Bab 10 : Just Kidding!

2.9K 438 3
                                    

Mata gadis itu menyapu seluruh ruangan kamar pria yang memborgol tangannya. Sama seperti kamar pria pada umumnya. Aroma Baccarat tercium tajam. Ada banyak layar terpasang di dinding. Mungkin tiga sampai empat.

Keringat mengucur di seluruh tubuhnya. Wajahnya pucat. Menerka-nerka kira-kira apa yang akan dilakuakn pria di depannya.

Merasa diawasi, Zhukov hanya tersenyum datar. Ia mengambil permen mint di mejanya. Mengunyahnya sambil melihat Bella dari ujung kaki sampai kepala.

Gadis itu benar-benar ketakutan. Ia duduk meringkuk di pojok kasur. Menjaga jaraknya dari Zhukov.

"Kudengar gadis perawan benci bau rokok. Jadi aku makan perment mint untukmu"

"Aku tak peduli. Sekalipun baumu wangi surga aku tetap tak suka padamu!" Bantah Bella.

Zhukov tersenyum kecil. Semakin lama ekspresi Bella membuatnya semakin kecanduan untuk menggodanya.

Zhukov menggigit bibirnya dengan sensual. Lalu mengambil salah satu koper di lemarinya.

Ia membuka koper tersebut di depan mata kepala Bella. Isinya suntikan, gunting, perban, kapas, pena lancet dan tabung reaksi.

Ia juga memperlihatkan pisau lipat di tangan kanannya. Lalu memutar-mutarnya sambil tersenyum pada Bella. Berjalan mendekati Bella.

Bella semakin panik. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Ia semakin mengeratkan pegangannya pada dipan kasur.

Kenapa dia mengambil pisau dan suntikan?

"A-apa yang akan kau lakukan?" Tanya Bella dengan gugup.

Zhukov berusaha menahan tawanya. Ia mati-matian mempertahankan wajah datarnya.

"Ketika seumuranmu, aku berjaga di perbatasan Lebanon. Membunuh musuh 20-30 orang. Wajahnya mereka ketakutan. Persis sepertimu" cerita Zhukov.

A-apa? Apa dia benar-benar akan melukaiku? Bukankah aku penting dalam ekspedisi ini?

"A-apa kau akan membunuhku?"

Zhukov menaikan salah satu alisnya. Masih memasang senyum datar.

"A-aku masih 20 tahun... srek!" Bella menghirup ingusnya. Air mata sudah mengalir di kedua iris hitamnya.

".. a-akuu bahkan belum pernah punya pacar! Aku setiap 3 bulan mendonorkan darahku, heuk!" Tangisannya semakin menjadi-jadi.

"... aku itu orang baik tau! Apa kau benar-benar tega hah!" Racaunya yang tak terima kalau ia harus mati sekarang.

Zhukov masih terdia. Dia merangkak mendekati Bella. Lalu mendekatkan bibirnya ke teliga Bella.

"Dibanding membunuhmu aku lebih suka mencincangmu dulu" Bisik Zhukov.

Ia mengambil salah satu suntikan di kopernya, lalu duduk di kasur. Tepat di depan Bella. Ia menelusuri pipi ranum gadis itu dengan pisau lipatnya.

"Pilihlah, suntikan atau belati ?"

Bella menggelengkan kepalanya. Ia tak akan memilih keduanya. Ia takut suntikan, Ia juga tak mau terluka karena belati.

"A-aku.. " Bella berpikir keras. Bagaimana caranya lolos dari psikopat di depannya.

Apa benar dia anggota PBB? Bagaimana bisa naggota PBB perangainya seperti ini? Apa dia menyogok saat psikotes karena uangnya banyak ?

Bagaimana ini? Masa aku mati konyol begini? Wajahnya tetap datar dan senyum psikopatnya tak hilang sedetikpun. Apa aku akan mati muda?

Bella terdiam dengan pukirannya. Hingga satu ide bodoh muncul di kepalanya.

"Aku menyukaimu.

Apa kau akan tetap membunuhku kalau aku menyukaimu?" Dusta Bella.

Kutukan Dewi IshtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang