Keesokan harinya, Renita telah bersiap-siap untuk pergi. Tapi sebelum itu, dia berkaca untuk memastikan. Apakah dirinya telah cantik?
Hanya setelah melihat cerminan wanita seksi, cantik, dewasa dengan senyum indah di bibir merahnya pada kaca beberapa waktu, dia mengangguk.
"Wajah sudah cantik dan menarik, pakaian yang aku kenakan juga oke. Aku tidak sabar untuk segera mengetahui reaksi Rendra setelah melihat penampilan ku." Renita tersenyum, merapikan beberapa pakaian, mengambil tas kecilnya yang terbuat dari kulit buaya, dan segera pergi ke pintu.
"Ceklek.."
"Ceklek.."
Suara dua pintu kamar terbuka terdengar hampir bersamaan saat Renita membukanya.
Menoleh ke sumber suara lain, Renita melihat di pintu kamar sebelah, dan menemukan Gilang juga keluar dari dalam kamar.
Saat ini, Gilang keluar menggunakan kemeja putih lengan panjang tanpa dasi, tiga kancing baju yang tidak di rapikan, yang memperlihatkan dada pria yang kokoh dan dewasa. Di bawahnya, dia menggunakan celana hitam panjang polos dan sepatu hitam mengkilap.
Jika di amati secara teliti, Gilang saat ini terlihat elegan dan menarik. Apalagi ketika dada kekarnya terlihat di bawah dagunya. Bahkan Renita sendiri mau tak mau harus mengagumi ketampanan dan kegagahan Gilang.
"Ada apa dengan pandanganmu? Apakah kamu akhirnya melihat bahwa aku tampan dan gagah?" Kata Gilang memuji dirinya sendiri ketika melihat Renita melihatnya dengan pandangan melamun.
"Huh.." Renita tidak menjawab dan mendengus. Lalu mengeluarkan kacamata hitam dari tas kecilnya dan berjalan turun.
"Hei, tunggu! Mau kemana kau dengan pakaian seperti itu?"
Baru berjalan beberapa langkah, dan mendengar suara Gilang dari belakangnya, Renita harus berhenti dan berbalik untuk melihatnya sambil melepaskan kacamatanya.
"Aku mau keluar. Apa masalahmu?" Tanya Renita cuek.
"Apa katamu? Kamu mau keluar dengan pakaian seperti itu. Lihat, kamu hanya memakai dress tipis yang terbuka tanpa lengan, dan terusan sampai ke paha mu. Apa kamu tidak sadar, jika ada yang melihatmu seperti ini, reputasi ku akan hancur."
"Hehe..." Renita tersenyum sinis dan lucu ketika mendengar ucapan Gilang, "Ohh. Gilang. Apa kamu cemburu aku dilihat pria lain selain kamu?"
"Siapa yang cemburu!" Gilang buru-buru menjawab dengan cepat dan menyangkalnya. "Aku hanya tidak ingin ada seseorang yang melihatmu dan merusak reputasi baikku."
"Tidak masuk akal!" Renita langsung membantahnya, "Kamu bilang aku akan merusak reputasimu? Lalu bagaimana dengan reputasiku saat kamu bermain-main dengan wanita simpananmu?"
"Itu bukan urusanku." Gilang tidak peduli.
"Haha...kamu tidak peduli, lalu kenapa aku harus peduli dengan reputasimu? Ini tubuh-tubuhku sendiri, terserah orang lain untuk melihatnya, aku juga senang jika ada yang menghargai tubuhku. Apalagi jika ada pria tampan dan mapan yang kecantol dan mengajakku makan malam."
"Hei! Renita Aprilia! Kau masih istriku, jaga omonganmu!"
Renita tersenyum semakin lebar saat Gilang mulai marah, "Aku memang istrimu, tapi itu dua tahun yang lalu. Sejak kamu mulai berselingkuh, aku bukan lagi istrimu, dan kamu tidak berhak untuk mengurus hidupku. Bye...aku harus pergi menemui Abang pujaan hatiku."
Tidak lagi memperdulikan ekspresi marah Gilang, Renita segera turun kebawah.
"Sialan! Dasar jallang! Awas kau Renita." Gilang masih berdiri di depan pintu kamarnya, dan mengumpat.
Saat Gilang masih marah di lantai dua, dan Renita berjalan dengan senyum kemenangan menuju mobilnya.
Pakaian yang Renita kenakan saat ini memang seksi dan menunjukkan beberapa keunggulan tubuhnya. Tapi dia tidak semata-mata untuk menunjukkan kepada orang luar. Tujuan awalnya memang untuk memanas-manasi Gilang.
Selain untuk membuat Gilang emosi, ini juga disiapkan untuk Rendra. Tapi dia tidak dengan bodoh membiarkan orang luar melihat keindahan tubuhnya.
Renita bukan pelacur, dan wanita murahan. Dia juga tidak akan dengan gampangan memperlihatkan aset berharganya kepada orang asing.
Untuk menutupi tubuh seksinya, Renita telah mempersiapkan banyak jaket di mobilnya. Dan setelah masuk ke mobil, dia segera mengenakan jaket hitam itu, dan menutupi semuanya. Sesampainya di hotel, orang-orang yang melihatnya hanya akan melihat wajah mempesonanya tanpa benar-benar mengetahui apa yang ada di baliknya.
Hotel yang Renita tujuh masih sama, dan kamarnya masih no 69, kamar yang sebelumnya Renita pakai untuk mengambil keperjakaan Revan.
Sama seperti sebelumnya, ketika Renita baru membuka pintu kamar, seseorang sudah menunggunya terlebih dahulu disana. Pria itu adalah pria dewasa, Rendra. Pria yang melakukan panggilan video panas dengan Renita dimalam kemarin.
Saat ini, Rendra telah berdiri di kamar di depan kamar tidur tanpa pakaian, dan hanya menggunakan celana pendek. Karena tidak memakai pakaian, dada lebar dengan perut kotak-kotak serta bulu halus panjang di dadanya itulah yang Renita lihat pertama kali.
Turun kebawah, Renita melihat celana Rendra telah menonjol, dan bahkan sedikit kepala dengan menggoda menyembur keluar karena tidak muat di sana.
"Abang Rendra, itu sepertinya sudah bangun." Kata Renita menggoda sambil berjalan ke arahnya.
Saat sedang berjalan, Renita juga tidak lupa untuk perlahan-lahan melepas jaket di tubuhnya, dan dress hitam rendah terpampang jelas di depan Rendra.
Karena Renita tidak menggunakan bra, dada besarnya bergoyang saat berjalan, dan itu membuat Rendra selalu memandangnya dengan mata panas, dan membuat tonjolan di bawah tubuhnya semakin besar. Tampaknya itu sangat ingin di bebaskan.
Renita tersenyum bangga melihat reaksi Rendra, dan setelah tiba di depannya, Renita mengulurkan tangannya dan menyentuh dada lebar Rendra.
"Abang...apa Renita cantik?"
Rendra sejak awal telah terkejut dengan pakaian Renita. Dia selalu memandangi dada Renita, karena dress tipis yang dia kenakan, entah sengaja atau tidak, itu berlubang, dan putting merah indah dengan areola kecoklatan Renita terlihat jelas.
"Abang...apa adek Renita tidak cantik?"
Suara menggoda Renita terdengar lagi, dan membangunkan Rendra. Pria tampan dan dewasa dengan kumis tipis itu mengangkat kepalanya dan mengangguk.
"Renita, baby...kamu...kamu sangat cantik dan sexi.. Abang tidak tahan.."
"Jadi..." Renita tersenyum centil dan tangannya perlahan turun kebawah dada Rendra.
Mungkin Rendra sudah tidak sabar dengan kecantikan Renita dan betapa seksinya dia, Rendra tidak menjawab dan langsung memegang kepala Renita untuk menciumnya.
Tapi tiba-tiba Renita menghentikan wajah Rendra dengan tangannya dan menghalangi bibirnya untuk mencium bibirnya sendiri.
"Ohh... Abang. Tidak boleh mencium bibir adek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Selingkuhan Ku
RomanceArea 21+🔥🔥Harap bijak. Dan awas! BASAH TANGGUNG SENDIRI 🤭🤭 Renita Aprilia, dan Gilang Pratama adalah seorang suami istri yang telah menikah selama lima tahun. Satu tahun sampai tiga tahun pernikahan keadaannya masih baik-baik, dan masih saling...