10. latihan jadi pasutri

6 1 0
                                    

Mata Elvano terkejut, waktu pas mau keluar tengah malem di depan rumahnya ada Alena yang berdiri dengan pakaian piama pink.

"Al. Lo ngapain kesini?", Elvano panik. Takut terjadi apa-apa sama Alena.

Gadis itu menghela napas kasar. "mau numpang tidur.",

"Lo mau kemana malem-malem gini?", Elvano gak mungkin jawab yang sebenarnya. Nanti Alena ngelarang, terus makin gak suka sama dia.

"Gue mau nongkrong sama kawan-kawan gue"

"Harus tengah malem?", Pertanyaan Alena buat El tambah gugup, dan makin ketauan kalo El sedang bohong.

"Iyalah. Gue kan laki. wajar,"

"Gak usah bohong, Lo mau nyerang kan?, Lo mau berantem sama orang yang namanya Baron,", Denger ucapan Alena, El gak tau harus apa, Dan yang dia bingungin kenapa Alena bisa tau soal ini.

El terdiam.

"Gue gak suka sama cowok yang sok jagoan--"

"Bukan sok jagoan, Al. Gue bela kawan gue.", Alena berdecak kecil. "ck. Gak harus pake kekerasan."

"All---"

"El. Bisa gak si lo sekali aja nurut sama omongan gue,. Gue gak mau Lo kenapa-napa,", Elvano menatap dalam mata Alena yang tulus ngucapin ini. Apa mungkin Alena udah cinta sama El.

Elvano mengangguk nurut. Dan tersenyum tipis. "Iya"

"Mau kemana, al?" El bingung waktu Alena menggandeng tangan Elvano buat bawa El masuk ke rumah. "Masuk,. Gue mau nginep rumah Lo, tapi inget,. jangan sampe Lo macem-macem.",

Elvano terkekeh kecil, Alena benar-benar masuk kandang buaya tanpa di paksa. "All..."

Di dalem rumah itu Alena sangat was was, dia gak mau sebenernya gini, cuman rasa khawatir dia lebih besar ke Elvano. Dia takut El kenapa-napa, apalagi dia tau pada bawa senjata tajam.

Alena menatap Elvano yang terlihat santai, nonton tv sambil ngerokok. "Al. Udah Lo tidur di kamar bunda", Alena mengidik serem. "Gak. Tunggu Lo tidur baru gue tidur."

Elvano menghela napas panjang, dan berdiri dari sofa depan tv, menatap Alena sangat dalam. "Gimana kalo kita tidur bareng?--"

"Gak usah macem-macem Lo, El."

"Gak macem-macem, satu macem aja"

Alena takut, El terus mendekat ke tubuhnya dengan wajah seram dan nafsu, Alena terus mundur. "Elll, stop!" Sentakan Alena buat El tertawa nakal.

"Kenapa?, Sekali aja, Al. Aman kok..."

"Gak usah gila Lo."

Telapak tangan Elvano langsung menyatu dengan tembok rumahnya, dan mengunci Alena agar tidak bisa kemana-mana, saat ini jantung Alena berdebar, dia takut, apa tindakan dia Dateng kerumah El, salah.

"El..."

"El!"

HAHAHA!

Elvano tertawa kencang. "Dasar bocil polos,"

Alena langsung menghindar sedikit, dan heran, kenapa si Elvano selalu ngerjain Alena, gadis itu kesel, kaya terjebak di rumah jahanam ini.

"Elvano!", Bugh!. El memegangi bahunya yang dipukul Alena dengan sekuat tenaga dalem Alena.

"Maaf, Al. Liat muka polos Lo gak tahan lagi gue, sayang kan kalo gak di kerjain-"

"Brengsek!."

Elvano masih cengar-cengir kaya orang gak ada salah, dia sangat gemas liat ekspresi wajah Alena tadi. "mending Lo tidur, kunci pintunya. Sebelum gue nidurin Lo", ucap Elvano dengan terkekeh kecil di akhir kalimat.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang