Alena, ara, kelvin, siang ini lagi di kantin buat makan siang, di liat liat kelvin kayanya naksir sama Alena. Tapi kalo naksir gak papa si, karena dia anaknya pinter, gak urakan, dan disiplin. Gak kaya Elvano.
"Soal dari Bu Susi susah susah ya", Kelvin membuka topik pembicaraan.
Ara yang mengaku murid goblok. Langsung mengangguk cepat. "Bener. Gue aja ngasal semua tadi, mana ada yang belum di pelajarin tapi udah di masukin ke ulangan harian",
Alena menyungging senyum. "bukan belum di pelajarin, tapi lu tidur waktu Bu Susi lagi ngejelasin Ra", dan terkekeh kecil.
Kelvin ikut terkekeh kecil.
"O. Iya Al, Lo biasa balik naik gokar ya?", Alena bingung, kayanya yang tau dia naik gocar cuman si cowok rusuh itu. "Iya, sekali. Sebenarnya gua niatnya naik angkot, tapi gak dateng-dateng angkotnya"
"Gimana, kalo lo balik bareng gue?", Pertanyaan Kelvin tidak langsung di jawab sama Alena, karena suara ricuh segerombolan laki-laki. Waktu Alena menoleh, gak tau nya si anak nakal yang sok berani sama ayahnya.
Waktu melintasi Alena, Ara, dan Kelvin, mata Elvano kaya gak suka, cemburu buta, karena dia gak berhasil buat si Alena duduk bareng dia, sekarang malah duduk sama Kelvin. Bukan itu saja, El juga menyorot tajam wajah Kelvin.
"Biang masalah." Kelvin sangat benci sama anak Abareoz, karena menurutnya sok jagoan di sekolah.
Tapi, kok tumben El gak ngomong apa-apa dan laju lewati Alena. Malah gadis itu kaget liat muka El yang penuh luka, kaya bekas berantem.
Ayah! Mata Alena langsung melebar, semalem dia tinggalin El sama ayahnya, apa Anton gebukin Elvano?.
"Bentar, gue ada urusan sama elvano", kepergian Alena membuat Kelvin tidak suka, ada apa si mereka, padahal Alena anak baru tapi bisa berurusan sama siswa tampang preman kaya gitu.
"Elvano," Alena langsung memutar badan Elvano 180°, sampai mereka berdua bertatap muka.
Rizki, Bima, dan Rian pun langsung meledeki Elvano.
" Ya ampun neng gelis, mau kemana?", Ingin sekali Elvano menghajar Rian, tapi gengsi karena Ada Alena.
"Gak papa kok, kayanya El butuh pencerahan gara-gara semalem abis berantem", bugh!. El langsung memukul perut Rizki. Dasar mulut ember, Alena pasti makin gak suka sama El, karena suka berantem kaya gini.
Rian menahan sakitnya di tonjok sama Elvano.
"Gue mau ngomong sama, El.", Ucapan Alena langsung di mengerti ketiga orang yang super gak jelas itu, dan tandanya mereka harus pergi.
"Okeee, bye bye cantik, mwahhh", selesai menggoda Alena, rizki langsung menatap cepat El. Dengan wajahnya yang menahan Amarah.
"Enggak kok, El. Bercanda"
Tiga orang itu akhirnya pergi!. Astaga lama banget si, Jadi buang-buang waktu Alena aja.
"Lo berantem sama siapa?", Alena bertanya kaya ibu-ibu kost aja, dengan wajah yang menatap penuh curiga, El. Dan tangan yang terlipat di depan perutnya. "Sampe babak belur gini,. Jawab."
El mengangkat sebelah alisnya, ini kenapa Alena jadi peduli sama El. Padahal mau ayahnya yang ngelakuin juga aturan Alena gak perlu peduli kan, justru dia seneng, bisa buat pelajaran El untuk gak sembarang Dateng kerumah.
Alena gemas. El malah diem aja gak jawab pertanyaannya. "Jawab, El!. Ini yang ngelakuin ayah gue ya?", Elvano langsung menahan tawa, Alena kira ini semua ulah ayahnya, padahal tidak, ini karena El tawuran semalam untuk bela si Andre. Sehabis pulang dari rumah Alena.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
Dla nastolatkówKalo lo suka itu pertahanin. Jangan kena angin sedikit langsung roboh. Kaya gue dong. Elvano argantara walaupun gue kena mental tiap hari, gak pernah tu gue nyerah, ga percaya? Baca aja!