Bab 25 : Demon in the Night

2K 365 8
                                    

Khan POV

Adakah yang lebih menyakitkan dari ini ?

Kekasihku berkhianat dengan sahabat yang paling dekat denganku. Sebanyak apapun aku berusaha, aku... selalu kalah. Para petinggi Greenwood Corp tak pernah puas dengan kinerjaku sebagai CEO. Dari awal, posisi itu memang lebih cocok untuk Zhukov dari pada untuku. 

Aku selalu kalah. Baik dari Diablo, maupun Zhukov. Tak pernah menang sekalipun. Sementara itu aku harus melihat kematian ibuku sendiri. Tercabik-cabik monster yang tak kutahu asal-usul nya. Sementara itu, Zhukov berhasil menemukan mayat ayahnya.

Harapanku sirna begitu saja. Seperti Dandelion kering yang tertiup angin. Aku... tak bisa lagi menemukan ibuku. Tubuhnya habis tak tersisa. Benar-benar tak ada yang tersisa. Kenapa harus sesulit ini ? 

"Maaf menunjukan hal ini pada kalian, ini kenyataannya. Alasan wanita itu mengincar ku, karena pemilik potongan itu.. hanya aku yan bisa menentukannya" Jelas Dewa Nabu.

"Apa maksud mu ?" tanya Shimazu

Dewa Nabu tersenyum tipis. Ia  turun dari kursinya, lalu mengangkat jari telunjuknya ke atas. Lantai bergemuruh dan altar lingkaran di depan kami terangkat. Altar berbentuk lingkaran dengan lima simbol Dewa yang tersusun secara melingkar.

"Pertanyaanmu salah, anak muda. Yang benar adalah... Apa kalian masih bersedia menanggung resikonya? melakukan penyatuan dengan para Dewa pemberontak?" Dewa Nabu memastikan keyakinan kami semua. Alih-alih menjawab, Zhukov menaruh semua potongan Enuma Elish di altar.

"Aku tetap bersedia" tegasnya.

Kuro juga ikut maju.

"Aku juga"

Bella menatapku yang penuh keraguan. Zhukov tak berniat menjadi penerus Greenwood Corp. Baginya, keturunan tidak akan menjadi masalah. Begitupun dengan Kuro yang terdiri dari lima bersaudara. Sebenarnya untuk apa aku berusaha? Ibuku jelas tak bisa di temukan. Begitupun dengan Diane dan El. 

Aku tak tahu apakah El juga bersekongkol dengan Diane atau tidak. Ada bukti kalau Diane merencanakan hilangnya Bella. Bukan hal tak mungkin kalau El juga terlibat. Aku di titik harus mundur dan menyerah. Satu-satunya yang tersisa dariku hanyalah Greenwood Corp. 

Bukankah aku akan lebih unggul dari Zhukov jika dia mandul?

"Aku menolak" jawabku spontan. 

Sontak semua orang menoleh kepadaku. Bella menatapku penuh kecewa, sekaligus rasa bersalah. Namun, ia tak mengatakan apapun.

Maaf Bella, ibuku sudah tidak ada. Apalagi yang kuharapkan ? berkorban untukmu hanyalah sebuah kesia-siaan. Sama seperti aku yang berkorban untuk Diane dulu.

"Kalau begitu, ganti saja denganku" ujar Han.

"Han, kau yakin? Berapapun bayarannya resiko ini terlalu besar" Kuro berusaha mencegah Han.

Aku paham. Kuro bersedia melakukannya karena dia diam-diam menyukai Bella sekaligus berniat menemukan E-Diablo. Pun dengan Zhukov yang berhutang budi pada gadis itu.

"Aku tak akan membiarkan temanku menderita sendirian". Jawab Han sambil menatap Kuro dan Bella.

"Yah... seharusnya aku tak berharap apapun padamu. Sedari dulu, kau selalu seperti ini kan?" Sindir Kuro. 

Ya... itu sindiran yang telak bagiku. Aku sadar diri, alasan kenapa aku selalu kalah. Aku, dengan sikap pengecutku.

"Baiklah... akan kumulai" Ujar Dewa Nabu. 

Dewa Nabu menghampiri altar, cahaya biru keluar dari tangannya. Semua potongan itu menempel sempurna pada masing-masing simbol dewa. 

Han berdiri di dekat simbol air milik Dewa Ea. Zhukov berdiri di tempat Dewa Shamaz, terakhir Kuro yang berdiri di samping simbol Dewa Sin.

Kutukan Dewi IshtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang