Jangan lupa komen
."Yayah mau kemana ya?" Jungwon selaku ketua geng sepeda saudaranya hari ini bertanya dengan Sunoo kakak tertua yang sibuk menghias sepeda lipatnya.
Jake membelikan anak-anak itu masing-masing satu sepeda agar bisa bermain dihalaman rumah jika malas berteman keluar, sepeda mereka punya roda 4 jadi tidak takut mereka jatuh, anak-anak itu pun dilengkapi dengan alat pelindung diri.
Melihat papa mereka beserta ayah yang sangat rapi disertai Riki berpakaian tak kalah rapi Jungwon memerintah saudaranya mengayuh sepeda mendekati orangtua mereka.
"Ade iki mau kemana?" Sunoo bertanya lebih dulu.
"Kenapa papa gak lapi kayak ayah sama ade iki?" Si sulung itu terus bertanya.
"Oh ayah sama adek iki mau jalan-jalan, hyung kecil sama kakak kembar mau ikut?" Jake tersenyum, namun respon anak-anak itu menggeleng pelan kemudian saat ingin Jungwon mengayuh sepedanya menjauh Riki memekik kesal.
"Dak! Won itut!! Dak!" Jungwon menghela nafas kasar, anak-anak itu seperti dalam komplik besar saja apalagi wajah tegang Sunoo, Jake terbiasa melihat interaksi itu tersenyum saja, berbeda dengan Sunghoon yang tampak sedih.
Anak-anaknya pasti menolak ikut dengannya yang jahat ini, itulah pikiran ayah muda nan tampan itu. Padahal Sunoo, Jungwon dan Wonyoung ragu untuk ikut takut merepotkan ayah lalu berakhir papa sedih lagi, anak-anak itu hanya memikirkan papa mereka saja.
"Ayo ikut ayah, papa gak ikut soalnya masih banyak kerjaan ini, gak papa kok." Sunoo melepaskan helm-nya disusul alat pelindung di lutut dan sikunya.
"Ya sudah donu ikut ayah," Namanya kakak pertama itu pancingan anak lain pasti mengikuti terbukti si kembar mengikuti kakak mereka.
"Papa jangan pelgi ya? Wony sebental aja pelginya," anak perempuan itu mengecup pipi sang papa.
"Ayo ayah donu jalan dibelakang, dadah papa .... nanti donu beliin mam yang banyak buat papa ya?"
Sunghoon tersenyum tipis kala mereka mengikutinya yang artinya dia tidak tolak anak-anaknya sendiri, pria itu berbalik menatap Jake, "Aku pergi dulu ya? Jangan masak malam ini aku beli diluar aja makan malam buat kita sekeluarga, ingat kata anak anak tadi jangan mencoba pergi. Setelah ini kita juga perlu bicara."
Pipi Jake memerah mendengar suara tegas itu berkata penuh kehangatan untuknya, "H-hati hati ya jaga anak anak." Sunghoon mengelus surai Jake sambil mengangguk.
.
Jake jadi ragu meneruskan rencananya tentang gugatan cerai yang dia ajukan ke pengadilan lewat pengacaranya, kenapa Sunghoon berubah sejak bangun tidur tadi sore. Pria itu mimpi sangat buruk kah? Jake bertanya-tanya dalam hati. Sunghoon jadi berubah lembut padahal baru semalam mengajaknya bersetubuh tak kenal lelah dan begitu kasar.
"Mungkin Sunghoon langsung tidur habis itu masih kotor makanya mimpi jelek jelek," Jake menggelengkan kepala setelah itu kemudian lanjut membersihkan kamar mereka yang masih berbau seks mereka tadi malam.
Di lain tempat Sunghoon menunggu seseorang bersama anak-anaknya, namun anak-anaknya duduk dibangku cukup jauh darinya agar tidak terlibat masalah dewasanya.
"Hai sayang lama ya aku datang?" Iya itu selingkuhan Sunghoon yang daritadi dia tunggu.
"Tidak juga," Sunghoon melirik sekilas anak-anaknya yang sibuk memakan cemilan mereka.
"Ayo kita putus." Wanita itu melotot matanya yang sudah berias cantik membelalak seakan ingin keluar dari tempatnya.
"Aku gak mau!!" Sunghoon menggelengkan kepalanya kemudian menyerahkan sejumlah uang untuk mantan kekasihnya itu.
Wanita cantik berpakaian sangat seksi itu berdiri dari kursinya dan mengambil uang itu.
Plakkkh
"Yayah!!" Wonyoung mendekati sang ayah.
Dari wanita itu membentak dengan nada tinggi Sunoo, Jungwon dan Wonyoung memperhatikan ayah dan wanita seksi itu, tentu saja gadis kecil itu tidak tinggal diam tanpa disangka dia mendorong kaki jenjang wanita itu hingga jatuh.
"Jangan pukul yayah!! Dasal nda sopan!! Yayah nda pukul pelempuan jadi wony balas sendili!!" Sunghoon menggendong anak gadisnya dan menjauh dari sana.
"Dasal penyihil!!"
.
Pulang dari jalan-jalan Jake terkejut melihat anak-anaknya menangis kecuali Riki yang sibuk memakan jeli miliknya, apa yang kalian harapkan dari anak sekecil Riki yang tidak terlalu paham apa-apa.
Jake juga melihat baju Sunghoon kotor bercak coklat, "Kalian kenapa sayang? Hyung kecil kakak kembar? Sunghoon? Ini kenapa pipinya kena kayak dicakar orang? Kalian kenapa?"
Sunghoon dan anak-anak memeluk Jake erat seakan ingin mengadu, "hikss .... tadi ada nene sihil pukul yayah terus dolong yayah kayak olang kesetanan papa, liat, yayah kasian .... " Sunoo menangis.
"Sunghoon?" Pria itu mendusel diceruk leher si cantik.
"Aku putuskan dia demi keluarga kita, dan inilah resikonya tapi gak papa aku akan memperbaiki hubungan kita demi masa depan kita, demi malaikat kecil kita."
Sunghoon sadar dia mencari kebahagiaan kesana kemari tanpa sadar tuhan mengirimkan mereka agar dia bahagia, dia berusaha mencari cinta padahal ada banyak cinta sedang menunggunya. Selama ini Sunghoon sadar dia hanya menampik rasa sayang dan cinta yang tumbuh berkembang dihatinya.
"Aku terlalu jauh dari kalian, aku salah. Aku ayah yang jahat. Ayah yang gagal." Ayah yang menyesal di akhir cerita untung saja tuhan tidak mengambil kembali malaikat yang sudah dititipkan -NYA pada Sunghoon.
.
Ingatkan chap 27? Nah habis itu Sunghoon tidurkan belum mandi sama sekali habis ninuninu sama jake makanya kan chap 34 Sunghoon bangun keadaan telanjang. Jadi dari chap 28 awal Jake bilang cerai itu udah ada dimimpi Sunghoon.
Gara gara alur cerita ini aku dapat hate komen .... bagian siapa pun yang ngirim itu harus mikir dua kali, jangan kayak gitu lagi aku gak marah tapi kena mental astaga, coba kamu digituin juga gimana rasanya? Balikin semua ke diri kamu, coba dipikir lagi mana ada cerita aku yang sad ending? Aku sempet kepikiran unpub semua cerita, tapi masa gara-gara satu orang pengirim berakhir semua yang gak punya masalah gak bisa nikmatin lagi ceritanya? Aku udah hapus komennya, siapapun kamu aku doain jadi sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family [sungjake]
FanfictionTAMAT feat. Sunoo, Jungwon, Wonyoung, and Riki. Sunghoon menganggap keluarga tidak ada, seorang ayah yang menyesal diakhir cerita "Aku minta maaf."