Setelah menyimpan nomer telepon pria itu, mereka berbicara hal lain lagi yang tidak penting. Dan karena sudah lama tidak bertemu, mereka berbicara banyak dengan berjalan-jalan sampai malam hari.
Sekitar jam 12 malam, Renita yang kini penuh dengan barang bawaan kembali ke rumah. Saat masuk kedalam penuh dengan barang bawaan, Renita tidak melihat tanda-tanda Gilang di rumah. Tapi dia tidak memperdulikannya, dan masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar, Renita melihat-lihat barang belanjaannya lagi. Dari berbagai macam barang yang Renita beli, kebanyakan dari mereka adalah kosmetik, dan pakaian-pakaian seksi.
Sejak menjadi istri rasa janda, Renita mulai menyukai pakaian yang terbuka, dan menunjukkan tubuhnya pada setiap orang yang ingin dia perlihatkan. Baginya, di kagumi oleh pria lain itu lebih baik daripada di lihat Gilang dengan pandangan sinis.
Setelah puas mencoba semua pakaiannya, tanpa menggantinya, Renita membaringkan tubuhnya di kasur.
Kemudian dia mengingat nomor yang di berikan oleh Luna, dan mulai mengambil handphonenya, dan mencari nomor yang di berikan oleh Luna. Tapi selama beberapa waktu melihat tulisan Singa di layar, Renita ragu-ragu untuk meneleponnya.
Tapi dia sangat tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Luna, dan menekan nama Singa, dia tidak meneleponnya, dan hanya mengirim pesan singkat.
["Selamat malam, Singa."]
Setelah mengirim tombol kirim, Renita mencermati handphonenya beberapa waktu, dan tidak mendapatkan balasan apapun.
Merasa bosan, Renita meletakkan kembali handphonenya. Lalu menarik selimut, dan tidur.
Hari sudah malam, dan mungkin sang Singa sedang tidur. Bagaimanapun, jika dia bahkan memiliki keperkasaan dan energi yang melimpah, singa di hutan juga butuh istirahat.
Hari ini Renita sangat kelelahan, dan tertidur hingga pagi.
Tidak benar, sebenarnya dia tidak lebih dari itu, dan bangun hampir jam sepuluh. Itupun bangun karena merasakan handphonenya di sampingnya bergetar, jika tidak, mungkin Renita akan tidur lebih lama. Sepertinya pertempuran dengan Rendra serta perjalanan dengan Luna telah membuatnya sangat kelelahan.
Mengambil handphone itu, Renita melihat notifikasi pesan di layar handphonenya, dan itu dari sang Singa.
Renita tersenyum, dan membukanya.
["Halo, selamat pagi. Maaf, aku kemarin ketiduran."]
Membaca pesan yang dia kirim, Renita bangun dari tempat tidur dan membalas.
["Hem, tidak apa-apa. Aku kemarin juga kecapekan dan baru saja bangun. Ngomong-ngomong, apakah benar ini Singa?"]
["Ya benar! Apakah ini teman Luna?"]
["Ya, benar."]
["Oohh."]
Setelah pihak lain hanya membalas "oh" Renita merasa bahwa suasana ini agak canggung.
Awalnya Renita mengira jika pria yang dijuluki singa ini akan banyak bicara untuk menyenangkan dirinya, atau setidaknya sedikit menggodanya, tapi Renita tidak memikirkan hal ini.
Sebagai seorang wanita, Renita juga tidak akan dengan gampangan mengambil inisiatif untuk berkenalan, kan? Apalagi, Renita juga telah memiliki banyak pria baik di sisinya.
Jadi, daripada merendahkan dirinya untuk mengambil inisiatif pada pria membosankan dan tidak tahu siapa dia, Renita hanya mengetik "ya" di layar, lalu meletakkan handphonenya.
Dilihatnya dari caranya berkenalan, pria ini agak sombong, dan Renita tidak menyukai tipe pria seperti itu.
Sebelumnya Renita merasa penasaran dengan pria yang dianggap sebagai singa ini, dan setelah berkomunikasi, ketertarikan Renita sedikit menghilang, dan terlalu malas untuk terus meladeninya.
"Daripada memikirkan pria yang membosankan, lebih baik aku menyiapkan sarapan."
Seperti hari-hari biasanya, rumah besar yang hanya memiliki dua orang tinggal tanpa keharmonisan ini sangat sepi, dan suram.
Selain pertengkaran, dan ejekan dari suami istri yang biasanya terdengar, rumah ini seperti tempat tinggal tanpa memiliki pemilik. Apalagi Renita dan Gilang sendiri juga jarang di rumah.
Rumah tangga seperti ini, dulu Renita tidak pernah memperkirakannya. Karena sejak mengenal Gilang, dia adalah seorang pria yang lembut, dan penyayang. Tapi, setelah dua tahun awal pernikahan, dan dirinya tidak bisa memberikan keturunan, Gilang mulai berubah. Dan setelah 3 tahun pernikahan, Gilang benar-benar berubah, dan dengan terang-terangan berselingkuh di depannya.
Sebagai seorang wanita, pada awalnya Resti juga sedih melihat perselingkuhan suaminya. Tapi sekarang, kesedihan itu sedikit menghilang tatkala banyak pria baik yang bisa menghargai dan menyenangkannya.
Jika ditanya menyesal apa tidak atas semua yang telah dilakukan? Renita tidak akan ragu untuk segera menjawab tidak.
Tetapi, dalam hati kecilnya, Renita kadang kala merasa sedikit menyesal dan sedih.
Dulu, ketika baru menikah dengan Gilang, Renita memiliki impian untuk memiliki beberapa anak dan merawat suaminya dengan baik, layaknya istri yang sempura. Yang tampak sangat harmonis dan bahagia.
Sayangnya keinginan tak seindah harapan.
Renita tidak pernah menyangka bahwa semua impian itu hancur saat dia di vonis tidak bisa memberikan keturunan.
Sebenarnya, Renita juga sudah berjuang dan melakukan berbagai perawatan, tapi Gilang tidak sabar, dan inilah yang terjadi sekarang. Mereka masih suami istri dalam hitam putih, tapi mereka adalah musuh dalam kesehariannya.
Sambil berpikiran, Renita sudah turun dan tiba di dapur.
Ketika dia turun, Renita melihat Gilang sudah ada di meja makan, dan sedang makan makanan cepat sajinya.
Gilang di meja makan juga melihatnya, tapi dia hanya melihat samar-samar, tanpa mengatakan apa-apa, dan kembali makan.
Sementara Renita sendiri, dia juga tidak mengatakan apa-apa. Hanya saja, setiap kali melihat suaminya memberikan pandangan seperti ini, yang tampak seperti dirinya adalah boneka, Renita sedikit sedih.
Sebagai seorang istri, pasti adalah hal yang membahagiakan untuk mendapatkan perhatian pagi hari dari sang suami. Apalagi, Renita juga tidak benar-benar tidak memperdulikan Gilang.
Sejak awal, dia mencoba menjadi istri yang baik, dan selalu tersenyum lembut kepadanya. Apapun telah Renita lakukan, hingga dia rela meninggalkan kampung halaman, dan datang ke negeri orang untuk menemaninya.
Jika dikatakan tidak cantik, Renita adalah wanita yang cantik, sangat cantik dan sempurna entah perilaku atau tubuh. Selain itu, Renita juga selalu memperhatikan penampilannya, dan selalu berusaha tampil cantik di depan Gilang.
Tapi usahanya sia-sia!
Hanya karena dirinya mandul, Gilang tidak pernah memperhatikannya. Lebih buruknya lagi, Gilang bahkan tidak mau melihatnya lebih dari satu menit.
Seperti saat ini, meski Renita hanya menggenakan lingerie yang belum dia ganti sejak semalam, Gilang hanya melihat dirinya samar-samar, dan tidak memberikan ekspresi apapun.
Jika itu pria lain, dia pasti akan langsung memuji sambil sibuk mengatakan hal-hal indah, dan mencoba untuk mendapatkan dirinya. Oleh karena itulah Renita suka berpenampilan seksi, dan cantik di depan pria lain untuk membuat mereka memujinya.
Sebenarnya, itu hanya dilakukan untuk menghilangkan kesedihan yang tidak pernah di puji lagi oleh suaminya.
Pada awalnya, itu semua memang berhasil, tapi lambat laun, Renita merasa bahwa itu tidak pernah mengobati rasa sakit hatinya.
Berulang kali Renita ingin bertanya kepada Gilang: Apa kekuranganku? Kenapa kamu mencampakkan ku? Aku istrimu. Aku butuh kasih sayang, perhatian, dan kelembutanmu. Aku juga menginginkan kamu memperlakukan aku seperti para simpananmu.
Namun begitu, ego Renita tinggi, dan dia tidak akan mengatakan hal itu dengan inisiatifnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Selingkuhan Ku
RomanceArea 21+🔥🔥Harap bijak. Dan awas! BASAH TANGGUNG SENDIRI 🤭🤭 Renita Aprilia, dan Gilang Pratama adalah seorang suami istri yang telah menikah selama lima tahun. Satu tahun sampai tiga tahun pernikahan keadaannya masih baik-baik, dan masih saling...