah belikan mobil." Riki menangkup rahang tegas sang ayah dan tergelak.

"Yayah mau jadi helo?" Rupanya anak ini masih kagum padanya astaga menggemaskan sekali.

"Iya baby, ayah pergi dulu." Jake berdoa dalam hati untuk kesuksesan suaminya.


Riki turun dari pangkuan sang papa dan berlari mengelilingi ruangan sang ayah.

Karena bosan Jake pun berencana merapikan meja kerja Sunghoon yang sangat berantakan,  hal ini wajar sebab menjabat sebagai direktur II diperusahaan ayahnya Sunghoon tidak mungkin sempat beberes ruangan.

Namun ketika merapikan tumpukan kertas ada figura wanita cantik disana, dan Jake tahu persis siapa dia, itu kekasih Sunghoon.

"Memang tidak ada celah aku masuk ke dalam hatimu." Jake mendirikan figura itu dan kembali membereskan semuanya.

Ketika membuka laci meja kerja suaminya pria cantik itu kembali terkejut melihat fotonya bersama anak-anaknya dicoret menggunakan tinta merah, dan ada kata mati tepat diwajah Jake.

Jake menitikkan air matanya, "Baik aku akan pergi, Sunghoon setelah ini membawa anak-anakku."

"Papa ade iki mau cekali pup!"

.

Cukup lama menunggu Sunghoon akhirnya pria itu sudah datang sambil tersenyum lebar, kemudian menatap sekeliling ruangannya indah rapi setelahnya Sunghoon mengangkat tubuh sang anak, dan memeluk Riki erat.

Jake lagi-lagi jadi penonton mereka berdua ternyata begini melihat Sunghoon bahagia setiap memenangkan proyek, sayang hanya Riki yang mendapatkan pelukan suka cita itu, Jake tidak akan bisa menembus semuanya.

"Baby ayah menang!" Riki memekik dengan suara khas bayinya merasa hal yang dirasakan sang ayah.

"Saham ayah naik 37% baby, nanti ayah akusisi perusahaan ini sepenuhnya jika kita menang satu proyek lagi," Sunghoon menciumi pipi gembil Riki bertubi-tubi.

Hal yang sangat indah jika Jake ikut berbagi rasa bahagia itu, namun itu tidak mungkin Sunghoon tidak akan membiarkan orang lain memasuki kehidupannya, kecuali orang yang pria itu cintai.

Jake kembali duduk memperhatikan Sunghoon dan Riki yang sedang mengobrol, lucu sekali tahu sekali bungsu bicara satu kali Sunghoon mencium anak itu.

"Kamu membersihkan ruangan ini?" Jake mengangguk.

"Tidak rapi, dan jangan lagi melakukannya aku tidak suka orang lain menyentuh barang ku selama dikantor." Jake menunduk tak ayal mengangguk.

Sunghoon menatap lamat Jake yang menunduk sedih, bukan apa-apa tapi Jake pasti mengetahui figura itu dan foto corat coretnya, Sunghoon merasa bersalah.

"Ya sudah Sunghoon ayo jemput kakak kembar." Tidak mau lagi larut dalam kesedihan Jake kembali tersenyum dan mengajak kedua orang itu pergi.

"Kita makan siang diluar, baby." Tapi mata Sunghoon tak lepas menatap Jake, dan pria cantik itu mengangguk patuh.






.


My Family [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang