Tiga hari Alena koma, dan hari ini Aldi, Ara, dan Kelvin menjenguk Alena. Kelvin tidak lupa membawakan bunga mawar untuk Alena. Di depan ruang icu ada Dania dan Manda yang menjaga Alena dari luar. Karna kalo masuk harus memakai baju khusus.
"Di dalem ada siapa?", Tanya aldi datar, kepada kakak-kakaknya Alena.
"Gak ada siapa-siapa, ayah gue udah mulai dinas" jawab Dania. Mereka semua langsung masuk ke ruang icu.
Dania melipat kedua tangannya di depan perut. "Gue heran, tiga hari Alena koma. Tapi Elvano sama sekali gak kesini", ucapan Dania membuat manda berpikir hal yang sama.
"Kayanya Elvano sengaja deh kak gak dateng, karna kalo dateng juga dia bakal di salahin"
"Tapi kan, menurut gue Alena butuhnya Elvano, bukan cowok cupu yang suka bawain bunga mawar., Lo liat di ruangan icu udah kaya jualan bunga gue." Gerutu Dania.
Ara tiba-tiba keluar dari ruang icu dengan nafas terengah-engah. "Kak. Alena sadar!",
Dania dan Manda dengan cepat berdiri, dan bahagia. Ini yang di tunggu. "Aku mau manggil dokter dulu", Ara langsung pergi memanggil dokter, sedangkan Dania dan Manda masuk keruang itu.
"Al. Al lo udah sadar"
"Astaga al, akhirnya gue liat mata lo ke buka lagi",
Manda dan Dania memeluk Alena sangat erat, Alena yang baru sadar merasa senang. Moment ini sangat jarang terjadi lagi.
Mata Alena melihat ke sekeliling nya. Pria itu?, Pria itu kemana?, Alena tidak menemukannya. "Elvano"
Dam!
Semua terdiam dengan saling bertatap mata. mereka tidak tau harus jawab apa.
"Biar saya priksa dulu", ucap dokter yang baru datang.
**
Udah genap 10 hari Alena di rawat dirumah sakit. Dia rasa dirinya sudah baikan. Luka di perutnya pun sudah tidak terasa sakit, walau masih di perban.
Dia bingung, kenapa selama dirumah sakit Elvano sama sekali gak dateng buat jenguk dia. Kemana Elvano sebenernya, Alena bingung.
"Kak, Elvano gak pernah dateng kesini tah?", Pertanyaan Adiknya itu di balas gelengan kepala oleh Dania yang sedang menyuapinya.
Alena terdiam!. Apa Elvano gak khawatir sama kondisinya. "Gue mau balik, cape dirumah sakit terus,. Gue udah sembuh"
"Tapi al, lo harus tunggu ayah bolehin lo balik-"
"Gak. Gue mau cabut dari rumah sakit ini.",
Pintu ruangan dimana Alena di rawat terbuka. Ternyata itu Ara dan kelvin. "Gimana keadaan lo, al?", Tanya Ara, sambil menaruh buah di meja samping tempat tidur Alena.
"Udah baik"
Alena melihat kelvin dengan malas, bosen rasanya tiap pagi siang sore kelvin selalu datang.
"Al-", omongan kelvin terpotong waktu Alena bertanya kepada Ara. "Ra, Elvano kemana si?", Pertanyaan dari Alena membuat kelvin cemburu.
"Lah emang dia selama lo dirumah sakit gak kesini tah?", Pertanyaan Ara di balas gelengan kepala oleh Alena.
Ara mulai kesal. Elvano kaya lari dari tanggung jawab.
"Udah lah al. Lo ngapain si masih nyariin tu anak,. Kan dia yang udah buat lo sakit kaya gini.", Ucapan Kelvin membuat Alena kesal. "Jaga ya mulut lo vin. Elvano sama sekali gak salah., Gue yang mau nolongin dia., Jadi lo gak berhak buat nyalahin Elvano" ucap Alena penuh penekanan.
**
Alena sudah benar-benar pulih!. Malam ini dia dengan berani nya datang ke basecame Abareoz untuk mencari Elvano. Bukan maksud lain, dia mau bertanya kenapa El bisa se gak peduli itu sama dirinya. Banyak hal yang mau di tanyakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
Teen FictionKalo lo suka itu pertahanin. Jangan kena angin sedikit langsung roboh. Kaya gue dong. Elvano argantara walaupun gue kena mental tiap hari, gak pernah tu gue nyerah, ga percaya? Baca aja!