Bab 24 : God of the Wisdom

2.1K 383 12
                                    

Tiba di Iraq, hanya Bella, Zhukov, Khan, Han dan Shimazu yang masuk. Sedangkan Leo berjaga di Abu El-Jir. Mereka mengenakan pakaian safety masing-masing.

Sesekali Zhukov membantu Bella mengenakan pakaian seperti anti peluru dan sebagainya. Ia juga memakaikan helm hitam dengan stiker 'Wild Beard' di kepala Bella. 

"Kenapa helm ku kau tukar dengan yang bekas?" Bella menatap helm barunya yang dipakai Zhukov. Sedangkan helm yang ia kenakan adalah helm milik Zhukov. 

"Helm yang kau pakai itu helm keberuntunganku di medan perang. Percayalah, helmku bahkan tidak lecet setelah di lempari granat anggota ISIS" jawabnya. Bella hanya melongo tak mengerti. 

"Benarkah? Kau yakin aman?" 

Zhukov mengangguk sambil mengencangkan anti peluru di tubuh Bella. 

Plak!

"Nah selesai!" ucapnya sambil menepak pantat Bella. Bella langsung menendang tulang kering Zhukov, sayangnya pria itu bisa menghindar. 

"Haha. Tidak kena" Jawab Zhukov sambil meledeknya. Bella menggertakan giginya. 

"Lain kali aku benar-benar akan menggorengnya" gerutu Bella. 

Khan dan Leo memutar bola matanya melihat pertengkaran kekanakan dua orang dewasa di depannya. Salah staunya adalah sepupunya. 

"Tuan Leo, apa kau benar-benar tidak bisa ikut ? Bukankah akan lebih mudah keluar dengan teleportasimu ?" tanya Khan.

"Ta'ban Ahmer sudah bergerak. Salah satu temanmu yang berkhianat itu, pasti sudah memberitahunya. Jika mereka datang dan menghancurkan gunung ini kalian akan terjebak dalam kuil Dewa Nabu". Jawab Leo

"Apa pasukan sebanyak itu masih tidak cukup?" Bella menunjuk ratusan prajurit yang berbaris dan berjaga di sana.

"Dewi Tiamat adalah Dewi yang masih bisa menang meskipun melawan sepuluh orang sepertiku".

Bella menunduk mengerti. Leo adalah yang paling kuat diantara mereka semua. Jujur saja ia masih takut dengan semua rentetan kejadian yang berkaitan dengan kuil itu. Leo menaruh tangannya di pucuk kepala Bella. Ia mensejajarkan wajahnya.

"Jangan khawatir. Kau.. lebih kuat dari yang kau pikirkan. Dewi Ishtar tidak akan memilih gadis yang lemah, yah... kau tidak takut padaku saja sudah sebuah keberanian."

Leo mendekatkan bibirnya pada telinga Bella. Berbisik pelan,

"Aku akan memanggil Pooh untukmu kalau kau berhasil keluar"

Perempatan siku di jidat Bella tercetak sempurnya. Leo meledeknya. Bella sangat menykai monster berbulu putih yang menyelematkannya.

"Apa kau cenayang? dasar menyebalkan" ketusnya. Leo menyeringai, lalu berbalik membelakanginya.

"Yah.. Good luck, jemputanku sudah menunggu" Ujarnya lekas pergi.

Mereka kembali ke Al-Hillah, Iraq. Greenwood juga membiayai penutupan sehari penuh lokasi wisata gerbang Ishtar disana. Menghindari resiko kecelakaan terhadap pengunjung yang datang.

Tiba di sana, sudah ada patung Dewa Nabu yang berdiri. Diluar museum. Bella menatap datar patung yang tersenyum padanya. Namun, bukan patung itu yang ia tuju. Patung dengan altar yang tidak lengkaplah yang harus ia temukan.

"Kau lagi, kau lagi" Ia berjalan mendekati patung tersebut.

Lalu menusuk jarinya dengan pena lancet. Darah menetes di ujung jarinya, mengenai altar tempat berdirinya patung tersebut.

Patung itu berubah  menjadi hijau. Menumbuhkan mawar rambat yang berbunga. Mawar darah, tumbuh mekar seketika.

Disaat yang sama, Langit seolah terbelah, dan berputar. Hanya pijakan Bella dan teman-temannya yang berdiam diri.

Kutukan Dewi IshtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang