Baru kali ini Alena bakal ngerasain naik angkot! Soalnya di Jakarta setau dia susah nyari angkot, karna rumah dia termasuk komplek.
Katanya Ara si kalo nunggu angkot di depan gerbang sekolah, jadi gadis itu nunggu hampir lima belas menit, tapi kok gak ada si. Mana matahari panas banget lagi, astagaaa, Alena gak tahan, dia langsung memainkan handphone untuk memesan gocar.
Suara motor ninja merah berhenti di hadapannya, Alena gak ngenalin itu cowok, padahal itu adalah Elvano, cowok yang dia injek kakinya.
Waktu Elvano membuka helm, Alena baru sadar. Dan langsung ngehela napas kesal. Kenapa harus dia lagi si?.
"Lo sendirian?"
Alena diam. Gak penting juga jawab pertanyaan cowok ini
"Punya mulut gak bisa ngomong?", Pertanyaan kedua dari el membuat Alena mendengus kesal.
"Berdua, sama jin samping gue, ya sendiri lah. Mata lo gak liat." udah kesal di buat kesal juga sama pertanyaan Elvano yang merupakan basa-basi saja.
Elvano gak ngerti, salah apa si sebenernya dia, kayanya cuman kasih minum doang, sekarang tanya kaya gitu Alena langsung cetus jawabnya.
"Biasa aja dong, gak usah ngegas" umpat Elvano.
"Kayanya yang bawa motor lo deh, jadi lo yang bisa ngegas, gue mah biasa aja."
Elvano malah terkekeh kecil, dengar ucapan cetus dari Alena. "Lucu ni, pinter ya lu ngelawak nya"
Gak jelas!
Cuman itu yang ada di pikiran Alena. Garing amat Elvano ketawa sendiri, padahal itu sama sekali gak lucu bagi Alena.
"Nunggu angkot?" Lagi-lagi bertanya, Alena cape menjawab, dia diem saja akhirnya.
Mobil yang di pesen Alena tadi akhirnya datang!. Syukurlah. Dia bisa pergi dari setan satu itu.
"Nunggu gokar." Alena menjawab, dan langsung naik Mobil itu. "PADAHAL MAU GUE ANTER" teriaknya.
**
"Makasih, pak." Alena turun di depan rumahnya. Ya ampun dia baru sadar, baru sehari sekolah, dia udah di temuin sama cowok yang bakal kasih pengaruh buruk buat dia, jangan sampe dia ketemu lagi.
"Jadi ini rumah lo?" Tanya Elvano, What? Jadi Elvani ngikutin Alena. Mata gadis itu membesar, kaget, kenapa Elvano bisa sampe sini, wah ini kalo sampe Ayahnya Alena tau bisa habis Elvano, bahkan bisa-bisa Alena dapat tuduhan di antar pulang sama cowok.
"Lo ngapain disini?, Pergi cepet pergi. Cepet pergi. Sebelum ayah gue keluar, pergi sekarang, cepet pergi." Alena sangat takut, dia mengusir Elvano dengan mendorong Terus mendorong Elvano untuk pergi, tapi tangan Alena sangat kecil jadi gak kerasa di bahu Elvano.
Tangan keker itu langsung menggenggam semua jemari Alena, sampai gadis itu gak bisa dorong Elvano lagi. "Emang ngapain? Kan gue mau main."
"Hah!"
"Gak usah bercanda, mending lo pulang."
"Lepasin tangan gue. Atau gue hajar lo.", Ancaman Alena malah di balas tawa kecil eh Elvano yang tidak mengetahui gadis di hadapannya itu jago bela diri.
Alena memberontak, dia mengguncang lengan nya, tapi gak bisa, tangan arga lebih kuat genggam tangannya.
"Oke. Gue bakal lepasin tangan lo, cuman kasih tau dulu nama lo siapa"
"Alena." Cetusnya. Dia gak mau basa basi lagi. Dia sangat takut ayahnya liat ada cowok disini.
Pria itu mengangguk, nama yang cantik. "Nama gue Elvano"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
Teen FictionKalo lo suka itu pertahanin. Jangan kena angin sedikit langsung roboh. Kaya gue dong. Elvano argantara walaupun gue kena mental tiap hari, gak pernah tu gue nyerah, ga percaya? Baca aja!