Ara dan Alena berdiri di trotoar pinggir jalan bersama penonton lainnya.
"Al. Kita disini aja ya?"
"Iya."
"Eghm. Cuman mau kasih tau lo gak boleh pergi sama ayah lo." Alena kaget dengan ucapan Aldi yang tiba-tiba berdiri di sampingnya. "Aldi. Lo ngikutin gue ya?"
"Iya."
Alena menahan tawa. "Modusin Ara ya?" Ledeknya, ekspresi Aldi langsung berbeda. "Enggak setan." Elaknya.
Ara bingung harus gimana. Dia terlihat diam.
Alena punya ide!. Kayanya dia harus ninggalin Aldi dan Ara supaya mereka baikan. "Gue mau beli es coklat dulu ya"
"Gak usah!" Aldi dan Ara mencegah dengan bersamaan, mengundang tawa kecil dari Alena. "Astaga, kenapa bisa kompak banget si."
Ara memutar mata malas, sedangkan Aldi menghela napas panjang.
"Bentar doang kok,."
"Al-" Alena memotong ucapan Aldi. "Aman kok Aldi..."
Tidak ada cegahan lagi. Alena pergi dari tempat itu untuk membeli es coklat.
Aldi dan Ara sama-sama diam beberapa menit.
Ara bingung harus bilang apa, sedangkan Aldi menunggu maaf dari Ara.
"Gak ada niatan minta maaf?" Tanya Aldi tanpa melihat wajah Ara. "Ngomong itu liat orangnya." Sindir Ara.
Aldi langsung menatap Ara dengan malas. "Gak mau minta maaf?" Ulangnya. Ara salting!
"Bu-buat apa?"
Aldi menghela napas panjang. "Yaudah, berarti Lo gak ngerasa salah."
"Iya. Gue minta maaf. Gue ngaku salah kok. Gue-"
"Stop. Gak usah di lanjut."
"Kenapa?"
"Gak guna bahas masa lalu Lo." Cetus Aldi. Gadis itu gak ngerti Aldi malaj cetus sama dia sekarang. "Oke kalo itu mau lo." Balas Ara.
"Ini mau Lo., Lo gak bisa ngehargain orang baru." Ucapan Aldi memancing Ara untuk emosi. "Udah deh ya. Gue gak mau bahas disini. Kalo Lo kesini cuma buat ngajak ribut, mending Lo pulang." Cetusnya.
Aldi terdiam. Cara Alena gagal!
**
"El. Yakin lo biarin Andre balapan malem ini buat wakilin Abareoz" tanya Rian, dia gak yakin karena pernah nabrak gerbang sekolah bareng Andre.
Di tempat balapan itu, dan di atas motornya, Elvano terkekeh kecil. "Tenang aja, lawan Andre tu gampang" jawabnya.
"Iya Lo. Gak yakinin banget sama kawan sendiri," saut Bima. "Yaelah Bim, Lo gak ngerasain nabrak gerbang sekolah sama Andre" balas Rian.
"Udah lah, gue yakin Andre menang" saut Riski.
Elvano masih menatap Andre yang akan bersiap-siap. Dan melempar tatapannya ke tempat lain yang membuat dia melihat gadis dengan piyama pink, rambut di ikat satu, berdiri depan penjual es coklat. Dari postur tubuhnya El kenal.
Alena!. Waktu gadis itu menengok ke samping Elvano baru ingat itu Alena.
Elvano benar-benar gak suka liat Alena disini, apalagi sendirian. El langsung turun dari motornya. "Mau kemana El?" Tanya Rian. "Nyamperin bocil."
"Mang, coklatnya banyakin ya. Tenang, nanti aku lebihin kok" ucap Alena, "iya neng."
"Ngapain Lo disini?", Pertanyaan Elvano membuat gadis itu dengan cepat mendongak ke samping. Dia gak tau harus senang apa kesel. Soalnya sikap Elvano memang ngeselin seharian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY
Teen FictionKalo lo suka itu pertahanin. Jangan kena angin sedikit langsung roboh. Kaya gue dong. Elvano argantara walaupun gue kena mental tiap hari, gak pernah tu gue nyerah, ga percaya? Baca aja!